Part 14 (END)

579 49 16
                                    

Aura pureblood lain begitu kental di udara. Aura pureblood yang familiar tapi seperti sudah lama tidak kurasakan. Mataku terbelalak saat mendapati orang yang menyelamatkan Rido dari peluru Bloody Rose.

"Yuki.."

Sebuah sabit silver besar berada di tangannya. Itu Artemis Rod senjata kesayangannya yang berubah dalam wujud aslinya.

"Halo kakakku sayang, ah ralat.. tunanganku..."

Senyum mengejek itu terlihat begitu aneh pada wajah cantik Yuki. Sebenarnya apa yang terjadi. Kenapa Yuki bisa melindungi Rido?

"Yuki.. kenapa?" aku bertanya tak percaya.

Yuki tersenyum mengejek.

"Ceritanya panjang Kanameku. Seseorang yang mengaku kakeknya Takuma mempertemukanku dengan paman kita, dan dia berbaik hati mengembalikanku ke wujudku yang sebenarnya. Seorang pureblood princess yang disembunyikan. Bukan lagi manusia lemah tak berdaya."

Ichiou, kakek sialan itu lagi. Pantas saja aku tak bisa menemukan Yuki selama ini. Memang seharusnya aku memusnahkan kakek itu dari dulu.

"Sekarang aku sudah kembali menjadi diriku yang sesungguhnya. Menjadi seorang pureblood. dan aku akan mengambil kembali apa yang telah direbut dariku."

Wajah Yuki mengeras, dia menatap tajam Zero. Dengan gerakan cepat Yuki mengibaskan sabitnya menuju Zero. Zero melompat menjauh, meninggalkan pohon besar yang terbelah karena sabit itu.

"Wanita sialan, kau sudah merebut Kaname ku! Akan ku bunuh kau dan membebaskan Kaname dari sihirmu!" teriak Yuki.

Yuki menyerang Zero dengan menggebu-gebu. Sementara Zero terlihat tidak ingin membalas. Dia hanya menghindar dan menghindar. Tentu saja Zero tidak akan membalas Yuki, dia begitu menyayangi Yuki. 

"Rido, apa yang kau lakukan?" geramku marah.

"Kau suka kejutanku Kaname" ujarnya mengejek.

Aku kembali menyerang Rido. Sial, ini tidak ada dalam skenarioku sama sekali. Yuki berubah menjadi pureblood karena Rido tidak masuk dalam hitunganku. Aku terlalu fokus pada kebangkitan Rido dan melupakan Yuki. Ini sungguh bencana.

Tangan bercakar milikku sudah berada dekat di jantungnya. Namun terhenti karena bond yang kami miliki. Aku menggeram dan memaksa tanganku untuk maju.

"Menyerahlah Kaname dan biarkan aku meminum darahmu." 

Aku merasakan tangan dinginnya mengelus pipiku. Matanya berubah teduh, seperti melihat wajah lain dan bukan diriku.

"Haruka-ku sayang, seharusnya kau memilihku dibanding Juuri." suaranya begitu lirih.

Tunggu, apa maksudnya ini. Apa Rido menyukai Haruka, bukan Juuri ? Lalu kenapa dia membunuh Haruka malam itu.

Rido mendekatkan wajahnya pada leherku. Kekuatannya memaksaku untuk tidak bergerak dan membiarkannya mendekat. Aku memberontak dalam ikatan tak kasat mata itu. Tapi sulit sekali dan membuatku sesak napas. Semakin aku berontak terasa semakin menyiksaku. Rido mengecup sisi leherku. Aku merinding jijik karenanya.

"Haruka..."

Dor

Suara tembakan terdengar. Tidak satu, tapi lima. Rido terkekeh sebelum terbatuk darah. Zero berhasil menembak Rido. 

"Sepertinya aku kalah hn." 

Rido tersenyum lembut. Senyum yang sangat aneh diwajah Rido yang biasa tersenyum maniak. 

"Gadis itu sudah habis dimakan oleh sisi vampirnya sendiri. Tak akan ada kebaikan kalau kau tetap mempertahankannya. Dia tidak akan lagi sama seperti gadis yang kau jaga. Kau harus.... memutuskannya...."ucapnya dengan napas tersengal.

Silver Chain (Complete)Where stories live. Discover now