Me, Ibu Kos and Hiena

1.3K 67 8
                                    

Rusak sudah pagi hariku!
Seperti biasa aku bangun telat lagi dan Lexa sudah puluhan kali menghubungiku. Katanya, aku akan menyesal seumur hidupku jika 5 menit lagi aku masih belum sampai di depan gang tempat kami janjian. Padahal waktu yang dibutuhkan kesana normalnya saja 10 menit. Dasar sadis!

Dengan tas ransel besar warna hitam, aku keluar dari kos. Belum sempat aku menjauh 1 meter dari pintu, ibu kos sudah menghadang, lengkap dengan kipas yang biasa ia jadikan sebagai alat pemukulku dan juga rambut penuh rol warna warni.

Habislah aku sekarang. Ibu kos tidak akan membiarkanku lolos sebelum mendapatkan uang kontrakan yang aku dan Nana tunggak sampai 6 bulan. Sementara di sebrang sana ada Lexa yang kuyakin sudah mirip  singa sekarang ini.

"Tumben, belum jam 9 aja udah bangun...." ibu kos berbasa basi sambil tidak lupa memukul mukulkan kipas ke tangannya. Dikiranya aku akan terancam dengan itu?

"Jika kamu ingin selamat sekarang, cepat bayar uang kos. Saya tidak akan membiarkan kamu mengelabuiku untuk keseribu kalinya lagi." ancam ibu kos yang tak nampak main main.

"Aduh bu, aku pasti bayar kok, swear. Sekarang aku harus ketemu dulu sama pacarku untuk bisa minta uang. Dia orang yang super kaya, nanti malam aku bayar lunas semuanya." Seperti biasa, aku sama pembohongnya dengan orang yang bekerja di pemerintahan.

"Pacar....pacar, sejak kapan ada cowok yang mau sama kamu. Orang kamu seumur hidup jomblo trus kan...."

Yah, tak bisa ku salahkan ucapan ibu kos ini. Aku memang jones yang selama 22 tahun ini tak pernah laku. Well, tidak segitunya juga karena aku pernah menolak beberapa cowok -semuanya terlihat seperti teri bagiku- terkecuali Luhy yang terpaksa ku tolak karena Nana juga menyukainya.

Tapi sekarang aku tidak jomblo lagi. Pacarku adalah cowok terganteng se Indonesia ini. Serius deh... Dia terlihat sama gantengnya dengan Rafael Miller.

"Ibu kok ngak percayaan banget sih. Sumpah bu, pacar saya itu kaya banget. Dia anak dari pemilik perusahaan Lexady Kontruksi." ucapku anthusias.

"Kesalahan terbesar dalam hidup saya adalah percaya padamu dan Nana," ucapnya tragis. Segitunya?

Aku tidak peduli itu. Aku mulai berjalan melewatinya, tapi ia kembali menghadangku dengan kipas andalannya itu. Oh Tuhan....

"Kalo kamu gak punya uang, kamu bantu ibu nyuci ya. Ada 3 ember kotor pakaian di dapur." Sudah ku duga, ibu kos pasti akan bicara seperti ini. Aku sudah lama curiga ia berniat menjadikanku dan Nana sebagai pembantunya. Dasar Hitler 2017.

Nana.... Aku butuh bantuanmu sekarang. Kenapa coba dia sudah pergi mencari pekerjaan sepagi ini?

"Astaga.... Ada meteor jatuh....." teriakku histeris dan meloncat loncat heboh.

Ibu kos tidak memberikan reaksi apapun selain hanya menggelengkan kepala. Padahal ku pikir aktingku sudah bagus.

"Basi!!" ujarnya yang ternyata sudah hapal belangku. "Meteor hanya jatuh di film film Hollywood," sambungnya sarkatis.

Iya, ibu kos benar. Sesuatu yang mustahil hanya bisa terjadi di film film Hollywood, termasuk meteor jatuh, alien penguasa bumu, vampire yang jatuh cinta kepada manusia dan anjing yang bisa bicara.

Padahal aku benar benar berharap meteor jatuh disini dan menimpa rumah ibu kos. Pasti akan menyenangkan melihatnya menangisi rumahnya.

Aku menekuk lututku, putus asa. Aku takkan bisa melarikan diri. Ibu kos sudah seperti anjing gila. Uang kontrakan adalah segala galanya baginya.

Oh, tunggu dulu. Aku ingat satu lagi yang menjadi kegemarannya selain uang. Ini pasti ampuh, di jamin.

"Anjirr....  Bule...  Telanjang....." ucapku menganga setengah berakting sedang tergiur dengan sesuatu yang ku lihat. Yang ini nyata pasti akan benar benar panas.

Pacar Kontrakan (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang