Bab 12 Teralih!

13.6K 1.3K 20
                                    

Kevin menahan nafasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kevin menahan nafasnya. Dia kembali menatap pemandangan yang ada di depannya. Jantungnya berdegup kencang, tubuhnya terasa begitu panas. Dan dia sudah menelan ludah berkali-kali. Apa yang ada di depannya kini membuat tubuhnya bergelenyar.

Dia marah saat mendapati Wina masih saja berkeliaran di toko tas mahal. Tadi dia sebenarnya menjemput Wina ke rumah sakit. Tapi tak mendapati wanita itu di sana. Dia sebenarnya khawatir dengan hujan yang begitu deras mengguyur. Kebingungan, Kevin melajukan mobilnya untuk mencari Wina.

Tapi kekhawatirannya tergantikan oleh emosi yang dalam saat melihat Wina baru saja keluar dari toko itu. Wanita yang dia khawatirkan ternyata masih saja mementingkan kepentingannya sendiri. Selama perjalanan pulang mereka akhirnya saling berdiam. Meski Kevin juga merasa khawatir melihat Wina yang tampak lelah itu.

Sampai akhirnya Wina keluar tergesa dari dalam mobil. Kevin sendiri memberi jeda untuk masuk ke dalam rumah. Karena nanti takut mereka akan bertengkar lagi. Dia sudah lelah sebenarnya selalu berkonfrontasi dengan Wina.

Tapi dia masuk di saat yang salah. Pintu kamar memang tidak terkunci, entah Wina lupa atau memang dibiarkan tidak terkunci. Karena saat masuk ke dalam kamar. Kevin melihat Wina sedang membuka handuknya. Istrinya itu baru saja selesai mandi sepertinya. Sekarang Wina sedang berdiri memunggunginya dengan tubuh yang sudah sepenuhnya telanjang.

Maka dari itu pemandangan tubuh Wina yang indah membuat Kevin terasa berada di tempat yang lain. Istrinya itu memang terlihat lebih berisi tapi sungguh, semuanya masih indah seperti kemarin. Saat Kevin menyentuhnya untuk pertama kali.

Bayangan erotis di benaknya langsung memerangkapnya. Tidak bisa dipungkiri, Wina itu cantik dan mulus. Kulitnya bersih dan terawat. Bahkan lekuk tubuhnya memang membuat setiap pria mendambakan nya.

Kevin tiba-tiba refleks mengunci pintu secara perlahan. Langkahnya pun teredam oleh karpet tebal yang kini berada di injaknya. Wina masih belum menyadari kalau Kevin sudah masuk ke dalam kamar. Wanita itu sibuk mengolesi tubuhnya dengan lotion.

Langkah Kevin terhenti saat menatap kulit yang begitu halus dan mulus di depannya. Ingin rasanya dia langsung meraih tubuh Wina dan menciumi setiap  inci kulit tubuhnya itu. Gairahnya langsung menggelegak.

Saat dia mengulurkan tangan, tiba-tiba Wina membalikkan tubuhnya. Dan suara teriakan langsung terdengar.

"Astagaaaaa Keviin."

Wina melangkah mundur secara tiba-tiba. Membuat tubuhnya hampir terjatuh, tapi tangan Kevin dengan sigap langsung meraih tubuh Wina dan menahannya. Alhasil, kehangatan tubuh Wina langsung berada di dalam dekapan Kevin.

Jantung Kevin berdegup kencang. Wina pun terlihat begitu terkejut dengan gerakan Kevin. Kevin baru menyadari mereka sama-sama jatuh ke atas kasur. Dia limbung setelah tadi berusaha menangkap tubuh Wina.

"Vin kamu.."

"Husst."

Kevin membungkam mulut Wina dengan ciumannya. Kevin merasa harus mencium Wina dan menyentuh istrinya itu.

"Vin.."

Desahan Wina saat Kevin melepaskan ciumannya kini terdengar bagai alunan simfoni yang merdu. Kevin memerangkap tubuh Wina sehingga istrinya itu benar-benar berada dalam dekapannya. Wajah Wina merona saat Kevin menatapnya. Harum tubuh Wina makin membuat Kevin gila.

"Aku ingin bercinta denganmu!"

Bisikan lembut itu disertai dengan kecupan di sisi leher Wina. Membuat istrinya itu melenguh.

"Tapi Vin.."

"Aku tidak akan menyakitimu. Percayalah."

******

Puas. Satu kata itu yang bisa menggambarkan keadaannya saat ini. Dia terbaring hangat di atas kasur. Di balik selimut dan memeluk tubuh yang hangat juga.

Wina tampak tertidur setelah sesi percintaan mereka yang sangat menggairahkan. Kevin sendiri bingung dengan dirinya. Karena dia sepertinya tak pernah puas memeluk wanita itu.

Wina sangat lembut dan feminim. Itu menggugah sisi diri Kevin untuk melindunginya.

"Ehmmm sudah malamkah?"

Gumaman itu membuat Kevin menunduk dan menatap Wina kini mengerjapkan matanya. Lengan Kevin masih melingkar di perut Wina. Dan kaki mereka masih saling bertautan.

"Kamu lapar? Maafkan aku."

Kevin mengecup kening Wina dengan sayang. Membuat Wina kini membalikkan tubuhnya dan mereka saling berhadapan. Wanita itu menatapnya dengan malu-malu.

"Aku sedikit lapar."

Wina mengaku dengan jujur dan Kevin tersenyum. Lalu menyibak rambut Wina yang menutupi wajahnya.

"Ehm aku buatkan nasi goreng mau?"

Wina langsung mengangguk antusias. Tapi kemudian menggelengkan kepalanya lagi. Wanita itu menyelusupkan kepalanya di dada bidang miliknya. Dan menggumam dengan puas.

"Kamu menyenangkan."

Gumaman Wina membuat Kevin kini merengkuh tubuh Wina lebih hangat.

"Kamu juga menyenangkan dan memuaskan ku. Tubuhmu yang indah ini membuatku ingin terus bercinta.."

Wina terdiam dan tidak menjawab. Kevin tahu ini baru untuknya dan juga untuk dirinya. Dia tidak menyangka mereka akan cocok di atas ranjang.

Dia tidak membenci Wina memang. Dan kenyataan dia merasa puas dan selalu ingin memiliki Wina untuk dirinya sendiri sudah memberikan fakta bahwa dia memang masih memiliki cinta untuk Wina.

Bersambung

Ayuk ke godaan tengah malam ceritanya langit dan bumi dalam versi berbeda... Capcuusss

Mean To BeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang