Feel Something

1.5K 70 1
                                    

Bagaimana bisa aku melupakanmu, jika seluruh harapku tertuju padamu

Kami baru saja sampai di tempat Lexa dan yang lainnya akan diving. Untuk bisa mencapai spot diving di Nusa Dua ini harus menaiki kapal.

Sesampainya kami disana, semua orang yang akan ikut diving mulai sibuk memakai perlengkapannya, tentu saja kecuali aku dan Rio yang sudah muntah dua kali sepanjang perjalanan.

Di tengah tengah kesibukan tersebut, Lexa, Kai dan Leo secara tiba tiba mengangkat Rio yang tak tau apa apa, lalu melemparkannya ke laut.

Mereka melemparkannya begitu saja, bahkan tanpa sempat menghitung. Sungguh terlalu.

Aku kasihan pada Rio yang sempat mangap mangap karena terkejut, tapi tetap tak bisa membendung tawaku ketika yang lainnya juga tertawa.

Aku tak menyangka mereka mau menertawai teman sendiri. Memang menyenangkan menertawai penderitaan orang lain.

Saking menyenangkannya, aku tidak sadar bahwa semua orang kini melototiku yang terbahak bahak. Aku harus pura pura sibuk untuk menghindari mereka.

Lagian Rio baik baik saja di bawah sana, ia bahkan sudah meliuk liukkan tubuhnya kesana kemari.

Di saat ku pikir keadaan sudah mulai kondusif, disaat itulah aku menangkap Kai dan Leo saling mengkode kode lewat mata, dan target mereka ternyata adalah aku.

Oh, tidak! Jangan aku. Mereka bisa menjatuhkan siapapun kecuali aku. Kalo aku yang diceburkan ke laut, maka di pastikan aku tak akan muncul lagi ke permukaan.

Aku bukan naruto yang punya 9 nyawa. Juga bukan nabi yunus yang masih hidup meski di telan hiu. Aku ini Pimy, yang tidak bisa berenang dan gengsi mengakuinya.

Bagaimana jika aku bilang pada Lexa aku tak bisa renang, dia jadi memecatku sebagai pacar kontrakannya? Kan aku sudah sangat ingin punya toko bunga sendiri.

Kai dan Leo mulai mengendap endap mendekatiku. Melihat nyawaku terancam, spontan aku berteriak dan berlari.

"LEXA....." jeritku  yang segera berlari mendekat lengannya.

"Apaan coba Pim teriak teriak segala." Lexa yang memeriksa tabung oksigennya menatapku sejenak.

"Coba pikir Lex, masa si Kai sama Leo mau ceburin gue ke laut." aduku, sudah dengan manja maksimal.

"Ya udah mau aja sana, biar mereka seneng." tambahnya yang sama sekali tak tergoda  dengan suara manjaku.

Iya, tentu saja mereka senang. Sangat senang malah karena aku akan meregang nyawa dibawah sana.

"Tapi Lex, gue takut. Gimana kalo misalnya gue di makan hiu, lo bakal jomblo tau gak sih." aku mengguncang guncang lengannya.

"Astaga, hiu gak selera makan lo yang udah mirip teri karena kurus kering kayak gini." jawabnya tragis.

"LEXA....." aku berteriak lagi. Sumpah, dia keterlaluan sekali sebagai pacar.

Lexa menghela napas dan menoleh padaku. "Gak ada hiu di bawah sana, oke? Trus, pura pura mau aja biar mereka senang, kan lo bilang pengen bisa deket sama temen temenku, nah ini dia momentnya." jelasnya dengan mengamati wajahku.

"Itu cuma laut, Pim, bukannya lobang buaya." tambahnya.

Aduh Lexa, justru karena itu laut, makanya aku tidak mau. Aduh, bagaimana aku harus menjelaskan semua ini?

"Hai Lex, dan juga pacarnya." Leo langsung nyinyir saat sudah sampai di hadapan kami. Aku langsung mempererat pegangan tanganku di lengan Lexa.

"Cewek lo kayaknya cantik ya hari ini." ucap Kai yang ku yakin sebagai sindiran karena aku hanya mengenakan kaos putih bergambarkan spongebob.

Pacar Kontrakan (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang