Bab 16 Maaf!

15.2K 1.3K 26
                                    

Memaafkan adalah sesuatu yang sangat berat dan mempunyai arti yang besar dalam kehidupan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Memaafkan adalah sesuatu yang sangat berat dan mempunyai arti yang besar dalam kehidupan. Tapi Kevin tahu, dia harus melakukan itu semua. Demi kedamaian jiwanya di sisa hidupnya dan hembusan nafas setiap detiknya.

Dia kini mengumpulkan semua kertas-kertas yang selama ini tidak pernah di baginya kepada orang lain. Bahkan Melani sendiri tidak mengetahui keberadaan kertas-kertas ini.

Kevin membungkuk untuk menyalakan api. Di halaman belakang rumahnya. Dia duduk di atas tumpukan batu bata. Dan kini mulai mengumpulkan daun-daun kering. Dimana di sampinya juga ada tumpukan kertas itu.
Kertas dengan berbagai tulisan tangannya. Baik itu tentang rasa cintanya yang tersakiti oleh Wina. Di saat dia rapuh karena terhempas oleh pengkhianatan Wina. Dan juga bon-bon pengeluaran dia untuk Wina.

Ada bon sepatu, baju, tas bahkan rumah yang pernah di bayarinya untuk Wina. Tapi wanita itu belum tahu karena wanita sudah meninggalkannya demi Marsha.

Wina bahkan belum mengetahui sampai sekarang rumah itu. Rumah yang di belikan Kevin hanya untuk Wina.Dan juga mobil mewah yang masih terbungkus rapi di garasi rumah itu. Semuanya menjadi bukti kalau Kevin pernah memuja Wina. Saat itu.

Kevin mulai menyalan api dari korek api yang di pegangnya.

"Vin kamu lagi apa?"

Suara Wina mengagetkan Kevin. Padahal harusnya Wina belum pulang di jam segini.

Kevin menoleh ke arahnya. Dan melihat Wina kini sudah berdiri dengan jarak 5 meter di belakangnya. Dengan perut membuncit. Wajah yang pucat. Membuat Kevin segera mematikan apinya lagi. Membuang begitu saja di atas rumput. Dan langsung beranjak dari duduknya.

Angin sore menerpa tubuhnya saat dia melangkah mendekati Wina yang masih menatapnya dengan penasaran.

"Kenapa udah pulang?"

Wina tersenyum tipis saat Kevin mengulurkan tangan untuk menyentuh kepala Wina dengan sayang. Tubuh Wina sudah mengalami perubahan. Pipinya lebih tembab, tapi Kevin suka dengan perubahan itu.

"Melani membebaskan tugas kepadaku hari ini. Ya sudah aku pulang aja. Lagian capek."

Kevin langsung melingkarkan tangan di pinggang Wina.

"Ya sudah. Kamu istirahat aja. Tidur di dalam."

Tapi Wina menatap di balik punggungnya.

"Kamu lagi bakar apa?"

Kevin langsung menggelengkan kepalanya. Tidak mau Wina mengetahui semua rahasia yang sudah disembunyikannya saat ini.

"Cuma daun kering."

Dan saat itulah, angin kencang membuat mereka semua menggigil. Kevin sudah merapatkan tubuhnya untuk memeluk Wina.

Tapi dia terkejut, saat sebuah kertas terbang dan kini hinggap di wajah Wina. Sampai wanita itu tergeragap.

Mean To BeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang