Part 8

711 75 8
                                    

Aku baru saja selesai mendengar penjelasan Yuki. Aku bersembunyi sambil mendengarkan saat Cross meminta Yuki menceritakan apa yang terjadi dengan sebenar-benarnya. Yuki sudah terlihat ingin menangis lagi. Dia bahkan mengakui kalau membolos kelas untuk mencariku hingga semua itu terjadi. Tapi Yuki tidak menceritakan dibagian saat dia meneriaki Zero dengan sebutan jalang. Dia bahkan menambahkan jika Zero menggodaku dengan tidak senonoh, dan sebagai prefek sudah tugasnya mendisiplinkan siswa-siswi yang berulah. Aku hanya tersenyum miris mendengarnya. Apalagi mengetahui Yuki berani berbohong seperti ini.  Sampai Yuki selesai bercerita baru Cross angkat suara.

"Jadi apa semua itu benar, Kaname-kun?"

Kata-kata Cross membuat Yuki membeku di tempat. Aku akhirnya keluar dari tempat persembunyianku dan berjalan mendekati mereka. Langkah sepatu pantofelku sedikit bergema di ruang sepi yang tegang itu. Aku mendekat ke arah meja kepala sekolah, tapi menjaga jarak dari Yuki. Aku menatap Yuki sebentar. Tak bisa kututupi kekecewaanku padanya. Walaupun aku tidak mencintainya, tapi aku masih menganggapnya gadis manis yang baik. Wait, hmm aku rasa kepalaku konslet.

"Tidak sepenuhnya benar Headmaster. Aku sedang menyelesaikan pekerjaanku saat itu hingga Noir datang. Dia datang untuk membawakanku teh dan makanan karena dia pasti menyadari jika aku sibuk, aku akan lupa mengurus diri. Dia tidak menggodaku sama sekali. Tapi aku sendiri yang menariknya untuk duduk dipangkuanku. Apa yang dituduhkan Yuki tidak benar. Jika memang Yuki ingin mendisiplinkan seseorang, seharusnya itu aku yang secara sadar melakukan tindakan tak senonoh."

Kulihat Yuki menunduk tak berani menatapku. Gestur tubuhnya gugup sekali dengan tangannya memainkan ujung roknya. Cross juga terlihat sangat tenang. Raut wajahnya tidak terlihat karena tertutup poninya yang panjang. Melihat reaksi seperti ini aku sebenarnya penasaran apa yang akan Cross lakukan jika aku mengatakan apa yang diucapkan Yuki.

"Aku memeluk Noir dan mengistirahatkan kepalaku yang pening karena pekerjaan. Aku bahkan yakin aku sempat tertidur. Namun saat aku sadar Noir sudah meringkuk di lantai dengan Yuki yang menendang tubuhnya. Bahkan dahi Noir sampai terluka dan mengeluarkan darah. Noir sama sekali tidak membalas perbuatan Yuki, dia diam saja. Aku memisahkan mereka, dan meminta Aidou dan Akatsuki membawa Yuki kesini."

Sungguh aku seperti tukang ngadu saat ini. Tapi aku ingin sekali Yuki dihukum. Jika aku yang menghukumnya sudah dapat dipastikan dia tidak akan melihat hari esok. Biar bagaimanapun beast ku masih berteriak marah dan benci sekali melihat muka anak ini. Terdengar suara isak tangis Yuki di telingaku.

"Maaf...hiks....maafkan aku....hiks...Kaname senpai.."

Cross menegakkan tubuhnya. Sepertinya aku bisa merasakan hawa sebagai kepala sekolahnya keluar.

"Apa itu benar Yuki?"ujar Cross datar.

Yuki hanya terus terisak tidak menjawab. Mungkin dia merasa bersalah atas apa yang dilakukan. Aku tak mau melihat airmatanya dan memilih tetap memandang Cross.

"Kau tahu apa kesalahanmu?" lanjut Cross

Yuki masih juga tidak menjawab. Kali ini lelehan airmata sudah membanjiri wajahnya. Tangannya bahkan mulai mengusak kasar airmatanya.

"Kesalahanmu yang pertama kau membolos pelajaran, yang kedua kau memasuki kawasan Moon Dorm tanpa ada izin dariku, berkeliran sendirian disana. Terakhir kau melukai salah satu murid sekolah ini!"

Aku tak menyangka Cross akan menaikkan suara di depan Yuki. Gadis itu semakin mengkerut ditempatnya berdiri. 

"Aku sangat kecewa Yuki, kau putriku tapi kau berlaku seperti ini. Aku menjadikanmu prefek bukan berarti kau bisa bebas berkeliaran seperti aku. Bahkan sampai melukai seseorang hanya untuk mendisiplinkannya. Aku tak mau melakukan ini, tapi aku harus menghukummu. Kau akan di skor selama satu minggu."

Silver Chain (Complete)Where stories live. Discover now