Kiara adalah sosok paling merepotkan buat Jaewon sejak awal bertemu. Paling menakutkan. Menyeramkan. Tapi tak bisa dipungkiri ia menyukai semua itu."Mau?" Gadis itu sudah menyodorkan es krim vanilla yang tadi dimintanya mati-matian sampai merengek, tapi Jaewon tidak memberi izin karena menurutnya tidak terlalu penting. Namun setelah berdebat panjang akhirnya si gadis berhasil mendapatkan satu buah es krim dengan tambahan topping kesukaan di atasnya.
"Ini enak banget, Kak One. Kamu harus cobain!" katanya dengan bersemangat.
"Bisa gak kamu manggil aku nama aja?"
"No no," katanya dengan lucu. "Aku udah putusin panggilan itu sejak awal ngelihat kamu, jadi tolong jangan di ganggu gugat."
Omong-omong soal pertama kali melihat, ia jadi penasaran bagaimana bisa ia menamai seseorang sembarangan sejak pertama kali melihatnya?
"Kapan pertama kali kamu ada rasa sama aku?" tanya Jaewon yang sebenarnya ingin bertanya sejak lama tapi baru saja bisa tersampaikan.
"Hm? Waktu awal masa orientasi siswa," kata Kiara sambil menarik tangan lelaki itu duduk di kursi panjang berwarna putih tulang itu.
"Seingetku, kita belum kenal."
"Memang," jawabnya dengan santai. "Kakak percaya cinta pandangan pertama?"
Lelaki itu malah tertawa kecil mendengarnya. Sekali lagi, ia baru mempelajari adanya cinta pandangan pertama melalui perantara Kiara. Sebelumnya bahkan ia tidak mempercayai hal itu. Sebelum mendengar jawaban gadisnya barusan.
"Kamu kapan mulai ada rasa sama aku?"
Lelaki itu balik menatap gadis yang menunggu jawaban sambil makan es krim itu. Ia mengendikkan bahu. "Aku gak tahu sejak kapan. Semua berjalan begitu aja."
Gadis itu mengangguk-angguk. "Omong-omong gimana kabar Kak Jennie?"
"Dia baik aja disana, kita masih kontakan," jawab Jaewon yang sedikit membuat hati Kiara merasa khawatir. Tetapi lelaki itu meneruskan, "Dia udah ada pacar disana. Namanya susah."
"Beneran?" antara kaget dan bahagia malah menyeruak ke seluruh tubuhnya.
Anggukan Jaewon membuatnya teramat lega. Senyuman dengan bekas es krim di sudut bibir Kiara membuat Jaewon gemas sampai tangannya yang bergerak membersihkan corengan es krim tersebut. Gadis itu hanya terkekeh. Selanjutnya memposisikan kepalanya di pundak Jaewon.
"Apa kita bisa lebih hebat dari ini dalam melawan waktu?" ujarnya sambil meratapi langit malam penuh bintang.
Lelaki itu memberikan tangannya untuk merangkul pundak gadis itu. Mengerti maksudnya. "Pasti. Kamu kira kita gak hebat bisa melewati satu tahun ini?"
Hati Kiara menghangat, kemudian kepalanya terangkat untuk mencuri kecupan singkat di pipi Jaewon. Ada satu harapan yang ia ingin sampaikan pada Tuhan. Tolong jadikan masa ini lebih lama dari yang mereka pernah bayangkan. Kalau bisa ia ingin kisah cinta ini menjadi sejarah selamanya.
"Happy anniversary, sayang."
—
yey, finally..
ini cuma sedikit bonchap Jaewon-Kia setelah chapter di ending part. terkejut boekan? HAHAHA. Oke lah!karena sudah final dan ending, aku ucapin makasih banyak buat kalian semua yg selalu support melalui vote atau bahkan comment, terima kasih! tanpa kalian aku mah apa atuh.
thanks a lot,
leggeo
KAMU SEDANG MEMBACA
The One | [Jung Jaewon]
FanfictionJaewon, dia adalah cowok pertama yang Kiara idam-idamkan. Namun, apakah Kiara harus merubah perasaannya kalau One bilang tidak menyukai sikapnya itu?