Mata cokelat kemerahan menatap datar ruangan besar nan ramai yang penuh dengan orang-orang berpakaian mahal. Dia memperhatikan ayahnya dari jauh yang sedang di kelilingi vampire aristrokat yang berusaha mendapatkan perhatian. Malam ini adalah pesta membosankan seperti pesta yang dia datangi. Tak ada vampire seumurannya yang berani mendekatinya. Biasanya hanya satu anak Ichijou Takuma saja yang mendampinginya. Tapi hari ini Takuma dibawa pergi kakeknya dan tidak bisa datang menemaninya di pesta ini. Dia menghela napas, melangkahkan kakinya keluar dari ballroom. Diam-diam menyelinap agar tak ada orang yang membuat masalah nanti.
Kaki kecilnya tiba di sebuah taman yang untungnya sepi. Memang sepi karena tempat ini adalah taman tak terawat dengan semak belukar tinggi.
"Apa kau tersesat anak muda?"
Suara lembut menyambut indera pendengarannya. Dia menoleh, mendapati sesosok cantik dengan kimono putih berada tak jauh dari tempatnya berdiri. Rambut silver tergerai panjang berkilauan di bawah sinar rembulan. Mata beriris amethyst yang menawan terlihat indah dan terasa menyejukan.
"Tidak"
Sosok itu tersenyum, bibir sewarna kelopak bunga sakura melengkung anggun mendengar jawaban si kecil. Sosok cantik itu kemudian duduk di sebuah batu besar tak jauh dari tempatnya berdiri.
"Sou desune.. kau bosan dengan pestanya ya?"
Seakan membaca pikiran, sosok cantik itu membuat gesture agar si kecil mendekat. Tanpa ragu, si kecil menerima undangan itu. Tubuhnya diangkat dan di dudukkan di pangkuan si cantik. Tak ada penolakan dari aksi itu oleh si kecil. Dia malah menyamankan posisi duduknya. Saat sosok cantik itu mulai mengelus rambut brunetenya. Dia memejamkan mata menikmati sentuhan lembut itu.
"Siapa namamu, anak muda"
Mata besar berwarna cokelat kemerahan itu terbuka lagi. Terlihat ragu untuk menjawab.
"Oh maaf, seharusnya aku perkenalkan diriku dulu. Namaku Zero, salam kenal" kata si cantik sambil tersenyum.
"Kaname..." jawab si kecil setengah berbisik.
"Senang bertemu denganmu Kana-chan"
Si kecil langsung mempoutkan pipinya. Mendengar namanya di panggil seperti itu.
"Jangan panggil aku seperti itu"
Zero hanya tertawa kecil. Dia mengelus pipi Kaname yang menggembung lucu.
"Hmm..Kaname-kun, kau lucu sekali"
Kaname mau tak mau tersenyum mendengar tawa si cantik. Benar-benar mempesona. Zero mengelus rambut Kaname lagi.
"Bagaimana kalau kau kembali sekarang? Orang tua mu pasti mengkhawatirkanmu"
Kaname turun dari pangkuan Zero. Mereka kemudian berjalan menuju semak belukar, jalan menuju tempat pesta. Sayang karena tidak hati-hati, tangan Zero tergores duri tajam di semak belukar itu. Aroma darah yang manis menguar, membuat mata Kaname seketika berubah merah. Zero memperhatikan Kaname, tubuh kecilnya gemetar melawan hasrat untuk menyerangnya. Tangannya terkepal erat dan dia menggigit bibirnya untuk menahan taringnya memanjang.
"Daijoubu, kau bisa minum darahku Kaname-kun"
Kaname menatap mata Zero dengan pandangan terkejut. Sementara Zero hanya membalas dengan senyuman lembut. Zero berlutut untuk menyamakan tingginya dengan Kaname. Dia menyingkap kimononya untuk mengekspos bagian pundak dan leher yang putih bersih.
"Aku..."
"Tidak apa-apa Kaname kun"
Zero menarik tubuh Kaname, dia posisikan kepala Kaname di perpotongan lehernya. Tak bisa menahan godaan di depan mata. Kaname dengan kasar menancapkan taringnya. Zero meringis kecil. Kaname menghisap darahnya dengan rakus.
YOU ARE READING
Silver Chain (Complete)
FanfictionMata penuh kalkulasi Kuran Kaname tak bisa berpaling melihat hunter sekaligus level D itu. Di balik punggung tegap dan sikap keras kepala pemuda silver itu menyimpan segudang rahasia yang menarik sang pureblood Kuran. Vampire Knight milik Matsuri Hi...