17. God, please.

9.1K 680 59
                                    

Ada yang kangen sama si kembar tiga? wkwk

--------

''Alah!''

Arina menggebrak pelan meja kantin di hadapannya. Mata bulatnya tak melepaskan pandangan dari Handphone yang baru dimilikinya beberapa bulan yang lalu.

''Kenapa? Nggak bisa ya?'' tanya Arkan penasaran.

Kini mereka berdua-- Arkan dan Arina, sedang duduk di pojok meja kantin. Beberapa pasang mata tak henti-henti nya memandang kearah dua saudara kembar itu. Lagi-lagi karna mereka penasaran, bagaimanakah bentuknya jika Arkan dan Arina itu sedang tidak bertengkar?

Di sekolah, seperti yang pernah diceritakan memang Arina dan Arkan itu terkenal tukang bertengkar, jarang akur. Akur pun jika ada Arlen. Tapi ya, bertengkarnya mereka bukan seperti 'jambak jambakan' atau 'adu panco' atau 'tonjok tonjokan'. Ya, hanya sekedar adu mulut belaka.

"Nih, baca nih"

Arinashee : papa, besok bisa pulang?

Papa : kayaknya belum bisa sayang, kenapa?

Arinashee : hari ini mama ulangtahun pa!

Papa : iyaa, masa papa lupa siih

Arinashee : tuhkan, masa iya gamau pulang):

Papa : ini aja papa masih transit di hongkong, velum visa pulang.

"Buset, papa anak meme" Arkan tertawa pelan melihat balasan papanya.

"Bapak jaman now" balas Arina.

Papa : itu tadi typo.

Arkan dan Arina spontan tertawa kencang. Baru saja diomongin langsung merasa haha. Emang ya anak sama bapak punya ikatan batin. Lalu tak lama mereka menghentikan tawanya karna merasa di tatap heran oleh teman teman di sekitar.

"Lo udah siapin semua foto fotonya?" tanya Arina merubah topik.

"Iya dong beresss"

"Berarti kita tinggal nunggu Arlen aja nih"

Arkan mengangguk. "Gue khawatir sama dia rin, kemaren kan kayaknya dia kecapean banget" ujarnya.

"Mau liat dia nggak?"

"Di GOR?"

"Iyalah, yakali di empang"

"Ngga usah deh, udah mau masuk pelajaran. Lagian gue ntar mau musikalisasi puisi, ntar ngga ada suara merdu gue jadi ambyar" jelas Arkan kelewat pe-de.

"Najis, suara lo itu kayak bebek kejepit lemari" balas Arina kesal mengingat kejadian dramastis kemarin.

"Mau gue nyanyiin lagi nggak? Barangkali nanti nilai MTK lo bisa berkembang biak, nggak dibawah KKM mulu, hahah" goda Arkan semakin menjadi.

"Berkembang biak kumis lo keriting!" Arina yang gampang terpancing emosi makin menjadi jadi.

"Enak aja, ini kumis penggoda iman bahlul!" ujar Arkan. "Lo nggak tau ya, banyak cewek yang tergila-gila sama nih kumis" tambahnya.

"Idih, nggak waras"

Arkan lalu tertawa sambil melihat seseorang yang berjalan kearahnya dan Arina. "Rin, itu Nika noh, ngapain kearah sini ya"

"Mana?"

"Itu, bentar lagi mau deket sini tuh" Arkan menunjuk lewat lirikan matanya. "Jangan ngeliat terang-terangan kayak gitu bego" Arkan memelototi Arina yang dengan polosnya memandang Nika.

Triplets [ Si Kembar Tiga ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang