Jaewon memantik api ke arah puntung rokok yang sudah siap di tangannya.Sedangkan temannya, June, hanya memandangnya seperti melihat sesuatu yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Mengetahui tatapan June yang seperti itu, Jaewon mengendikkan dagu ke arahnya.
"Ngapain lo ngelihatin gue kaya gitu?"
June menggeleng-geleng, "Gak kaget sih lo pegang rokok sekarang, tapi kalo dibedain lo yang waktu dulu emang boleh kaget."
Lelaki itu menghisap rokoknya, kemudian menghembuskannya dengan bebas membuat June tertawa kecil.
Omong-omong rumah June menjadi satu-satunya tempat pelariannya dari rumah. Karena ketiga sahabatnya yang lain pasti akan terlibat terlebih dahulu. Kalau ia sembunyi disana, ia akan ditemukan.
"Dulu waktu kelas 10, lo masih suka nolak ajakan gue ngerokok," tambah June setelah tawanya selesai.
Jaewon tidak mau menanggapi. Memang dulu rokok adalah musuhnya, namun sekarang berubah jadi teman dekatnya. Hal itu mulai terjadi ketika Daniel, Dongho, dan Jaebum jadi temannya. Sebenarnya bukanlah itu faktor utamanya, namun ada beberapa hal yang membuatnya memilih jalan itu.
Itu juga karena ia tak lagi berteman dengan teman-temannya yang dulu. Menurutnya, itu berpengaruh.
Ada hal yang tak ingin ia bicarakan tentang hal tersebut. Intinya, dia sudah bukan dirinya yang dulu. Bahkan ia rela melepas gelar OSIS-nya, karena tak ingin dekat-dekat dengan orang-orang tersebut.
Lebih tepatnya, ia tak ingin mengenalnya lagi.
———
One #6
———
Kiara pamit pulang pada Lisa karena hari sudah mulai malam. Hari ini Lisa pulang agak larut karena Jessica, rekan kerjanya, memintanya untuk ikut lembur sampai jam 10 malam.
Lisa tahu, besok dia harus sekolah dan orang tuanya juga akan mencarinya kalau ia pulang larut. Tapi bagaimana lagi? Ini adalah cara yang harus ia lalui.
Kasihan. Bahkan Kiara tidak bisa mencari solusi yang lebih baik dari pada itu. Terlebih Lisa adalah orang yang tidak suka dikasihani. Ia akan memilih bekerja keras mati-matian dari pada menerima kasihan dari orang lain.
"Kiara?"
Gadis yang sedang berjalan menendang angin di saat sedang melewati jalanan gedung elit, berhenti sejenak mendengar namanya disebut.
"Lo habis darimana?"
Ternyata gadis itu adalah Yuna, adiknya Kak One. Satu kata untuk mendeskripsikannya sekarang adalah cantik. Dibalut gaun pendek warna pastel dan rambutnya dibentuk gelombang.
"Halo," sapa Kiara balik dengan agak terkesima dengan kecantikan gadis di depannya itu. "Gue habis dari kafe biasa. Lo sendiri?"
"Gue habis acara makan sama rekan kerja bokap, masalah kerjaan dia, gue mah mau gak mau harus ikut."
Gadis dengan seragam itu mengangguk-angguk sambil menatap tanah. Kemudian ia melirik ke belakang punggung Yuna, lebih tepatnya ia mencari seseorang.
Tentu saja, siapa lagi?
"Kak One gak ikut, dia kabur lagi," tambah Yuna tanpa ditanya, seakan-akan sudah mengetahui isi fikiran Kiara. "Dia selalu gak mau ketemu sama rekan kerja bokap. Ya, abis dia berantem sama golongan lamanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
The One | [Jung Jaewon]
Fiksi PenggemarJaewon, dia adalah cowok pertama yang Kiara idam-idamkan. Namun, apakah Kiara harus merubah perasaannya kalau One bilang tidak menyukai sikapnya itu?