Happy Fool

1.2K 66 0
                                    

Maaf banget, baru bisa post lagi sekarang. Seminggu ini super duper sibuk.

Aku sakit~sampai setiap mau tidur itu harus magap magap kayak ikan dulu karena susah napas~ + sidang skripsi + revisi skripsi belum kelar + balik kerja lagi dan harus pulang tengah 6 tiap hari + ngerjain skripsi lagi buat teman karena aku ada hutang budi + mau buat bunga bucket sendiri buat wisuda nanti.

Aduh, banyak banget alasannya!

Happy reading guys.

############################

Aku kira aku sudah mati karena pikiranku sempat gelap tapi ternyata aku masih terombang ambing di air, mungkin sudah lebih dari 20 menit.

Ini pertama kalinya aku takut mati karena akhirnya aku sadar, pembohong besar sepertiku serasa masih jauh dari surga.

Dan yang membuatku semakin merasa tragis adalah disaat aku sedanh berjuang menggerak gerakkan kaki dan tanganku tapi bahkan tetap tak bisa membuatku berpindah seinchi pun, disaat itu pula Lexa dan Hiena sibuk main siram siraman air

Aku sudah berputus asa untuk bisa mendekat ke arah Lexa. Tangan dan kakiku sudah lelah ku ayuhkan, tapi aku sama sekali tidak bisa berpindah dari tempatku terakhir mendarat.

Bagaimana sih caranya berenang? Kenapa aku tidak bisa, Nana saja bisa kok. Aku juga tidak punya trauma dengan air. Menyebalkan!

Tampaknya aku akan berubah menjadi endapan karena berendam terlalu lama.

Disaat ku pikir aku tidak punya harapan untuk bertahan hidup lagi, Lexa akhirnya menoleh ke arahku.

"Dek, ayo sini....." panggilnya melambaikan tangan. Aku tidak mengerti kenapa dia jadi sering memanggilku adek.

Aku tidak tau harus bereaksi bagaimana. Yang pastinya meski dia memanggilku seribu kali lagipun, aku takkan bisa datang kesana.

Yang ku bisa hanyalah memasang gaya batu!

Lebih dari 5 menit, Lexa tampak masih sibuk dengan perosotan batunya. Yang sialnya, aku merasa semakin tenggelam ke dalam. Ternyata, rompiku robek cukup panjang dan membuat air bisa masuk ke dalam.

Aku magap magap, karena sudah sampai bahuku masuk ke dalam air. Aku berusaha berteriak memanggil Lexa, tapi ia terlihat begitu senang dengan Hiena sampai ku rasa panggilannya tadi hanya basa basi.

Aku berteriak meminta tolong. Hell, kemana semua orang??

Aku semakin mengencangkan teriakanku, tapi aku sudah sepenuhnya berada di dalam air. Aku sudah berusaha muncul ke permukaan lagi, tapi aku tak bisa.

Jadi.... Hidupku ternyata diakhiri seperti ini. Selamat tinggal dunia!
######

"Gimana donk?" kudengar seseorang bertanya sayup sayup.

Lalu aku merasakan perutku di tekan cukup kuat, membuatku jadi mual. Masalahnya hanyalah aku tidak bisa membukakan mataku.

"Napas buatan aja Lex, pacar lo juga kan. Emang lo mau nunggu berapa lama lagi?" suara laki laki yang terdengar agak tak sabaran.

"Tapi.... Gue gak nyium orang." desahan Lexa terdengar berat. Dasar cowok gak tanggung jawab.

Kalo aku bisa membuka mataku, aku akan memakinya.

"Dia bukan orang lain, dia pacar lo. Lo pigi liburan aja sampe bawa bawa dia. Jadi gue gitu yang harus ngasih napas buatan?" suara cowok lain terdengar semakin menyudutkan.

"Tapi isi kontr......shit!" Lexa hampir keceplosan. Ah iya, peraturanku yang bilang no hug no kiss.

"Yaudah deh, terserah." pasrah Lexa sebelum ia semakin di cecar.

Pacar Kontrakan (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang