Apakah Ini Cinta?

40 5 0
                                    

Saat bagun tidur, Cahyani langsung mengingat Roy, "Jika dia bukan separuh aku. Mengapa cintaku begitu menggebu. Jika dia bukan bagian dari jiwaku. Kenapa dia selalu ada dalam pikiranku. Apakah ini namanya cinta?"

"Jika memang bukan cinta. Mengapa mesti terluka dengan orang ketiga?"

Pikiran Cahyani sudah dipenuhi oleh asmara. Tapi dia hanya bisa menunggu sebagai wanita. Menunggu datangnya sasaran peka. Tapi entah kapan akan tercapai. Tak ada yang dapat memastikan. Apalagi urusan hati dan perasaan.

Gedung tahanan menjadi puncak cinta yang tak berbalas bagi Cahyani. Sakitnya bukan main hingga diusir memisahkan dia dengan Roy. Dia menjadi tontonan gratis orang-orang yang ada di sana. Semua orang melihat dia diusir dengan paksa.

Media masih tertarik dengan kasus komunitas. Buktinya, media banyak yang menjadikan isu utama. Kaum difabel tuli menjadi sasaran kehancuran komunitas. Tak sedikit yang masih menjelekkan kegagalan Ifa menjadi juara di acara lomba fashion show.

Media mengkorek, bahwa kegagalannya ada kaitannya dengan kurangnya biaya yang diberikan komunitas. Biaya donasi diceritakan dalam tulisan media sebagai konsumsi pribadi volunteer. Pantas saja, banyak volunteer yang ingin bergabung dengan komunitas.

Berbagai isu digulirkan, seperti di lagi itu. Cahyani juga diduga menerima kucuran biaya dari bendahara yang hilang. Bendahara yang hingga kini tak tahu di mana. Sejak dua tahun silam, dia menghilang entah kemana. Tak ada yang tahu dia pergi kemana.

Polisi sudah mulai melacaknya. Tapi belum juga ditemukan. Daftar Pencarian Orang (DPO) sudah disebarkan setiap pos kepolisian. Nama dan fotonya sudah beredar hingga penjuru pelosok negeri. Namun masih nihil penemuan.

Siang harinya, Cahyani sedang santai memikirkan cara membebaskan Roy dari tahanan. Dia duduk di teras depan rumahnya bersama adik perempuannya. Lagi santainya, ada polisi yang langsung masuk ke pekarangan rumahnya. Polisi itu langsung menuju mereka di teras.

"Selamat siang. Apa anda yang bernama Cahyani?" tanya polisi.

Dengan semangatnya Cahyani menjawab, "Iya. Saya Cahyani, pak. Ada apa, pak? Apa teman saya dibebaskan?"

"Mohon maaf. Kami harus menangkap anda untuk proses pengembangan kasus korupsi di sebuah komunitas. Ayo tangkap dia," polisi itu menyuruh anggotanya menangkap Cahyani.

"Jangan tangkap kakakku. Dia nggak ada salahnya. Tolong lepaskan dia. Tolong lepaskan," adik Cahyani tak terima. Tapi Cahyani langsung digiring ke mobil tahanan menuju kantor polisi.

Hancur sudah masa depan cinta dan komunitas. Nasib kaum difabel tuli sudah tak diurus lagi. Kini mereka harus menyelamatkan diri dari jeratan kasus yang menimpa. Tak disangka. Sejak awal terbentuknya komunitas selalu diuji masalah.

***

Cahyani sampai di ruang tahanan yang bersebelahan dengan Roy. Kini mereka berdua sudah masuk dalam daftar hitam pendiri komunitas. Sejak awal, mereka berdua mati-matian menjalankan komunitas.

Meredamkan konflik antara sesama sahabat. Tak mudah bagi mereka mnyatukan sahabat yang berselisih paham. Namun kini malasah kembali menimpa dengan lebih berat. Misi untuk menciptakan Helen Keller telah tertunda.

"Roy! Apa kamu dengar aku?"

"Roy! Ini aku."

Roy mendekat ke arah datangnya suara, "Ini aku Roy. Cahyani."

"Iya, Cahyani. Kamu kenapa ada di sana?"

"Aku juga ditangkap tadi di rumah. Mungkin ini sudah takdir kita, Roy."

"Tidak, Cahyani. Semua akan berakhir. Kita akan berjuang untuk bebas dari sini."

"Cahyani?"

"Cahyani? Kamu kenapa?" Cahyani teriak dibawa petugas untuk dimintai keterangan. Dia menolak dipegang oleh petugas.

Tak ada jawaban. Cahyani pun langsung dipandu menuju ruang penyelidikan. Baju yang dipakainya sudah kotor akibat diseret ke penjara yang kotor. Mereka berakhir di penjara tanpa kasus yang jelas.

Kadang, orang yang masuk penjara bukan karena kejahatan yang dilakukannya. Tapi masuk penjara karena kebaikannya. Sehingga mudah dimanfaatkan sekitarnya.

Dunia ini memang tidak biasa saja. Begitu juga dengan isinya yang tidak biasa dipenuhi oleh orang jahat. Berbuat baik, kadang tak selalu dipandang baik. Semua ditantang oleh sesuatu yang tak diduga.

Cahyani dikembalikan ke ruang tahanan, "Kamu dari mana, Cahyani?"

"Aku diperiksa."

"Kalau memang ini takdir perjuangan kita. Aku rela mati membusuk bersama kamu di penjara ini. Tapi satu yang tak rela aku tetap di sini."

"Apa itu Cahyani?"

"Aku nggak mau kaum difabel tuli tidak ada yang memperhatikannya. Mereka harus lebih hebat dari apa pun."

"Kita akan tetap berjuang memenangkan. Mereka harus menang dari pemenang biasanya. Aku percaya dengan kerja ikhlasmu, Cahyani."

Vote dan komen, ya. Terima kasih

Malang Menyisakan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang