(4) CURIOUS

463 85 4
                                    



Haooo readers, maaf kalau ceritanya tidak sesuai dengan ekspetasi ya :v 

Actually, ini pertama kalinya aku membuat cerita misteri, niatnya sih mau tak buat misteri yang cool gitu biar menimbulkan efek penasaran, nggak tahu ngefek apa enggak eh :v

Kookie dot dah :p


V masih menatapku. Tatapan matanya masih setenang biasanya, justru tatapan matakulah yang menyiratkan kebingungan, kebencian, dan kemarahan. Aku menggertakkan gigiku.

Kelas kami menjadi hening, mereka yang ketakutan semakin ketakutan saat melihat kami.

"Apa kau sekarang mau membunuhku?" tanyanya pada akhirnya.

Dia bertanya pada orang yang salah. Aku semakin mengencangkan cengkeraman tanganku pada kerah bajunya.

"Siapa kau?!!" teriakku.

"Benarkah itu yang ingin kau tanyakan padaku?" tanyanya tenang.

Aku menjadi semakin benci padanya. Dia terlalu tenang.

"Itu adalah satu-satu pertanyaan di kepalaku dari saat pertama kali aku melihatmu." jawabku jujur.

Cengkeraman tanganku pada kerah bajunya sama sekali tidak mengendur.

Dia tersenyum sinis.

Sial! Dia benar-benar membodohiku.

"Kau!!!!" teriakku.

"Kalau aku memberitahukannya, apa kau akan membunuhku?" dia sama sekali tidak berkedip saat mengatakan itu.

"Apa kau begitu ingin dibunuh olehku, huh?" aku membalasnya.

Aku dapat merasakan ketegangan yang tinggi di antara kami, sepertinya teman sekelas kami pun dapat merasakannya.

"Hentikan!" Ai berteriak.

Dia mendekati kami.

"Teman sekelas kita baru saja ada yang mati, kalian ini sedang apa sih?" Dia mengatakannya sambil menatap kami satu per satu.

"Hentikan pembicaraan soal bunuh membunuh itu, kalian benar-benar pecundang!! Kalian sampah!!" Teriaknya lagi dan pipinya tiba-tiba hujan. Dia menangis.

Dia menangis keras sekali dan satu per satu anak perempuan di kelas kami ikut menangis bersamanya. Aku melonggarkan cengkeraman tanganku dari kerah baju V dan dengan perlahan aku melepaskannya. Perasaanku benar-benar campur aduk saat itu.

Aku berjalan keluar kelas, rasanya langkah kakiku benar-benar berat, tapi aku benci suara tangisan. Aku mengintip ke belakang dari balik bahuku dan di belakangku V mengikutiku.

Dia ingin dibunuh olehku atau ingin membunuhku?

***

V membalikkan bahuku, matanya masih tanpa ekspresi, atau hanya aku saja yang sulit menjelaskan bagaimana ekspresi matanya itu?

"Bukankah kau ingin tahu bagaimana dia mati?" tanyanya.

Aku menatapnya, "Aku lebih ingin tahu siapa kau sebenarnya dan bagaimana kau bisa tahu kalau ada yang mati." kataku.

"Aku melihatnya." jawabnya.

Aku tidak bergeming.

"Aku melihat ada yang jatuh dari gedung sebelah. Aku tidak tahu kalau itu adalah gadis dengan rambut keriting gantung sampai Ai memberikan pengumuman di depan kelas tadi." jelasnya.

AKRASIA [VKOOK] -- [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang