8. Apa Candra Menjadi Babu?

1.1K 88 7
                                    

Anin sedang menunggu Daniel menjemputnya karena seperti biasa, tak ada yang mengantar. Sambil menunggu Daniel ia menonton film di ponselnya.

Sampai akhirnya Daniel datang mereka langsung berangkat menuju kampusnya. Kali ini, Daniel membawa mobil. Katanya musim hujan.

Hujan mulai turun. Perlahan hujan itu membesar. Anin mencoba untuk tenang. Ini alasan kenapa ia menyebut hujan tidak romantis dan membuat sakit. Karena hujan benar-benar akan membuatnya sakit.

Gerbang kampus sudah terlihat dan itu membuat Anin menghembuskan nafasnya lega. Daniel keluar dari mobil, lalu berlari menuju pintu Anin. Ia menarik Anin keluar dan memayungi Anin dengan jaketnya.

Sial, jantungnya berdetak kencang.

Entah karena perlakuan Daniel entah karena hujan besar yang selalu ditakutinya. Mereka sampai di gedung fakultas mereka.

"Lo ngambil mata kuliah Pak Doni ga?" tanya Daniel.

"Ngambil dong, kita banyak jadwal bareng tau." jawab Anin.

"Bagus deh hehe."

"Pulang bareng lagi?" tanya Daniel. Anin mengangguk. "Boleh deh."

"Tapi gue lagi pengen makan ramen. Gimana kalo baliknya beli ramen?"

"Boleh."

"Daniel terbaik hehe."

📖

Kini Anin dan Daniel sedang berada di sebuah mall berjalan sambil sesekali tertawa. Untuk beberapa saat tertawa, tapi mungkin sekarang tawa itu harus berhenti.

Dari kejauhan, Anin melihat Sesil yang mendekatkan tubuhnya ke arah Candra lalu menggandeng lengan kekasihnya. Padahal jelas sekali kekasihnya sesekali melepaskan gandengan Sesil.

Daniel yang sedang berbicara, jadi berbicara sendiri karena Anin yang tertinggal. Daniel mendengus dan kembali menuju Anin yang diam terpaku melihat satu objek.

"Hey!" seruan Daniel berhasil membuat Anin terlonjak. "Ngagetin gila!"

"Ya lo pake bengong segala, udah ga apa-apa tadikan kata lo dia sibuk mau nyiapin acara di kampusnya."

Iya, Anin memang bercerita bahwa Candra tidak bisa menjemputnya karena ia harus membeli beberapa keperluan untuk acara di kampusnya.

"Gue yakin Candra belum makan." kata Anin. Daniel menautkan alisnya bingung.
Anin mengambil ponselnya lalu menelfon Candra.

Anin melihat Candra yang kelimpungan membawa belanjaan sedangkan Sesil tak mau membawa barang belanjaan tersebut.

"Haloo. Makan bareng yu?" kata Anin to the point.

"Nin gue lagi--"

"Iya gue tau. Coba liat deh arah jam dua."

Candra memutar kebelakang yang membuat Anin memutarkan matanya sebal. "Eh tolol jam dua bukan jam enam."

Candra tersenyum menunjukkan giginya saat melihat Anin yang melambaikan tangannya. Daniel yang dasarnya sangat suka tersenyum, ikut tersenyum juga.

Sejak tadi melihat Anin yang tersenyum bahagia, Daniel tersenyum meski ia kecewa karena tak bisa makan hanya berdua bersama Anin. Ia yakin Candra pasti mau diajak makan oleh Anin.

Anin melambaikan tangannya seolah menyuruh Candra menghampirinya. Setelah itu, Candra, Sesil, Anin dan Daniel pergi ke sebuah restoran yang memang menyediakan ramen kesukaan Anin.

"Nah Candraa kenalin ini Daniel. Daniel ini Candra." kata Anin memperkenalkan keduanya.

Candra dan Daniel berjabatan, Daniel tersenyum sedikit lebar sedangkan Candra hanya tersenyum tipis. Berbeda dengan Anin yang terus tersenyum, Sesil terlihat mendung sambil memainkan ponselnya.

Confused #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang