Bingung

417 15 1
                                    

Kamu tahu apa yang lebih mengejutkan dari sebuah kisah percintaan? Menutupi rasa itu dengan sebuah status "persahabatan". Namun, aku rela. Asal aku bisa selalu dekat, walau tak lebih dari sebuah bayangan, yang selalu bersama tapi tak akan pernah bisa tergenggam.

-nata

Author POV
085xxxx
Salfa, aku menunggumu di taman kota.

Nomor itu membuat salfa gemas, pasalnya nomor itu selalu saja menerornya. Salfa segera bangkit tempat tidur dan bergegas mandi.
Saat ini, salfa tengah memandangi pantulan dirinya di depan kaca, ia mengenakan atasan berwarna maroon dan celana kulot hitam serta jilbab hitam menutupi dada membuatnya begitu terlihat anggun. Setelah memoles wajahnya dan mewarnai bibirnya yang mungil, ia mengambil gawai diatas nakas.

Nata
Selamat pagi. Kamu makan ya. Aku udah di depan rumah kamu.

Salfaaney
Lah. Nata, kamudi depan rumah? Bentar aku kesana.

Salfa segera menuju halaman rumah, ia juga heran mengapa sepagi ini nata sudah ada di depan rumahnya. Ia membuka pintu dan melihat sesosok lelaki yang tengah duduk dan memainkan ponselnya.
"Nata, kamu kok ada disini?" Salfa mendekati lelaki itu. Nata menoleh ke arah munculnya suara cempreng yang sangat ia kenali.
Ia tersenyum simpul. "Maaf" ucapnya sambil nyengir kuda. "Salfa, kamu belum makan kan? Nih, makan bubur, kamu gak boleh telat makan" ucap nata sembari menyodorkan bungkusan yang dibawanya.
Salfa hanya melongo dibuatnya. "Hei, kamu lucu sekali kalau sedang melongo seperti itu" sindir Nata dan membuat salfa duduk di kursi sebelah kanan Nata.
"Kenapa kamu ngasih aku bubur? Dan kenapa pagi pagi buta gini kamu udah di rumah aku?" Tanya salfa, menyelidik.
"Udah terima dulu. Aku gak kasih racun kok" ucap nata menyerahkan bungkusan plastik yang isinya bubur itu.
"Ih nata jawab! Kalo enggak aku ngambek loh" salfa mencebikkan bibinya
"Pengen aja sal. Aku gak mau cuma tanya kamu udah makan belom, lebih baik aku suruh kamu makan, biar aku bisa pastiin kalo kamu bener2 udah makan" nata menjelaskan.
"Nat, aku minta maaf, tapi kamu gak usah sebaik ini ke aku. Aku juga bisa beli makan sendiri" salfa memang merasa tak enak dengan kebaikan lelaki itu.
"Sal, maafin aku, aku kayak gini karena aku sayang sahabat mungilku. Maaf ya kalo aku bikin kamu risi. Tapi aku mohon kamu terima ini. Aku ngelakuin semua ini, karena aku pengen mastiin kamu baik baik aja, aku kan sahabat kamu sal" bibir nata membentuk lengkungan manis di wajah tampan nya. Mata teduhnya menenangkan.
"Baiklah kalau begitu. Terima kasih. Sahabat" salfa mengambil bungkusan yang berisi bubur itu.

Sahabat? Kamu tahu apa yang lebih mengejutkan dari sebuah kisah percintaan? Menutupi rasa itu dengan sebuah status "persahabatan". Namun, aku rela. Asal aku bisa selalu dekat, walau tak lebih dari sebuah bayangan, yang pasti bersama tapi tak apa pernah menyatu. Ucap nata dalam hati.

"Ya udah, kamu makan buburnya biar sehat. Hehe"

"Kamu cuma beli bubur satu? Buat kamu mana?" Tanya salfa pada lelaki disampingnya itu.

"Udah, kamu ga usah pikirin aku. Aku gak suka makan pagi. Suka mual tau" jawab nata meyakinkan gadis mungil yang ia kagumi sejak pertama kali bertemu itu.

"Ih, kamu kok gitu. Kamu peduli sama aku, tapi gak peduli sama diri kamu sendiri. Menurut aku sih, sayangi dulu diri kamu, sebelum kamu menyayangi orang lain" salfa mulai membuka bungkusan bubur itu. Nata anteng memandangi salfa.

"Kamu cerewet juga ya. Hehe" ucap nata sembari tersenyum gemas.

"Bodo amat." Salfa mulai menyiapkan bubur untuk mengisi perutnya yang memang belum terisi.

"Tuh jutek lagi ah" nata mencubit pipi chubby salfa. Dan langsung mendapat tonjokan dari pemilik pipi chubby itu.

"Jangan pegang pegang. Dosa!" Teriak salfa

"Iya iya, maaf, kamu sih lucu. Cantik lagi" goda Nata yang sukses membuat Salfa tersedak.
Uhuk.. uhuk...
"Pelan pelan dong makan buburnya. Laper apa doyan Buu" nata menepuk nepuk punggung salfa.
Salfa segera berlari ke dalam rumah. Tak lama, ia kembali dengan 2 gelas air putih dan sepiring camilan kecil.

"Maaf ya. Nih minum dulu" suruh Salfa, nata langsung mengambil satu gelas itu.

"Nat" panggil salfa

"Hm..." Respon nata

"Boleh minta bantuan gak?" Tanya salfa

"Apa sih yang enggak buat kamu" jawab nata

"Anterin aku ke rumah Giana" ucap Salfa, Nata melotot mendengarnya. Ada luka yang mengintip di sudut hatinya. "Sesakit ini kah mencintai seseorang yang mencintai orang lain. Tuhan"

****
Maaf ya slow update. Makasih buat kalian yang udah mau baca karya aku yang retjeh ini.. aku menunggu kritikan sama sarannya. Makasih juga yang udah ngevote, insyaallah aku akan lebih sering update.
---------------------------+--------------

Oh iya, menurut kalian, salfa cocoknya sama siapa?
Sama Om Giana yang gak peka, cuek, tapi banyak ngelakuin hal yang nggak terduga.
Atau sama Nata yang baiknya paket super.
Bisa komen yaa,➡➡➡➡➡

Thanks i love you readers😍😍

Gak PekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang