Hujan Di Malam Terakhir

1.1K 30 3
                                    

"Rein, apa kau tahu mengapa Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan?"

"Karena mereka diciptakan untuk berpasangan dan saling mencintai."

"Tapi, menurutku tidak. Mereka diciptakan untuk diuji."

Reina mengerutkan keningnya.  "Diuji?"

"Mereka diuji, apakah mereka mencintai Tuhannya atau mencintai ciptaan-Nya."

Reina terdiam. Keheningan menyelimuti dinginnya malam, tambah lagi dengan suara jangkrik yang menemani mereka di tepi danau.

Jason tersenyum menatap Reina. "Aku tahu, Rein. Kau akan menikah dengan lelaki itu, kan? Lelaki yang sudah menjadi pilihan kedua orangtuamu."

Reina menundukkan kepala. Matanya mulai berkilat, berkaca-kaca.

"Menikahlah dengannya, Rein."

Saat itulah, suara tangis terdengar. "Apa kau tidak mencintaiku lagi?" tanya Reina, pilu.

Jason memeluk Rein, mengelus-elus rambutnya dengan halus. "Aku mencintaimu, Reina. Sangat mencintaimu. Namun, aku lebih mencintai Tuhan-ku."

Jason membiarkan Reina menangis di dadanya yang bidang. Dia terus memukuli Jason, sampai akhirnya tangisannya tidak terdengar lagi. Reina kembali bertanya, "Bagaimana jika dia bukan jodohku?"

Cowok itu menuntun Reina untuk berdiri. Kedua tangan Jason menggenggam tangan perempuan di hadapannya. "Percayalah, Sayang. Pilihan orangtuamu lah yang terbaik."

Dan disaat itu derasnya hujan langsung membasahi mereka. "Jason, hujan. Ayo, lari!" Baru saja Reina menarik tangan Jason untuk berlari meneduh di bawah pohon, Jason malah menahan tangannya.

"Bolehkah aku meminta satu hal padamu, Rein?"

Reina mengangguk.

"Peluklah aku dengan erat, Rein, jangan renggangkan tanganmu. Sebelum nantinya kamu akan melepaskan pelukan itu."

Mendengar itu, air mata Reina jatuh bersamaan dengan derasnya rintik hujan. Tangannya mendekap tubuh Jason dengan erat.

Lima tahun bukan waktu yang singkat. Hubungan mereka tak sebentar. Namun, tak ada alasan untuk bertahan dalam keadaan seperti ini.

Dibalik hujan, Jason tersenyum. "Terima kasih, Reina."

"Terima kasih, Jason."

"Kau tahu, Rein? Lelaki itu lebih tampan dariku."

"Jangan sok tahu, Jason!"

"Aku sungguh mengetahui itu. Dia sepupuku, Rein."

Tere LiyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang