menunggu hari itu

670 22 0
                                    


-------------------------------------------
Flashback off
Salfa menghapus air matanya dengan kasar. Ia tak ingin membuang air matanya untuk lelaki itu. Salfa memutuskan untuk tidak lagi membalas chat dari Fryan atau pun Nata.
Ia membuka Facebook, dan ya ia penasaran untuk menstalk Giana Febrian, terakhir kali dia stalk pada Minggu ke belakang. Namun tak satupun lelaki itu memperbaharui statusnya. Giana pernah aktif satu Minggu ke belakang. Hati Salfa begitu merindukan sosok itu.
Satu pesan dari Nata
*Kenapa chat WA aku gak kamu balas? Kamu marah?

Salfa malas sekali untuk membalas. Hatinya sempat berharap kalau yang mengirim inbox itu adalah Giana Febrian.

*Salfa aneyra
Males aja. -_-

*Nata Wijaya
Maaf kalo aku ganggu kamu Sal.

*Salfa aneyra
-_-

*Nata Wijaya
Kata kakekku, sakit hati itu membuat seseorang gak mood.

*Salfa aneyra
So' tau

*Nata Wijaya
Aku harap, kamu selalu bahagia ya Sal. Karena ada seseorang yang selalu senang dengan senyummu 😊

*Salfa aneyra
Terserah.
Lelaki itu menyebalkan. Pikir Salfa.

Pagi hari yang cerah, Salfa bersiap untuk ke sekolah. Ia bergegas menuju sekolah. Menghabiskan waktu belajar sampai jam 4. Kemudian ia mengikuti rapat sebagai anggota Pramuka. Ia telah terbiasa dengan kesibukan di sekolah. Pulang sekolah sekitar jam setengah enam. Ia solat magrib lalu mengaji sampai isya. Sepulang mengaji, ia merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Terdengar suara hp yang ia taruh di atas nakas. Sebenarnya ia begitu malas, tapi si penelpon terus saja memanggilnya.
"Ia halooo" Ucap Salfa ketus.
"Halo, Sal, ini aku Osen. Ketus amat sih hehe" jawab si penelpon yang tidak lain adalah teman pramuka dan sahabat Salfa.
"Ah kamu Sen, ada apa? Mau curhat? Kangen aku ya? Hihi" Salfa melunak, ia bangkit dan membetulkan posisinya.
"Besok rapat wilayah, tadi kamu gak nimbrung grup sih" jawabnya
"Oh iya, aku ingat Sen. Di Cikatomse kan?" Tanya Salfa.
"He em. Bareng aku ya, Giana datang juga kok"
Teggg
Ucapan Osen sontak membuat debaran dijantungnya. Membuatnya kelu, dan berpikir dari mana Osen tau Giana akan datang? Atau jangan jangan... Pikirannya mulai tak tenang. Ada rasa bahagia sekaligus terluka. Bahagia karena ia memiliki peluang bertemu dengan Giana, terluka karena ia menghilang setelah membuat Salfa baper, bahkan sudah amat nyaman. Apa? Nyaman? Sudahlah, Salfa benar benar lelah. Namun hatinya berkata lain, hati Salfa tidak sabar menunggu hari itu.


Kira-kira apa ya yang akan terjadi setelah Salfa bertemu Giana? Vote dan komen kalian penyemangat ku. Sekali lagi makasih buat yang udah baca tulisan aku yang acak acakan gini hehe. Makasih juga Uda vote. 😍😘

Gak PekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang