Taehyung terbangun dari tidur nya. Ia mendapat laporan jika mafia yang menjadi musuh besar ayah nya berada di Korea. Taehyung harus segera bertindak sebelum musuh mengambil tindakan.
Taehyung terdiam cukup lama. Ia sudah menyiapkan segalanya di dalam markas setelah sang ayah memberinya tugas. Ia telah menganalisa karakter musuh yang akan ia hadapi. Tidak, ia tidak apercaya siapapun sehingga membuatnya menyimpan rencananya sendiri.
Taehyung mencatat semua strategi dan analisa. Berjaga jaga jika Demensia mulai menyerang dirinya. Taehyung mengusap wajahnya kasar. Ia merasa jika ia telah mengalami penurunan kinerja. Ia merasa fisiknya sudah mulai beubah.
Taehyung menghembuskan nafas perlahan. Dalam hati ia bersumpah bahwa ia akan bertahan sampai ia berhasil menyelesaikan tugasnya. Meski ia akan sakit dan lain sebagainya.
"Halo, iya ini aku Genji. Aku ingin meminta bantuanmu dan anak anak suzuran agar bisa membantuku melaksanakan tugas"
"hm, sepertinya aku akan segera mencapai limit kekuatanku. Bisakah kau menolongku"
"Jangan terlalu kawatir, aku baik sekarang genji-ya. Aku menunggumu di Korea"
"Hm.. Arigatou"
"Setidaknya aku harus segera bersiap menghadapi segala kemungkinan" Taehyung sudah merancang semuanya dengan baik. Ia bahkan meminta bantuan pada temanya untuk yang pertama kalinya.
Firasatnya mengatakan bahwa ia tidak bisa bekerja sendiri sekarang. Taehyung memejamkan matanya. Bukanya ia tak ingin melakukan pengobatan apapun, tapi ia merasa tidak ingin dianggap lemah. Bodoh memang, tapi itulah yang ada dalam pikiran taehyung.
Lama Taehyung melamun, hingga tak menyadari kehadiran Jungkook. Jungkook duduk disamping Taehyung dan membelai wajah Taehyung dengan lembut.
"Merasa lebih baik hyung?" Taehyung mengangguk
"aku baik baik saja kook" Jungkook masih menatap Taehyung
"Apa yang kau pikirkan hyung?" Taehyung menggelengkan kepala
"Bukan apa apa" kata Taehyung sambil tersenyum.
"Hyung, berjanjilah bahwa kau akan selalu baik baik saja" kata Jungkook sambil bersandar pada dada Taehyung.
"Hm, aku akan baik baik saja- setidaknya untuk saat ini aku baik baik saja kook" Senyuman Taehyung sangat menenangkan hati.
Malam harinya, karena semua sudah dirumah. Taehyung memutuskan untuk pergi secara diam diam. Setelah memastikan ia tak diikuti, Taehyung segera memacu mobilnya ke markas barunya di Seoul. Disana sudah ada Taeyeong dan yang lainya.
"bagaimana kondisi hyung saat ini?" tanya Taeyeong saat Taehyung sampai.
"aku baik baik saja Yeongie" Taehyung langsung duduk menanti laporan dari para hyung.
"Kami sudah melakukanya Tae, semua sudah beres. Tidak ada yang tau dengan apa yang kita lakukan" Taehyung mengangguk
"Bagus, aku yakin cepat atau lambat mereka akan berkasi, kita semua harus segera bersiap menghadapinya. Aku yakin, mafia kelas atas akan ikut andil dalam rencana musuh kita. Mafia itu aku yakin bukan mafia korea, mungkin mereka memakai Cina atau US untuk membantu mereka, jadi kita harus selalu waspada" taehyung menghembuskan nafas perlahan.
"aku harus pergi, Yoongi hyung, ikutlah bersamaku" Yoongi hanya mengangguk patuh
"Ada apa tae?" Taehyung menatap Yoongi
"Memastikan tidak ada penyadap di mobilku" Yoongi mengerutkan keningnya
"apa maksutmu Tae? mana mungkin ada penyadap dalam mobilmu"