Chapter 15

945 61 12
                                        

PREVIOUS CHAPTER

"Ne, arasseo. Jika itu maumu aku akan pergi. Kau tidak apa-apa kan jika aku meninggalkanmu disini sendiri? Aaaahh menjengkelkan sekali, padahal aku tahu kau juga sebenarnya tidak akan bisa jika berlama-lama berjauhan denganku, iya kan?"
Aku memukul pelan perutnya, aku selalu suka jika ia sudah menggodaku seperti ini, bagaimana aku tak bisa tersenyum jika semua kata-katanya selalu benar dan tepat seolah ia bisa membaca semua pikiranku.


Now Chapter

*2 Days Ago*

Author POV

"Hey Taengo, apa kau sudah menghubungi Tiffany-mu untuk menanyakan apakah dia ingin memesan sesuatu? Sebelum pulang kita diberi waktu sekitar 2 jam untuk berbelanja, barangkali untuk sekedar oleh-oleh atau apapun yang ingin kita beli selagi disini."
Sunny yang selama di Hawaii menjadi teman sekamar Taeyeon di hotel tempat mereka menginap itu bertanya kepada teman sekamarnya sembari membereskan barang-barangnya ke dalam koper.

"jinjja? geureom, aku akan menghubungi dia dulu kalau begitu"
Taeyeon langsung menyambar handphone-nya lalu pergi ke balkon untuk mencoba menghubungi kekasihnya itu.

"eotthokkae? ingin dibelikan oleh-oleh apa kekasihmu?"
Sunny bertanya lagi setelah mendapati Taeyeon kembali dari balkon.

"molla, aneh, dia tidak mengangkat panggilanku samasekali, aku sudah mencobanya sebanyak 7x, dia tetap tidak mengangkatnya. Tapi aku sudah mengirim pesan singkat untuknya, semoga saja dia membalasnya sebelum kita meninggalkan pusat perbelanjaan nanti".
Dengan wajah cemas yang tidak bisa disembunyikannya, Taeyeon menjawab pertanyaan Sunny.

Sesampainya di pusat prrbelanjaan..

"Bagaimana Taeng, apakah Tiffany membalas pesanmu?"
Sunny kembali mempertanyakannya kepada Taeyeon, lalu Taeyeon kembali mengecek handphone-nya..

"Ani, Tiffany masih tidak membalas pesanku. Sunny, bisa antar aku ke tempat perhiasan diujung sana? Sepertinya tadi aku melihat kalau kita melewati sebuah toko perhiasan".
Dengan ekspresi wajah yang berbinar-binar Taeyeon segera menarik Sunny agar mengantarnya kembali ke dekat pintu masuk pusat perbelanjaan tersebut. Sunny hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan sahabatnya yang tidak bisa ditebak itu.

"excuse me, how many price of these two pairs of rings? i want to buy it."
meskipun masih kurang lancar dalam berbahasa inggris, tetapi Taeyeon sudah berhasil membungkus satu kotak yang berisi 2 cincin itu. Berbeda dengan ekspresi Taeyeon sebelumnya yang sulit dijelaskan yang pasti sangat menyeramkan saat tertangkap oleh banyak kamera sewaktu ia berangkat menuju Hawaii, kini wajahnya berbinar-binar, auranya kembali terpancar, entah apa yang membuat ia seperti itu.

Beberapa menit kemudian seluruh member Soshi dan yang lainnya sudah berada didalam pesawat, kurang lebih membutuhkan waktu sekitar 6 - 8 jam untuk mereka sampai kembali ke Negaranya. Lagi-lagi Taeyeon duduk bersebelahan dengan Sunny. Menurutnya, jika tidak ada Tiffany di sampingnya, Sunny adalah salahsatu member yang akan membuatnya cukup nyaman untuk berada didekatnya, bagaimana tidak, sejak awal debut SNSD bahkan sampai sekarang, Sunny lah teman sekamar Taeyeon di dorm, ya meskipun dia sering meninggalkan Sunny sendirian karena ia lebih sering memilih tidur dikamar kekasihnya. Maka dari itu setidaknya Sunny dan Taeyeon lebih dekat dibandingkan dengan member-member lain, bukan berarti dengan yang lain tidak dekat, tentu saja dekat, apalagi jika dihitung dari awal debut sampai sekarang, mereka sudah bersama-sama selama kurang lebih belasan tahun.

"Oh iya, nanti sesampainya di Korea, member lain pulang ke dorm atau ke apartment masing-masing?" Taeyeon seketika melepas sebelah earphone yang menempel pada kupingnya itu, sudah menjadi kebiasaan dia kalau diperjalanan, ia akan mengusir kebosanan dengan mendengarkan musik dari ipod kesayangannya itu, lain hal-nya jika Tiffany ada di sampingnya, maka ia akan melakukan banyak hal jika berdua dengan kekasihnya itu.
Karena Sunny sedang asyik membaca buku, ia menjawab pertanyaan sahabatnya itu dengan pandangan yang masih terfokus pada buku yang ada ditangannya, samasekali tak memalingkan pandangannya dari buku itu, "sepertinya hanya aku dan kau yang akan kembali ke dorm, mengingat Hyoyeon tadi bilang kepadaku kalau ia akan pulang dulu kerumahnya untuk membagikan oleh-oleh pada keluarganya, lagipula dia sudah lama sekali belum pulang kerumahnya. Dan yang lain pun kurasa sama, mereka akan kembali ke apartment masing-masing, dilihat dari banyaknya barang bawaan yang mereka bawa mustahil untuk mereka pulang ke dorm."

You Are Monster !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang