Karakter berambut putih panjang yang membawa samurai raksasa di punggungnya itu sudah hampir menghancurkan markas musuh kalau saja tidak ada panggilan masuk dari Jennie Kim di layar handphone."Biadab!"
Tombol jawab telfon ditekan, mulai terdengar seorang gadis bicara di seberang telfon. "Malem, Jaewon. Lo lagi apa?"
Jaewon memutar bola matanya. Sudah dapat ia duga itulah yang akan Jennie tanyakan padanya ketika itu. "Main game."
"Main game mulu," desis gadis itu. "Anterin gue keluar, yuk! Gue denger-denger ada banyak diskon di mall aster."
"Gak, deh. Gue lagi mager," tolak lelaki itu dengan mantap. Tangannya meraih earphone di nakas kemudian memasangkannya ke handphone agar bisa kembali melanjutkan permainan walau sedang melakukan panggilan. Ia tahu Jennie sedang ngomel disana, tak terlalu ia pikirkan.
"..gak pernah ngerti gue. Emang lo bilang kita bisa temenan kaya dulu, tapi apa, Won! Lo masih dingin sama gue." Hening beberapa saat. "Halo?"
"Udah puas ngomelnya?"
Jennie mulai mengoceh kembali karena dirinya berkata begitu. Setidaknya ia bisa main game sambil mendengar ocehan yang masih sama seperti waktu itu.
———
One #19
———
Bobby sedang mengamati Lisa yang berdiri di balik meja bartender di salah satu club tak jauh dari kota. Namanya Nite Owl. Kebanyakan orang akan langsung mengenal tempat tersebut dalam sekali dengar.
Gadis berponi itu tak menyadari kehadirannya yang tengah berdiri di dekat pintu masuk. Beberapa gadis turun dari lantai dansa untuk mengajaknya naik kembali, tapi tak ada yang ia inginkan. Hanya Lisa. Seorang pelayan bartender baru disana yang pendiam dan tidak bicara banyak kalau saja ada orang yang mengajaknya ngobrol. Bekerja cepat dan tidak pernah ceroboh.
Salah satu pertanyaan yang ada di kepalanya saat itu adalah mengapa gadis itu berpindah tempat kerja paruh waktu? Bukankah bekerja di sebuah kafe lebih baik daripada menjadi Bartender?
Selama dua hari ia memperhatikan Lisa dan segala aktivitasnya di sekolah maupun di luar sekolah. Gadis itu nampak jauh berbeda dari sebelumnya. Garis senyum di bibirnya hampir tak pernah terlihat. Kalau saja tidak ada Kiara dan Roy si murid baru di sisinya, maka ia akan sangat merindukan senyuman Lisa.
Tiba-tiba saja ada seorang lelaki mabuk yang datang ke Bartender. Ia memanggil Lisa yang sedang menyiapkan sebotol anggur di rak mewah. Kemudian sang gadis menghampiri lelaki bodoh itu. Namun tak disangka-sangka, tangan lelaki itu malah membelai rambutnya dari puncak hingga ke ujung. Mendekat, akan mencium bibirnya, kalau saja Bobby tak memberinya pukulan teramat keras di tulang pipinya.
"Apa-apaan 'sih lo?!" protes lelaki berpakaian berantakan yang telah tersungkur di atas lantai marmer. Alisnya bertaut untuk Bobby yang menatapnya tajam. "Bocah jaman sekarang beraninya sama orang yang lebih tua."
"Dia bukan bahan permainan lo," balasnya. Mata hitamnya beralih pada Lisa yang sudah tergagap di tempatnya. Kini Bobby sudah mengisyaratkan gadis itu pergi dari tempat itu, lebih tepatnya menariknya keluar.
Suasana malam menyapa di luar gedung Night Owl. Bobby yang memakai jaket segera melepaskannya untuk dipakaikan pada Lisa yang sudah menggigil karena angin malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
The One | [Jung Jaewon]
FanfictionJaewon, dia adalah cowok pertama yang Kiara idam-idamkan. Namun, apakah Kiara harus merubah perasaannya kalau One bilang tidak menyukai sikapnya itu?