Penjelasan

469 12 0
                                    

POV Author
Giana melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Ia akan memberi kejutan pada Salfa. Ia sudah tak sabar, tetapi tetap saja ia mengendarai motor nya dengan kecepatan sedang, karena takut kue yang dibawanya belepotan bahkan hancur. Kalian tahu, Giana berangkat dari rumahnya pukul 04.00, sebab ingin sampai pagi pagi di rumah Salfa. Ia sebenarnya baru pulang dari Jakarta pukul 01.26, karena mengikuti final lomba design grafis tingkat Nasional. Ia mendapat juara ke dua lomba design grafis itu. Matanya masih mengantuk, jadi jangan aneh kalau ia terus terusan menguap.
Setelah hampir 4 jam lebih, ia sampai di depan rumah Salfa. Namun, hatinya terasa sakit ketika salfa bertautan tangan dengan seorang lelaki. Ia memanggil Salfa
"Tan...."
"Kalian pacaran?" Ucap Giana menahan emosi yang sedang naik ke ubun-ubun. Pasalnya pengorbanannya sia sia.
Salfa melepaskan tautan tangan dengan Nata.
"Aku dan nata bersahabat Om" ucap Salfa dengan wajah seperti maling tertangkap basah.
"Oh. Selamat ulang tahun. Maaf telat. Aku pulang" Giana kembali berbalik badan, namun lengannya dicekal seseorang. Giana berbalik dan melihat tangan Salfa yang memegang lengannya.
"Mau kemana om? Kamu kenapa sih? Ini nata. Kita sahabatan" Salfa berusaha meyakinkan Giana.
"Pacar juga gak apa apa kok" jawab Giana ketus. Iya ketus guys.
Nata yang melihat adegan bagai drama Korea itu membalik badan. Salfa kebingungan menyikapi kedua sikap lelaki dihadapannya. Salfa memanggil Nata, "Nat. Kamu mau kemana?"
Nata berbalik,"Udah selesai kan dulu masalah kalian, aku pergi dulu. Ada urusan. Semoga bahagia sahabat" ucapnya sembari tersenyum dengan mata yang terlihat menyembunyikan rasa sakit.
"Oh ya udah hati hati" ucap Salfa sembari memandang punggung nata yang semakin menjauh dan pergi dengan melajukan motornya pelan.

"Bawel hey!" Giana menggerakkan gerakkan tangannya tepat di depan wajah Salfa. Sontak Salfa yang sedang melamun kembali ke dunia nyatanya.

"Eh emm.. iya om. Maaf" ucapnya gelagapan.
Giana menyodorkan sebuah kresek berwarna hitam.
"Ini apa om?" Tanya Salfa sembari menerima bungkusan itu.
"Itu kresek" ucap giana sembari tertawa melihat wajah Salfa yang menurutnya menggemaskan sekali.
"Ih kamu" Salfa meninju pelan lengan Giana. "Aku buka ya.." Giana mengangguk pelan.

Salfa membuka isi kresek itu, ternyata sebuah kado. Ia membuka kado itu, ternyata ada kado lebih kecil di dalamnya. "Ish om, ini apa sih? Kok ada kado lagi. Isinya juga ringan banget. Kamu gak isi kado ini ya?" Salfa mengerutkan dahi, Giana tertawa melihat gadis yang didepannya yang terlihat begitu jengkel.
"Buka aja deh. Gak usah bawel Yaaa" Giana memegang pipi kanan Salfa.
Salfa membuka lagi kado itu, dan kalian tahu, ada kado kecil lagi didalamnya. Salfa semakin penasaran dengan isi kado itu. Ia menggerakkan gerakan kado kecil itu. "Ish om, gak ada isinya ya iheuuu kamu ngerjain aku kan?? Ih ommmm"
"Buka aja bawel... Yang sabar dong bukanya" jawab Giana.
Salfa membuka lagi kado itu, ternyata masih ada kado yang lebih kecil, Salfa mempercepat untuk membukanya.
"Waahh... Om ini?" Mata Salfa berbinar melihat isi kado itu. "Kamu gak salah beri aku kado kan?" Ucap Salfa masih tidak percaya dengan isi kado itu.

"Kamu gak suka ya?" Tanya Giana memasang wajah kecewa.
"Bukan gitu... Ini cincin?" Sanggah Salfa. "Aku suka banget om" lanjutnya.
"Iya tan, Alhamdulillah kalo kamu suka. Sebenarnya...." Giana memandang manik mata berwarna hitam milik Salfa, keadaan menjadi serius. Hati Salfa? Jangan ditanya. Tentu saja jantungnya dag-dig-dug gak karuan seperti dikejar kejar penagih utang.
"Hm" Salfa memelankan suaranya.
"Sebenarnya aku gak ingin jauh dari kamu Tan. Tapi..."
DRTTT DRTTT
handphone Giana berbunyi. Giana langsung mengangkat telpon.
"Apa? Aku segera pulang!" Giana terlihat kaget dengan panggilan itu.
"Bawel aku pulang ya. Mamaku.." Giana terlihat panik dan kacau.
"Mama kamu kenapa om?" Salfa kebingungan melihat tingkah Giana.
"Mama aku ke rumah sakit" Giana langsung mengenakan helmnya.
"Aku ikut boleh?"
"Aku takut gak bisa anterin kamu pulang Tan. Jauh juga." Giana menolak secara halus. Memang benar jarak antara rumah mereka sangat jauh. Giana adalah anak laki laki bungsu dan ayahnya sudah meninggal dunia. Jadi hanya ia yang menjaga ibunya. Kakak kakaknya pasti belum sampai di rumah sakit.
"Oh ya udah om. Hati hati, tenang ya om. Insyaallah gak bakalan apa apa kok"

***
Perasaan Salfa saat ini campur aduk, antara bahagia, bingung dan sedih. Pasalnya ia memang bahagia dengan hari ulang tahunnya disertai banyak kado, bahkan dari orang yang ia anggap spesial. Ia bersedih, karena mendengar ibu Giana masuk ke rumah sakit.

Drrttt
Ia membuka notifikasi dari pesan yang masuk.

08568xxxx
Kamu tega sama aku sal. Katanya kamu udah anggap aku kakak. Tapi, buktinya... Kamu ngambil Giana dari aku.

Salfa mengerutkan keningnya. Nomor baru? Pikirnya. Ia bingung dan langsung membalas pesan itu.

Salfaaney
Maaf ya? Maksudnya apa? Dan siapa ini?

08568xxxx
Kamu jangan pura pura bodoh deh. Kamu udah rebut Giana dari aku!!

Salfa mengingat ingat siap yang dekat dengan Giana selain dirinya. Tetapi, banyak juga yang memang suka pada Giana.

Nata
*Sal makasih ya.

Salfaaney
Makasih buat apa Nat?

Nata
Makasih udah Nerima kado dari aku.

Salfaaney
Harusnya aku yang makasih sama kamu. Maaf juga ya aku suka galak ke kamu.

Nata
Hehe gak apa apa. Aku tetep suka kok, meskipun kamu galak.

Salfaaney
Apaan si kamu... Haha
Oh iya kenapa kamu baik ke aku?

Nata
Emang gak boleh?

Salfaaney
Bukan gitu...

Nata
Entahlah. Aku ngerasa pengen aja lindungi kamu, pengen aja Deket kamu. Sejak pertama aku liat kamu.

Salfaaney
Makasih sahabat.

Salfa mengakhiri chattnya.
"Kak tipah"....

****

Gak PekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang