20. Cogan

8.4K 609 33
                                    

"Mamaaaaa" suara cempreng Arina mendominasi di ruang makan. Tidak ada yang mengelak lagi kalau suara Arina ini cemprengnya melebihi suara kaleng sarden.

"Brisik lu" sahut Arkan yang masih fokus pada permainan dalam ponselnya.

Arina tak menggubris perkataan Arkan tadi. Ia melangkah kebelakang, mencari mamanya. Barangkali di belakang sedang memberi makan anak anak bulu kesayangannya.

"Nggak sopan teriak-teriak, kalo mau ngomong tuh ya orangnya di datengin" ujar Sherin kepada anak bungsunya itu.

"Iyaa mamaku sayang maaf" balas Arina.

"Kamu dari mana aja? Itu mama buat sarapan"

Belum sempat menjawab, Arlen tiba-tiba datang. "Ma, udah mateng?" tanya Arlen datar.

"Udah, sana Arkan suruh makan juga" jawab Sherin.

"Aku dari tempat Keenan, nganter tugas" Arina melanjutkan perkataannya.

"Pantesan mama cariin dari tadi nggak ada, sana makan bareng-bareng" Sherin memerintah. Arina hanya mengangguk, lalu masuk ke dalam.

Arina mendaratkan bagian bawah tubuhnya di kursi makan. Matanya mengerling ke kanan dan kiri, memgamati Arlen dan Arkan yang sedang makan.

"Ngapa lu liat-liat" ujar Arlen galak. Arina melirik Arlen sebentar lalu melangkahkan kakinya ke arah kulkas.

"Maaaamaaaaa" teriaknya lagi-lagi. Jika saja mama Sherin se Pe-De artis artis Hollywod pasti dia akan mengira bahwa Arina itu nge-fans. Pasalnya dalam sehari, ia bisa di panggil lebih dari 4x oleh anaknya itu.

"Kenapa rin?" Sherin memasuki ruang Tv yang tergabung dengan ruang makan.

"Mama liat timun aku nggak?"

"Timun apa?"

"Itu, timun yang aku potongin kecil-kecil di kulkas"

Sherin menjawab santai. "Itu? Mama taro di piring buat makan sama nasi goreng"

"Aduuuuuh, itu untuk maskeran aku maaaa"

Arlen dan Arkan saling berpandangan. "Ini belum di pake untuk muka lu kan rin?" tanya Arkan.

"Ada yang udah"

Arlen spontan memuntahkan timun yang ia makan ke piring. "Ini gua makan bekas jerawat lu?"

Arina hanya nyengir. "Salahin mama yaa, bukan gue"

Sherin hanya memasang wajah sok tidak tau. Lalu dengan hati-hati melangkah kebelakang, meninggalkan ketiga anaknya yang sepertinya sebentar lagi akan meledak-ledak.

---

Usai kejadian tadi, nampaknya Arkan masih merasa dongkol. Alih-alih bermain game bersama Arlen dan Arina. Ia hanya memperhatikan keduanya dari sofa.

"Udah elah, kaga usah ngambek gitu" ujar Arina. Arlen mengangguk, tanda menyetujui kata-kata kembarannya.

"Kayak bocah aja" tambah Arlen.

"Bodo, suka suka gue"

Arina melanjutkan permainan di laptopnya dengan Arlen. "Baper baper amat" ujarnya.

"Suka suka"

Tak lama, di depan rumah terdengar suara motor. Dari suaranya mungkin jumlahnya lebih dari satu. Arkan melangkah kedepan tanpa di suruh.

"Yoi bro, haha" Arina dan Arlen mengernyit kala mendengar suara Denan di luar sana.

"Kok ada suaranya Denan?" tanya Arina kepada Arlen.

Triplets [ Si Kembar Tiga ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang