Brondong Cikalong

2.7K 47 3
                                    

Aku tersenyum melihat pesan yang dikirimkan Giana. Sederhana namun begitu manis untukku.

*Jangan lupa makan ya bawel. Minum obat juga biar cepet sembuh.
Itulah pesan yang dikirimkan lelaki itu padaku. Bawel. Panggilannya padaku, katanya aku cerewet. Tapi aku begitu nyaman dengan sebutan itu.

*iya om pong. Bawel banget si. Udah sono pergi sekolah udah siang.
Balasku, tak membutuhkan waktu yang lama dia membalas lagi pesanku.
*iya bawel. Cepet sembuh ya (emot peluk)

Pipiku memanas seketika. Dari pesan aja dia udah bisa buat aku blushing, gimana kalo langsung. Pikirku.

Aku hanya membalas pesan itu dengan emoticon malu malu. Dan ya ceklis. Sepertinya ia sudah berangkat ke sekolah.

Oh ya. Aku dan dia kenal pada acara perkemahan antar daerah se kabupaten. Jarak tempat tinggalku dan dia sangat jauh. Namun, kami sering bertemu pada acara- acara pramuka yang diadakan di wilayah. Selain itu, kami sering berhubungan (kontekan).

Dia pernah mengutarakan rasanya. Dia ingin melamarku. Namun, satu hal yang aku pertimbangkan. Ya dia adik kelasku, dia masih kelas 11. Dan aku sudah kelas 12. Aku dan dia masih anak SMA. Aku belum berpikir untuk berhubungan sejauh itu. Bukan karena aku tidak menyukainya, namun hatiku berkata lain. Sebenarnya dia dewasa pemikirannya, dia juga anak pesantren, aktif diorganisasi dan point plusnya dia juga kerja dengan mendesain model baju atau stiker di aplikasi coreldraw. Dia juga gak mudah jatuh cinta dan cuma punya mantan satu.

---

"Bawel, maaf ya. Malem ini ga bisa kontekan. Soalnya aku harus uji SKU"
Ya pesan itu ku baca. Ada rasa kecewa di sudut hati ini. Rasanya begitu hampa. Namun, akupun harus bisa mengerti dia. Karena dia adalah anak organisasi dan begitupun aku.

*iya ompong ga papa. -_-

Balasku singkat. Sebenarnya aku berharap malam ini aku bisa seperti malam malam kemarin, saat aku dan dia saling mengabari, saling melengkapi bacaan asmaul husna, atau sekedar mendengarkan bacaan solawatnya. Aku begitu bahagia.

Badanku sedang tidak begitu sehat, jadi aku lebih memilih untuk mengistirahatkan badanku dengan tidur. Ku lihat jam dinding yang terpampang di kamarku, 19.30. Aku membalut tubuhku dengan selimut pink kesayanganku.
Tiba-tiba handphoneku berdering. Aku mengambilnya tanpa melihat siapa yang meghubungiku.

"Hallo Assalamualaikum.. Siapa ini?" jawabku sedikit ketus. Karena si penelpon gak sopan mengganggu istirahat ku saja.

"Iya waalaikumussalam, kok ketus banget teh" jawabnya. Suara bass itu rasanya tidak asing ditelingaku.

"Oh iyaa.. Ada apa? Tumben nelpon" jawabku renyah dan tak seketus tadi.

"Iya nih. Soalnya euh itu. Pengujiannya belum di mulai. Dan ga ada temen juga hehe" jawabnya gugup

"Cieee Gian ciee oh sekarang ga jomblo lagi yaa.. Hey neng."
"Boong disini banyak orang ko hahaha" terdengar suara beberapa laki laki cekcok dan merecoki Giana

Aku terkekeh. "Diem woy ganggu aja dasar jones" terdengar Giana memarahi beberapa orang yang merecoki dan menggodanya.

"Maaf ya, mereka tuh temen temen aku, ya gitu kelakuannya hehe" Dia kembali melanjutkan obrolan denganku.

"Katanya ga ada temen" aku sedikit terkekeh

''Iya kan gak enak kalo ngobrolnya sama cowok. Pait haha" jawabannya membuatku tersenyum dan menggelengkan kepalaku.

"Oh jadi kalo aku manis ya haha"

"Hehe bukan begitu. Tapi iya sih" jawabnya membuatku blushing. Untung saja dia tak berada didekatku jadi aku gak terlalu malu hehe. Dia orang Cikalong dan aku orang Karangjaya. Dan jarak nya bisa mencapai 80 km.

----


Hello hai guys makasih banyak udah mantengin cerita yang agak gaje ini hehehe🙏jangan lupa vote okee👍👇

Gak PekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang