Heart Is Content

18^Happines

Hari ini Toey dan Ohm menghabiskan waktu berdua di festival pasar malam yang diselenggarakan setiap satu tahun sekali. Terhitung sudah tiga bulan terlewati sejak mereka berdua menjadi sepasang kekasih, dan hubungan tersebut juga sudah mendapat restu dari orangtua masing-masing.

"Ohm, ayo kita naik itu," ucap Toey sembari menunjuk bianglala besar di sebelah kanan mereka. Tanpa menunggu jawaban dari kekasihnya, Toey lebih dahulu menuntun Ohm menuju wahana yang ia maksud.

"Tunggu di sini sebentar, aku akan memesan tiket terlebih dahulu," kata Ohm seraya mengusak pelan rambut hitam milik Toey.

Menuruti kata Ohm, Toey tetap diam di tempatnya sambil memandang kagum benda raksasa yang sedang berputar di depannya. Toey jadi terbayang dengan semua masa yang pernah ia alami selama hidupnya. Masa-masa buruk, di mana pemuda itu harus menahan rasa kagum, dan masa-masa indah tak terbentuk saat Ohm telah menjadi miliknya.

Toey mengakui, selalu bersama dengan Ohm membuat dirinya merasa aman. Menurutnya, Ohm adalah penolak bala terampuh yang pernah ia miliki. Itu seperti dia seorang rakyat dan Ohm adalah rajanya.

"Kenapa kau senyum-senyum sendiri?" Toey sedikit terlonjak saat merasa ada seseorang yang menyentuh bahunya dari arah belakang.

"Ohm ... kau mengagetkanku saja. Ayo kita naik."

Ohm tersenyum tulus. "Let's go!" serunya seraya menarik tangan Toey, membimbing langkah kecil tersebut untuk naik ke atas ruangan kecil yang dipenuhi gemerlap cahaya lampu.

Tidak banyak kata yang terucap saat bianglala mulai berputar. Kedua insan tersebut sibuk dengan pikiran masing-masing. Lagipula, apa yang harus dibicarakan? Ah, rasanya sangat bahagia sampai tidak bisa berkata.

Setiap beberapa detik, Ohm mencuri pandang pada sosok pria cantik yang kini tengah menatap kagum suasana pasar malam. Sempat terbesit rasa bersalah di benaknya, tapi Ohm sangat bersyukur karena ia masih diberi kesempatan untuk menjaga satu hal yang kini sangat berharga dalam hidupnya.

Percaya padaku, aku akan selalu menjagamu, Toey, batin Ohm. "Kau bahagia?" tanyanya.

Toey segera melirik Ohm. "Sangat bahagia," jawabnya, lalu kembali pada dunia fantasi milik sendiri.

Senyuman kecil dari Toey bisa membuat jantungnya berdetak dua kali lebih cepat. Rasanya baru kemarin ia dan Toey bermusuhan, tapi sekarang sudah berbalik 180°.

"Ohm ...."

Pemilik nama terperangkap basah oleh si korban. Ohm salah tingkah, karena ketahuan melirik Toey diam-diam.

"Coba ceritakan padaku, apa yang kau rasakan saat ini?" Toey sekilas melirik Ohm, sebelum kembali memandang indahnya gemerlap malam.

"Sesungguhnya aku merasakan banyak rasa. Namun, yang paling mendominasi adalah rasa bahagia." Ohm ikut membuyarkan pandangan pada hamparan stan dengan lampu warna-warni. "Kau tahu Toey? Bahkan ketika aku menjalin hubungan dengan Tonson, aku tidak pernah sebahagia ini," tuturnya.

Ohm semakin larut dalam obrolan panjang yang penuh drama. Kedua matanya seakan menyaksikan dokumenter saat dirinya melepas penat, bermain, dan berusaha melupakan sang mantan.

Toey tersenyum kecil sembari fokus dengan pemandangan di depannya. Ohm terlihat sangat serius menjelaskan semua permasalahan hidupnya, sangat terlihat bagaimana sikap dari pemuda itu.

Ohm, aku tidak tahu sampai kapan hubungan ini akan bertahan. Aku selalu berharap kau bisa memegang janjimu untuk selalu melindungiku, lirih Toey dalam hati.

Entah sampai kapan ia akan terus bersama dengan Ohm, rasanya hubungan ini hanya sementara. Meskipun saat ini Ohm terlihat begitu menyayanginya, tidak menutup kemungkin jika kekasihnya kembali pergi. Toey sadar siapa dirinya, bukankah Ohm terlalu sempurna untuk menjadi miliknya?

****

"Masuklah, aku segera pulang." Ohm mendaratkan bibir terbalnya di atas pipi mulus milik kekasihnya. "Selamat malam, sampaikan salamku pada ibu dan ayah."

Toey tersipu, ia masih belum terbiasa dengan perlakuan Ohm terhadap dirinya. Sekecil apapun itu, Toey akan tetap memerah jika yang melakukan hal tersebut adalah Ohm. "Hati-hati, Ohm," ucapnya sembari melambaikan tangan.

Seperginya Ohm dari sana, Toey langsung beranjak ke kamar tidur. Ia tidak sabar menulis beberapa cerita menakjubkan hari ini pada buku kecil bertemakan semesta.

Toey memang mempunyai kebiasaan menulis diary. Ia berani bertaruh, siapapun yang membaca tulisan ini dari halaman pertama sampai akhir, maka orang itu akan tau bagaimana kehidupan  dan sikap Teoy yang sesungguhnya. Maka dari itu, benda segi empat ini selalu dirahasiakan keberadaannya, tanpa terkecuali.

Dear diary,

Hari ini berlalu dengan sangat cepat. Sangat tidak adil untukku, karena momen bahagia tidak terjadi setiap hari. Terhitung tiga bulan lamanya sejak hari itu, hari yang sangat mustahil bagiku.

Aku tau bagaimana Ohm sangat mencintaiku saat ini, aku tau bagaimana sosok itu berusaha mati-matian agar menjadi seseorang yang selalu menyita perhatianku.

Ohm sangat sempurna dengan fisik yang ia miliki, tidak ada cacat sama sekali. Meski kadang sifat menyebalkan muncul, tapi itu tidak berlangsung lama. Ohm selalu mengikhlaskan emosinya untuk sesuatu yang menurutnya benar.

Aku sangat bersyukur karena mau mendengar keluh kesahnya dulu, entah ini hanya kebetulan atau sebuah takdir, akhirnya aku bisa memiliki Ohm.

Apa aku boleh bersikap egois sekali lagi? Aku tidak ingin siapapun itu yang mungkin akan memisahkan kami berdua. Cukup dulu saat aku bersama P' Tern, logika dan hati berperang hampir setahun lamanya, karena aku terlalu mementingkan pendapat sendiri.

Aku mohon, Tuhan, izinkan aku bersikap egois untuk kesekian kalinya. Ohm jauh berbeda dengan P'Tern, walau P'Tern lebih dewasa, tapi Ohm segalanya bagiku.

.
.
.
.

Bertahun-tahun cerita ini hiatus tanpa kelanjutan yang jelas. Hari ini aku berusaha untuk melanjutkan, meski ada beberapa point yang terlupakan.

Selamat menikmati💛

Maaf banget kalau part ini terkesan kaku atau nggak nyambungdan juga pendek:'' aku masih berusaha untuk mengingat semua jalan cerita yang udah aku rencanain dulu.

Thanks buat kalian semua yang masih setia sama cerita ini❤️