Takut

489 17 0
                                    

"Sejak kapan, Kak?"

Terlihat wajah Avel yang bingung melihat adiknya berdiri di depan pintu sambil menangis. "Sejak kapan apa, Dek?"

Sang adik mengeluarkan bukusan bening dari sakunya. "Sejak kapan Kakak ketergantungan sama obat terlarang ini?"

Avel mengepalkan tangannya. Sial, kenapa Alma harus mengetahui hal itu? Avel langsung mengambil bungkus itu dari tangan Alma.

"Jawab, Kak!"

Avel terdiam hanya menundukkan kepala.

Melihat Avel seperti ini membuat Alma cua. Avel benar-benar berubah. Kakak yang dulu ia kenal sebagai siswa teladan dan berprestasi ternyata sekarang adalah pecandu narkoba.

"Alma kecewa, Kak."

"Maafin Alma yang ngga bisa menjadi adik yang baik buat Kakak," ucap Alma sebelum berlari masuk ke dalam kamar.

Setelah kejadian itu, Alma tidak pernah melihat kakaknya. Setiap pagi Avel tidak pernah ada di meja makan. Kata mama, Avel sudah pergi duluan ke sekolah.

Hingga suatu hari, Avel tidak keluar dari kamarnya. Membuat adik satu-satunya itu khawatir. Bagaimanapun juga Avel adalah kakak kandungnya. Alma menyesal. Seharusnya dia tidak memarahi Avel seperti itu. Alma harus membantu kakaknya disaat seperti ini.

"KAK AVEL," teriak panik Alma saat melihat kakaknya meringkuk di samping kasur. Dia seperti menggigil. Bibirnya juga pucat pasi.

"Kak, Kakak kenapa?"

"S-s-sakit, Al...."

Alma berusaha memeluknya agar tenang, tapi tidak ada gunanya. Ia malah semakin jadi. Dia benar-benar takut akan terjadi apa-apa dengan Avel.

Bunda yang baru pulang dari kantor melihat Avel seperti ini langsung membawanya ke rumah sakit.

Tapi Alma takut jika ayah tahu. Ayah akan marah besar pada Avel. Mungkin akan memukulinya seperti tiga tahun yang lalu. Saat Alma mengalami kecelakaan dan koma kurang lebih setahun lamanya. Jika Bibi tidak memberitahu hal itu, mungkin sampai sekarang Alma tidak akan mengetahuinya.

●●●

Judul : Bukan Surat Cinta
Karya : Savelno Akbar

Hai Alena
Adikku tercintaaaaaah

Sebenarnya aku ingin membicarakan hal ini dari awal

Tapi aku takut, Al
Aku takut kamu menjauh dari kakakmu yang bodoh ini

Waktu kamu koma karena kecelakaan itu
Ayah selalu menyalahkanku
Ayah selalu bilang kalau semua terjadi karena aku, Al

Mereka tidak tahu
Aku juga merasa kehilanganmu saat itu
Aku membenci diriku sendiri
Aku muak dengan semua

Hingga aku menemukan ketenangan saat memakai obat terlarang itu
Dan aku tidak takut jika ayah akan membunuhku
Jika dia tahu

Tapi disaat kamu terbangun
Aku menjadi takut
Aku berusaha untuk berhenti
Tetapi aku tidak bisa
Aku sudah kecanduan

Dan ketika kamu mengetahui hal itu
Aku benar-benar malu saat itu
Dan tidak berani menemuimu

Maaf, Al
Aku pengecut

"Maafkan aku juga, Kak."

Tak terasa sudah sebulan Avel tidak bersamanya. Avel harus menjalani rehabilitasi agar pulih dari ketergantungannya terhadap obat terlarang.

Selama beberapa bulan yang akan datang, tak akan ada manusia bawel yang memarahinya, menjaga dengan ketat, membelikan es krim durian dan mengajak ke pasar malam.

Aku akan merindukanmu, Kak.

Tere LiyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang