Pagi ini Kiara makan dengan cepat dan raut wajahnya sangat bahagia. Ibu dan adik laki-lakinya menatap dengan penuh tanya."Kamu kenapa senyum-senyum gitu?" tanya ibunya sambil menyuguhi air putih dalam gelas pada putri sulungnya.
Gadis dengan ikatan rambut rapi itu tersenyum lebar dengan kunyahan berat dalam mulutnya. Cengiran itu terlihat seperti kuda gila bagi adiknya yang sedang menyendok sayur.
"Gak usah gitu, serem," ucapnya jujur.
Setelah menelan makanannya dengan benar ia mulai menyulut ucapan adiknya. "Bilang aja lo syirik gue bahagia. Lo 'kan jarang merasa gitu."
"Bacot."
"Hus, Aden! Gak boleh bilang gitu."
Kiara menjulurkan lidah pada Aden, adiknya sendiri, dengan tingkat kepuasan paling tinggi. Sambil meneruskan makan, Kiara mendengarkan protes adiknya tanpa menatap kembali.
Tadi malam ia bermimpi indah. Itulah alasan mengapa ia sangat bahagia. Dalam mimpinya, Jaewonlah yang memberikan sebotol air mineral saat ia sedang dihukum di tengah lapangan, bukan Daniel. Hal itu membuatnya tersemu, ditambah Jaewon yang tersenyum padanya, benar-benar di depan matanya. Membuatnya tidak bisa bernafas di setiap detik ia membayangkannya.
"Aaaah!"
"Astaghfirullah, kamu kenapa, nak?" ucap Asih melihat anaknya berteriak sambil menyembunyikan wajah di balik taplak meja.
Aden sendiri melipat tangan di depan dada. "Dibilang sudah gak waras, ibu gak percaya."
———
One #12
———
"Halo?"
"Roy, lo dimana? Gue udah sampe."
Lelaki tinggi itu melihat kembali layar ponselnya untuk memastikan identitas penelfon yang ternyata tidak diketahui. Kemudian tak lama mengembalikannya pada telinga.
"Sapa, 'nih?"
"Ini gue." Terdengar helaan nafas di seberang sana. "Ini Dara."
"Dara sapa?" Kemudian hening tak ada jawaban. Namun kedua mata lelaki itu melebar sempurna. "Dara? Sandara?"
"Lo dimana sekarang?"
"Gue di sekolah."
"Lo pulang jam berapa? Ntar gue samperin."
"Sekitar jam 1 aja lo kesini," balasnya.
"Okay."
"Jangan lupa bawain maka—," kalimatnya menggantung sambil melihat ke layar ponsel yang sudah mati. "–nan. Kampret batrenya abis."
"Siapa?"
Roy menoleh pada Lisa yang dari tadi sudah berjalan berdua bersamanya menuju perpustakaan untuk menyusul Kiara yang dihukum untuk mengembalikan semua buku fisika yang dipinjam Bu Nini. Sebenarnya minta tolong, tapi buat Kiara, semua yang Bu Nini suruh adalah hukuman untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The One | [Jung Jaewon]
FanficJaewon, dia adalah cowok pertama yang Kiara idam-idamkan. Namun, apakah Kiara harus merubah perasaannya kalau One bilang tidak menyukai sikapnya itu?