Warna lembayung baru saja menyentuh cakrawala. Bayangan-bayangan pepohonan sudah terlihat sama panjangnya dengan wujud aslinya. Senja oranye terasa begitu dingin kali ini. Hingga tiba-tiba bulu kuduk di tengkukku meremang. Ada aura aneh yang menyentuh batas teritorialku. Aura yang terasa familiar, namun juga berbeda. Terasa dingin, licik, dan berbahaya.
Aku segera bangkit dan mengikuti arah aura itu berasal. Pintu gerbang selatan Cross Academy menjadi tujuanku. Sosok itu berhenti berjalan saat aku tiba menghadangnya. Aku mengontrol air muka ku, berusaha terlihat tenang pada sosok yang kutahu bukan dirinya saat ini.
"Oh, sungguh aku sangat tersanjung melihatmu menyambut ku"
Vampir itu tersenyum mengejek kepada ku. Senyuman yang sangat aneh berada pada wajah muda Senri Shiki. Ah tidak, vampir itu hanya meminjam tubuh Shiki. Vampir sialan yang sangat ingin ku bunuh.
"Kau tidak diterima disini... Rido" aku berucap dingin.
Vampir itu tertawa. Wajahnya bahkan berubah berkali lipat semakin menyebalkan.
"Memangnya apa yang bisa kau lakukan padaku keponakan manisku"
Aku memicingkan mataku, mengeluarkan aura Pureblood milikku untuk menekannya. Aku membuat oksigen menipis dan mencekik lehernya dengan kekuatan tak kasat mata. Tubuh kecil Shiki terlihat bergetar. Biar bagaimanapun tubuh Noble yang digunakannya tidak akan kuat melawan kekuatan Pureblood. Dia menggores tangannya, membuat cambuk dengan darahnya. Signature Rido yang juga diturunkan pada Shiki. Cambuk itu bukan melesat meraihku. Tapi menuju dinding di belakang ku. Hingga reruntuhan batu besar dinding jatuh dan bermaksud mengenaiku. Sebelum reruntuhan itu mengenai ku, aku menahannya diudara dengan kekuatan ku. Ujung-ujung runcing ku putar hingga mengarah padanya. Aku mengirimkan energi agar batu-batu itu melesat padanya.
"Hentikan!"
Aku berhasil menahan serangan material itu sebelum hampir mengenai orang yang berteriak tadi. Takuma, tangan kananku yang sudah menghilang berminggu-minggu hampir saja terkena hantaman material batu berujung runcing. Badannya di posisikan di depan Rido dengan tangan terentang terbuka melindungi.
"Kumohon Kaname, jangan sakiti Shiki" ujarnya lirih.
Sialan! Tangan kananku sendiri, orang kepercayaan ku melindungi vampir sialan yang sangat ingin ku gorok lehernya. Pengkhianatan macam apa ini. Aku bisa merasakan beast mengerang marah. Makhluk itu ingin mencabik apapun yang menghalangi jalannya untuk balas dendam. Tidak bisa ku biarkan pengkhianatan ini. Jadi selama ini Takuma memilih membantu Rido, brengsek!
Aku bisa merasakan mataku berubah merah sepenuhnya karena amarah. Aku melepaskan aura purebloodku semakin pekat di udara. Aura marah dan ingin menghancurkan. Takuma gemetar di tempatnya berdiri, tapi dia tetap tidak mau menyingkir. Aku maju dengan cakarku yang memanjang. Takuma yang tidak bergerak di tempatnya ku hempas ke samping menjauh dari targetku. Bunyi bedebum keras saat punggungnya menghantam dinding. Aku tidak mempedulikannya, Tujuanku hanya satu, Rido.
Sedikit lagi tanganku sampai mengenai wajah vampir itu, namun sebuah tangan mencengkram tanganku keras dan menarikku ke belakang. Helaian silver panjang menyapa indra penglihatanku. Baju seragam Night Class berwarna putih terlihat redup di bawah sinar senja.
"Zero."
Aku tak bisa melihat wajah Zero karena dia membelakangiku. Tapi aura tenangnya berangsur-angsur membuatku ikut tenang. Rido terlihat terkejut, tapi secepat kilat ekspresinya berubah aneh. Seperti orang mesum yang melihat santapan lezat. Tidak, tidak, jangan sampai Rido mengincar Zero-ku.
"Keponakanku, kenapa kau tidak pernah memberitahu ku kalau kau menyimpan sesuatu yang indah di sini."
Aku menggeram memperingati. Tiba-tiba sebuah gelombang dahsyat memaksa tubuhku mundur ke belakang, menjauh dari Zero. Aku tahu itu Rido sialan.
YOU ARE READING
Silver Chain (Complete)
FanfictionMata penuh kalkulasi Kuran Kaname tak bisa berpaling melihat hunter sekaligus level D itu. Di balik punggung tegap dan sikap keras kepala pemuda silver itu menyimpan segudang rahasia yang menarik sang pureblood Kuran. Vampire Knight milik Matsuri Hi...