Bab 6

1.6K 177 5
                                    

Lucid Dream (part 6)
.

       Mereka bertatapan. Lama.

Seketika semua kenangan buruk yang menimpanya 6 tahun lalu kembali terbayang di benak Luna. Sakit. Marah. Sedih. Kecewa. Dendam.

Semua bercampur jadi satu.

Menciptakan kaca-kaca bening di bola matanya. Dwngan bibir mengatup rapat, menahan agar tidak berteriak memaki pemuda yang kini berdiri di hadapannya.

Tiba-tiba, Ryu menarik tubuh Luna ke pelukannya. Mendekap erat.

"Aku ... merindukanmu," bisiknya.

Luna diam, tak bergerak. Kaku.

Ternyata, dia terjebak di dalam tubuh orang yang sangat dicintai Ryu.

***

        Bertahun-tahun dia berjuang keras untuk melupakan wajah angkuh ini. Bertahun-tahun dia terus menyalahkan Ryu atas semua penderitaan yang ia rasakan. Kematian ibunya, tinggal sengsara bersama bibinya, dan tentang segala ketidak beruntungan yang Luna alami.

Bahkan tiap kali wajah Ryu muncul, dia selalu menghindar dengan mengganti mimpi yang lain. Sekali, dia mencoba mencekik leher pemuda itu dalam mimpi, tapi ... tertahan. Dia tidak sanggup berbuat sekejam itu. Lalu memilih menghilangkan keberadaan Ryu dari mimpinya.

Mungkin karena kebencian yang begitu besar, selalu ingin menghilangkan bayangan Ryu bahkan dalam mimpi, akhirnya membuat Luna bisa menguasai beberapa tahapan Lucid Dream. Terakhir kali dia bahkan bisa mengirimkan pesan melalui mimpi kepada seseorang.

Dia pernah masuk ke mimpi hampir ke semua orang yang ia kenal. Masuk ke mimpi siapapun yang ia mau. Kecuali Ryu. Karena dia sangat membenci pemuda itu.

Tapi sekarang saat ia terjebak di dalam tubuh orang lain, mereka harus kembali bertemu? Sebagai apa? Sebagai kekasih yang saling mencintai? Masih diingatnya betapa ibu gadis ini mengingatkannya untuk menjemput Ryu seolah itu adalah sebuah kebahagiaan yang lama dinantikan.

Mobil berbelok ke halaman sebuah rumah besar berlantai dua dengan arsitektur ukiran jendela dan pintu khas bangunan klasik Eropa. Mewah, dan elegan.

"Tidak ingin masuk?" Ryu bertanya saat melihat Luna tidak bergeser dari duduknya.

Luna hanya melihat sekilas, tanpa ingin banyak bicara. Mengatakan tidak hanya dengan ekspresi wajah.

Kemudian setelah Ryu turun dari mobil dan menutup pintunya, dia segera memerintahkan pada Pak Sopir agar segera meluncur pergi.

Di sepanjang perjalanan ia mulai menangis. Merasa luka lamanya kembali terbuka.

***

       Kembali ke rumah besar dan mewah tempat ia tinggal tidak lagi semenarik sebelum ia pergi ke Bandara tadi.

Luna masuk ke kamar dan langsung menangis sejadi-jadinya di atas ranjang. Menyadari siapa sebenarnya sosok Ryu bagi gadis ini.

Ryu adalah tunangannya. Calon suami Nirani. Karena itu ... saat pertemuan di Bandara tadi, setelah pandangan mereka bertemu untuk beberapa lama. Akhirnya Ryu memeluknya.

Memeluk gadis ini erat sambil berbisik betapa pemuda itu sangat merindukannya.

Mereka saling mencintai.

Tahu bagaimana rasanya berada dalam pelukan orang yang sangat dibenci? Tersiksa!

Bagaimana bisa? Bagaimana bisa dia terjebak ke dalam tubuh calon istri orang yang sangat dibencinya? Bagaimana bisa?

Lucid Dream [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang