(10) CLOSER

341 60 16
                                    


Kami keluar dari rumah Fei dan berjalan entah kemana. Aku yang berada di depan, tapi aku tidak tahu harus kemana. V berjalan di belakangku, entah mengikutiku atau tidak. Rasanya kalau dia menghilang sekarang juga dan aku tidak bisa melihatnya itu lebih baik.

V menyamai langkahku dan dia membuang nafas. Aku sedang tidak mood untuk meliriknya.

"Seperti dugaanku, ini menjadi jauh lebih menarik." katanya.

Aku berhenti melangkah dan dia ikut berhenti kemudian menoleh ke arahku. Kedua alisnya terangkat sambil menatapku.

"Kau tidak membutuhkanku, kan?" tanyaku.

"Apa maksudmu?" suaranya selalu tenang.

"Kau bisa menyelesaikan kasus ini sendiri, kau tidak perlu bantuanku, karena kau selalu tahu segalanya sendirian, dan aku selalu tidak tahu apa-apa, aku tidak mau menjadi orang bodoh." kataku, kusematkan seluruh kebencianku ke dalamnya.

V menyeringai.

"Kau sedang marah rupanya." ucapnya.

Sekarang aku sedang menahan emosiku untuk tidak menonjoknya.

Aku meneruskan langkahku lagi dan tidak memedulikannya. Di belakangku, aku tahu dia sedang mengikutiku.

"Aku sedang mempertimbangkan untuk memberitahumu." dia berkata.

"Kau seharusnya tidak perlu mempertimbangkannya, tapi kau harus mengatakannya. Tidak tahukah kau bahwa saat ini aku benar-benar ingin memukulmu?" aku menatapnya penuh dendam.

Lagi-lagi V menyeringai, lalu menepuk-nepuk bahuku, "Sebaiknya kau itu harus lebih bisa mengontrol emosimu." katanya.

"Sayangnya hal seperti itu sama sekali tidak berguna apabila yang sedang kuhadapi adalah dirimu." ucapku.

"Aku senang mendengarnya," dia tersenyum, "Ayo, kita harus ke kedai Jin, beri aku waktu sebentar untuk berpikir, lalu aku akan mengatakannya padamu begitu sampai di sana." katanya.

Aku ingin sekali membongkar kepalanya untuk mengetahui bagaimana cara kerja otaknya itu. Jadi, berpikirlah selama kau bisa sebelum aku benar-benar melakukannya.

"Kau ingin Ai datang juga?" tanyaku sewaktu kami sampai di sebuah halte bus.

V menggeleng, "Tidak. Kali ini aku ingin berduaan saja denganmu."

Demi celana dalam dinosaurus, dia benar-benar tidak waras!

Aku mengepalkan tinjuku.

****

Kami sampai di kedai Jin, saat itu siang hari dan entah kenapa kedai Jin sepi pengunjung seperti biasanya. Jin tidak menyambut kami layaknya pemilik kedai menyambut para pelanggannya, seolah kami ini tidak terlihat saja. Mungkin dia mengira kami tidak akan membayar makanannya lagi.

Kami memilih tempat duduk yang berada di pojok yang dekat dengan jendela. Saat itu kedai Jin sedang memutar sebuah lagu dari band indie yang tidak kutahu namanya, tapi lagunya sering kudengar akhir-akhir ini entah di mana.

"Jin, kami tidak ingin makan, minumannya saja, tolong." V memesan dengan suara agak tinggi.

Jin tidak menanggapi, menoleh saja dia tidak.

"Jin??" V memanggilnya lagi.

"Ambil saja sendiri, aku sedang sibuk!" Jin membalas dengan nada sedikit berteriak.

V bangkit berdiri dari tempat duduk dan mengambil minuman untuk kami. Aku mengamati Jin dari tempat dudukku, mungkinkah dia sedang marah pada kami? Gara-gara hutang yang tadi pagi?

AKRASIA [VKOOK] -- [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang