Cuap Cuap

988 44 4
                                    

Right, ini bukan salah satu part dari cerita pacar kontrakan. Aku mau curhat, tentang pergelutan hati yang luar biasa. Baiklah, anggap itu berlebihan, tapi begitulah yang terjadi.

Kalian udah pernah baca karya karyanya mbak Asma Nadia? Catatan hati seorang istri, assalamualaikum beijing, atau jangan bercerai bunda.

Awalnya aku juga tidak menyukai mbak Asma Nadia, karena berpikir kenapa sih dia slalu menulis tentang perselingkuhan dan lelaki lelaki brengsek yang tidak bisa setia pada satu perempuan.

Sampai akhirnya aku memutuskan membaca novelnya dan membuatku, entahlah, merasa terhenyak. Apa iya ada sebanyak itu perempuan yang menderita di dalam pernikahannya? Ya Tuhan....

Jauhkan aku dan wanita wanita lainnya dari perkara tidak mengenakkan tentang kehidupan pernikahan.

Dan entah secara kebetulan, aku bisa menyaksikan semua perselingkuhan itu terang terangan di depan mataku. Tempatku bekerja yang melibatkan lelaki berduit, membuat perselingkuhan terasa begitu mudah bagi lelaki yang sudah berumah tangga.

Mudah sekali bagi mereka mengajak wanita lain untuk keluar karaokean, makan bersama, atau meminta nomor ponsel.  Dan itu yang terjadi padaku. Ada banyak lelaki yang sudah berkeluarga yang terang terangan berminat menginginkan wanita lain.

Ada apa dengan lelaki di zaman sekarang ini? Benarkah satu wanita saja sudah tidak cukup. Hal ini benar benar membuatku menyadari satu hal: cinta bisa jadi bukan sesuatu yang penting lagi dalam pernikahan.

Toh, pernikahan berlandaskan cinta banyak sekali yang tak mampu bertahan.

Jadi apa yang dibutuhkan lelaki di dalam pernikahan mereka?

Hal ini, yang nyaris pernah membuatku menjadi orang ketiga dalam rumah tangga orang lain, 90 persen telah membuatku kehilangan kepercayaan pada lelaki. Termasuk pada pacarku sendiri yang kami baru menjalin hubungan sebulan ini.

Seperti pasangan yang kasmaran, dia sangat baik, sangat juga penyabar atas sikap cuek yang juga belum bisa ku rubah, dan aku menemukan betapa jernih pandangan matanya setiap kali menatapku.

Tapi apa itu saja cukup? Bukankah banyak perceraian dari lelaki yang awalnya bersikap sangat baik dan jauh lebih romantis dari itu, tapi menyakiti di akhirnya?

Hal ini juga membuatku tidak bisa berpikir jernih untuk menuliskan cerita yang romantis. Aku takut ini semua hanya khayalan fiktif.

Hah, ada apa dengan lelaki?

Salam penuh pertanyaan
280418

Pacar Kontrakan (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang