Jaewon berdiri di depan kelas Yuna sambil berkacak pinggang, tapi pandangannya tertuju pada beberapa murid yang keluar di kelas sebelah. Kiara tak terlihat batang hidungnya sama sekali. Ia jadi penasaran, jangan-jangan gosip itu memang benar?"Ngapain lo, kak?" tanya Yuna saat dirinya keluar dari kelas dan melihat Jaewon tiba-tiba berdiri disana. Ia tahu kakaknya agak terkejut saat melihatnya keluar, seharusnya tidak perlu sebegitu kelabakannya. Seperti sedang tertangkap basah saja.
"Lo pulang bareng gue, gak?" tanyanya mengalihkan pandangannya seketika pada sang adik.
"Tumben nanya? Biasanya gue minta aja ninggalin," jawab Yuna penuh curiga. Lagi pula memang ini bukan kakaknya sekali untuk menawarkannya pulang bersama.
"Ya udah, kalo gak mau tinggal bilang enggak, apa susahnya?"
"Hm, gak. Hari ini gue pulang dianter gebetan," pamernya pada sang kakak. "Emang lo gak punya gebetan. Ih malu, cyn."
"Sombong bener gitu doang." Jaewon mendesis atas ucapan adiknya. Kalau bisa ia menekik leher Yuna, tapi ia tak mau dibilang alay di sekolah. Jadilah ia stay cool saja, dan berjalan ke parkiran setelah mengecek kembali keadaan kelas Kiara yang benar-benar sudah kosong.
———
One #16
———
"Coba aja lo selidikin," ucap gadis cantik dengan rambut ikal tersebut. Ia mulai tertarik kembali dengan cerita adik sepupunya tersebut yang mengungkit-ungkit kasus yang familiar buatnya.
"Kalo bukan dia, bisa buang-buang waktu gue," jawab Roy sambil mengipasi wajahnya dengan kipas kecil bertenaga baterai.
"Kenapa gak dicoba dulu?" Dara tersenyum miring. "Apalagi ini ada hubungannya sama Jaewon, jelas banget itu ulah dia."
"Belum tentu."
Sandara mengendikkan bahunya. Pandangannya terarah pada ponsel dan sedang membalas pesan-pesan yang ia dapat. "Who knows? Gue bilang, Jennie Kim bisa jadi apapun yang dia mau. Bisa jadi ratu, bisa jadi malaikat," tambahnya sebagai jawaban. "Jangan lupa kalo itu juga bikin dia bisa jadi iblis."
Roy mengerutkan alis tidak percaya. "Masa 'sih? Gue lihat dia alay-alay aja, gak ada iblis-iblisnya."
Sandara menendang tak keras punggung Roy yang duduk bersila di depannya dengan kaki telanjangnya. Ia kesal punya sepupu berotak pendek seperti dia. Kalau bisa ia ingin mencoret nama Roy dalam daftar keluarga besarnya.
"Lo tau cerita gue 'kan?" Sandara mulai memberi penegasan kembali. "Dia satu-satunya anak kelas sepuluh paling picik yang bikin gue sampe di drop out dari sekolah."
"Udah tahu. Udah tempe."
"Terus? Lo diem?" tanya Sandara menuntut jawaban lebih.
"Iya, iya. Saya akan menyelidiki Jennie Kim, Nyonya besar," jawabnya dengan penekanan disetiap perkataannya agar kakak sepupu 2 tahun lebih tua darinya itu merasa puas.
Gadis cantik itu tersenyum. Benar, Roy telah berhasil membuatnya merasa sangat puas kali ini. Setidaknya ia ingin gadis itu, Jennie, mengetahui letak kesalahannya.
"Good boy."
—
"Dek, totalnya 10 juta."
KAMU SEDANG MEMBACA
The One | [Jung Jaewon]
FanficJaewon, dia adalah cowok pertama yang Kiara idam-idamkan. Namun, apakah Kiara harus merubah perasaannya kalau One bilang tidak menyukai sikapnya itu?