29. Akhir Cerita Cinta

892 88 38
                                    

Sudah berbulan-bulan dan hubungan Anin serta Candra masih tetap tidak jelas. Hubungan mereka memang semakin membaik. Saling percaya, yakin dan saling terbuka membuat mereka kembali merajut asmara bersama. Hubungan Sesil dan Angga pun berlanjut dan semakin membaik.

Bahkan rencananya, liburan semester kali ini Sesil akan ikut liburan ke Lombok bersama keluarga Candra. Keluarga Candra mengadakan liburan bersama untuk merayakan masuknya Angga ke PTN yang benar-benar Angga mau.

Liburan kali ini terasa hambar bagi Anin. Banyu sangat sibuk dengan urusan perusahaan. Bunda sibuk dengan butik barunya. Sedangkan Virzha? Sama seperti Anin diam di rumah dan terkadang juga di liburan seperti ini Virzha sibuk mengontrol perusahaan mendiang Ayah angkatnya.

Seperti sekarang, Anin hanya diam dirumah menjaga rumah kosong yang penghuninya memiliki kesibukan masing-masing selain dirinya. Televisi di depannya menyala dengan channel yang terus berpindah. Jam menunjukkan pukul 12 siang. Dan Candra belum bangun.

Pintu terketuk dan dengan langkah malas Anin menghanpiri pintu. Pintu semakin keras diketuk menimbulkan umpatan dari mulut Anin. Anin membuka dengan kasar pintu. Tanpa mengucapkan salam, Candra masuk lalu pergi menuju dapur mengambil minum.

Anin yang melihatnya hanya mendengus sebal lalu menutup pintu dan kembali duduk di sofa untuk menonton televisi. Candra datang dengan sekotak jus buah instan dan sebuah gelas. Bekas ia minum.

Ia terduduk di sebelah Anin lalu menyandarkan tubuhnya ke tubuh Anin. Anin menggeliat pelan karena merasa berat dengan tubuh Candra.

"Kamu bener-bener ga bisa ikut liburan?" tanya Candra sambil menatap Anin dari samping.

Anin menggeleng pelan, "Bunda ga kasih izin."

"Udah bilang kan kalau liburannya sama keluarga aku?" Anin mengangguk tegas.

Candra mempautkan bibirnya, Anin yang gemas hanya memeluk tubuh lebar Candra. "Wangi." gumam Anin pelan

"Kamu bau ketek." ujar Candra. "Aku udah mandi ya!"

"Hehehehe. Bantu aku packing dong." pinta Candra.

"Okey ayo!" Anin menarik Candra lalu pergi menuju rumah Candra.

Anin bingung saat melihat rumah Candra yang kosong. "Mamah sama Papah kamu kemana?"

"Udah pergi duluan dua hari yang lalu." Anin membulatkan mulutnya, dan menganggukkan kepalanya pelan.

Anin mengikuti langkah Candra menuju kamar Candra. Mereka mulai memasukkan barang yang memang harus di bawa, dan kegiatan ini dipenuhi dengan perdebatan.

"Nin, jalan sore yu. Sambil denger musik." ajak Candra.

"Tapi splitter aku ilang." jawab Anin dengan bibir melengkung kebawah.

Candra tersenyum lalu berdiri dan membuka lacinya. Candra memberikan splitter milik Anin yang terjatuh tepat di depan ruang UKM-nya.

"YAYIIII. Aku kira ilaang hehe."

"Engga dong. Ya udah ayo!" ajak Candra. Candra membawa ponsel dan dompetnya, Anin mengikuti langkah Candra yang mulai keluar kamar. Hingga akhirnya ia sadar sesuatu.

"HEH! Sini-sini." suruh Anin, Candra langsung menghampiri Anin.

"Masa iya mau pake boxer doang nyet? Gantiiii! Mana udah pudar warnanya." pinta Anin. "Ntar kalo aku kegantengan banyak yang ngelirik."

"Ya udah ga apa-apa, aku kan jalannya sebelah sama kamu jadi tau kalau kamu udah ada yang miara."

"Goblok miara, dikira aku monyet."

Confused #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang