(5) CURIOUS 2

411 74 11
                                    



Kami berjalan melewati lorong-lorong kelas dengan V sebagai pemimpinnya. Aku tidak tahu ke mana dia akan membawa kami, seharusnya aku memisahkan diri saja dari rombongan aneh yang baru saja terbentuk ini, tetapi ada sesuatu yang membuatku tidak bisa melepaskan pandanganku dari V begitu saja. Sepertinya aku baru saja kena sihir.

"Ke mana kau akan membawa kami pergi?" tanyaku pada akhirnya.

"Aku tidak menyuruh kalian untuk mengikutiku." balas V datar.

Sial!

"Aku lapar." kata Ai.

Aku tidak peduli, seperti V yang tidak peduli dengan apa yang kami lakukan.

Ai menatapku.

"Apa?" tanyaku kasar.

"Kalau kau ingin makanan enak, ikutlah denganku. Kantin sekolah bukanlah tempat yang aman untuk bolos dari kelas sekarang, jadi aku akan menunjukkan kepadamu sebuah tempat di mana kau bisa mendapatkan ramen dengan cita rasa terbaik di dunia." jelas Ai, kali ini terdengar nada riang seperti ia yang biasanya.

"Aku tidak tahu bagaimana rasa ramen terbaik di dunia itu seperti apa karena aku tidak mungkin berkeliling dunia hanya untuk mencicipi ramen." jawabku realis.

"Terserah kau saja!" perintah Ai.

V di sisi lain terus berjalan sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya.

Setelah keluar dari gedung sekolah, V menuntun kami ke sebuah pintu masuk rahasia di dekat parkiran sepeda kayuh yang tidak banyak digunakan oleh siswa maupun warga sekolah yang lain. Pintu rahasia itu seperti lubang tikus yang hanya bisa kami lewati jika kami berjalan dengan menekuk kedua kaki kami (berjongkok). Setelah kami melewatinya, pintu rahasia itu ditutupi kembali dengan semak-semak.

Aku tidak heran jika V tahu hal-hal semacam ini.

Aku heran pada adegan selanjutnya.

"Ini adalah pintu rahasia kami." kata Ai riang.

"Kami?" Aku mengernyit mendengar kata kami keluar dari dialog Ai.

Apa ini? Ternyata mereka cukup dekat untuk berbagi pintu rahasia seperti ini. Aku mulai tidak mengerti dengan alur cerita ini.

Setelah beberapa saat berjalan melewati gang-gang sempit yang sepi di sekitar area belakang sekolah, kami sampai di sebuah kedai ramen yang sederhana, sangat sederhana. Di sana kami disambut oleh seorang pemuda yang wajahnya sangat kontras dengan kesederhanaan kedai ini. Dia mengenakan celemek yang warna biru tuanya sudah pudar, tapi anehnya hal itu tidak mempengaruhi penampilannya yang menyegarkan.

"Selamat datang!" Sapa pemuda itu.

"Jin!" pekik Ai riang seperti dia sudah mengenal pemuda itu dengan baik.

Pemuda itu membalasnya dengan senyuman yang lebih cerah daripada nuansa kedainya ini.

"Selamat datang di kedai ramen favorit kami!!" teriak Ai padaku seperti seorang pemandu wisata.

Ke mana semua tangisannya saat di kelas tadi pergi? Dia seperti seseorang yang tidak habis menangis dan berkabung saja.

Sementara aku masih kebingungan, V sudah duduk di sebuah meja sambil menyilangkan kakinya. Aku memutuskan untuk bergabung dengannya. Kami datang bersama, sebaiknya memang tidak baik bukan jika kami harus makan di meja yang terpisah?

"Kau juga sudah sering ke tempat ini?" tanyaku.

Aku bertanya karena baru kali ini aku tahu bahwa tempat seperti ini ada.

AKRASIA [VKOOK] -- [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang