chapter 9

41 14 0
                                    


" nyesel sumpah!  Gue ikut lo bang "

" lo gak akan nyesel, percaya deh sama gue, beli'in minum dong ra "

" enggak "

" laen kali, gue gak akan ajak lo lagi aja deh "

" Bagus! "

" padahal bentar lagi Aldi dateng, gue kan biasanya main bareng Aldi " Ardhan pura-pura berlalu meninggalkan rara.

Aldi,Aldi,Aldi, kepala rara hanya dipenuhi kata Aldi. Otaknya penuh dengan nama pria itu, hebat sekali!.

" bang! " teriak rara.

" apa? "

" beneran ada kak Aldi? Yakin lo? "

" gak percaya?  Guys Aldi dkk jadi dateng gak?  " teriak Ardhan pada teman-temannya.

" tadi Aldi chat, bentar lagi katanya, masih otw " ucap salah satu teman ardhan.

" percaya gak? "

" percaya " rara menganggukkan kepalanya antusias seperti anak kecil, Ardhan tersenyum melihat rara seperti anak kecil. Ardhan mengacak-acak rambut rara.
Pria itu menyayangi adik perempuannya ini.

" ra beli'in gih " Ardhan menyenggol bahu rara

' ini demi kak Aldi,  kalo bukan karena kak aldi, ogah ' batin rara berkoar-koar

" duit mana duit " rara menadahkan tangannya didepan Ardhan.

Ardhan mengeluarkan beberapa lembar uang dari dalam dompetnya dan memberikannya kepada rara.

" beli'in minum buat temen-temen gue juga, temen-temen Aldi sekalian "

Rara melihat uang yang ada ditangannya ada dua lembar uang lima puluh ribu , mana cukup! Pikirnya.dirinya juga harus dapat bagian, plus juga mau beli'in minuman yang mahal buat aldi tercinta.

" mana cukup! " rara melambai-lambaikan uang seratus ribu itu wajah Ardhan. pria itu berdecak.

" kalo kurang pake uang lo dululah " ck dasar pelit.

" gue gak ada uang " Ardhan terpaksa megeluarkan uang lagi.

' huhuhu duit gue ' T.T   batin Ardhan.

Ardhan menyerahkan satu lembar lima puluh ribu kepada rara.

" kurang  bang! "

' saelah kurang mulu, dompet gue jebol ya gusti ' batin Ardhan habis sudah uang jajannya.

" tambah seratus ribu lagi lah "

Tuk....
Ardhan menjentik dahi rara.

' duh gemes pengen di telen idup-idup '
" sakit njing "Rara mengusap dahinya.

" mulut lo " Ardhan kembali menjentik mulut rara. Ia tidak suka mendengar kata-kata binatang itu keluar dari mulut adik-adiknya.

Ardhan kembali menyerahkan uang lima puluh ribu kearah rara.

" Mentok! Ini terakhir " rara  menyambar uang itu dari Ardhan.

" kalo bukan karena my babe,  gue juga ogah jadi babu lo! "

Duk... sebelum pergi rara sempat-sempatnya menendang selangkangan kakaknya. Pria itu terduduk menahan rasa nyeri di selangkangannya. Melihat Ardhan kesakitan rara tersenyum licik.

'Mamam tuh tendangan gue '

Rara pun berlari sebelum ditangkap Ardhan. Teman-teman Ardhan hanya melongo melihat tingkah rara yang tidak ada anggunnya, sangat absurd.

Just YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang