[END] Crystal Snow Pt.1

24. Sad

⚠Usahakan vote sebelum baca oke? 😉😉😉 Vote kalian adalah semangat untukku. Comment juga ya, kritik dan saran ku terima selalu. ❤❤❤

 
 
 
 

Kini aku sedang merenung di ruang tamu apartement ku.

Terdengar suara ketukan pintu membuatku tersadar dari lamunanku, aku pun segera berlari untuk membuka pintu.

 
 
 

"Ayo masuk."
Ucapku sambil tersenyum.

Taehyung hanya mengangguk dan segera masuk mengikutiku.

 
 
 

"Oppa mau minum apa?"
Tanyaku.

"Tidak usah. Aku tidak akan lama."
Jawab Taehyung sambil tersenyum.

"Kenapa sangat buru-buru? Duduklah, Oppa baru saja datang."

"Tidak. Aku takut mengganggumu."

"Tidak, duduklah. Aku akan mengambil minum dulu."

 
 
 
 
 

Aku segera pergi ke dapur untuk mengambil minuman dan cemilan kecil untuk Taehyung.

 
 
 

"Minumlah. Oppa pasti haus."
Ucapku.

"Terimakasih."
Ucap Taehyung sambil meminum minuman yang ku bawa.

 
 
 
 
 
 

Aku pun pergi untuk mengambil baju Taehyung yang waktu itu aku pinjam.

Aku kembali lagi dan ikut duduk di sebelah Taehyung.

 
 
 
 

"Ini bajumu Oppa. Terimakasih atas pinjamannya."
Ucapku sembari memberikan bajunya kepada Taehyung.
 
 

Taehyung terkekeh sambil menerima baju tersebut.
 
 
 
 
 

"Iya sama-sama."
Jawabnya.

 
 
 
 
 

"Kalau begitu aku pulang dulu ya?"
Tambahnya.

"Oppa.. Apa kita bisa berbicara dulu sebentar?"
Pintaku.

"Bicara soal apa?"
Tanya Taehyung heran.

Aku menarik nafas dengan panjang.

 
 
 
 
 

"Ada apa?"
Tanya Taehyung yang semakin bingung.

Aku menatap mata Taehyung.
"Apa Oppa sudah melupakan Joohyun Sunbae?"
Tanyaku.

"Dari mana kamu tau soal Joohyun? Aku rasa aku tidak pernah membicarakan nya padamu."

"Ah.. Aku tau dari pembicaraan orang-orang."
Ucapku berbohong.

"Ck. Orang-orang semakin tidak punya kerjaan sampai harus mencampuri urusan orang lain."

Aku terdiam mendengar nya.

 

"Lalu kenapa sekarang kamu menanyakan itu padaku?"
Tanya Taehyung.

"Aku hanya ingin tau."
Jawabku.

Taehyung menatapku.
"Belum. Aku tidak pernah bisa melupakan Joohyun."

Aku kembali menghembuskan nafasku.
"Oppa jadilah pacarku."
Ucapku akhirnya.