chapter 13

24 12 6
                                    

Maafkeun typo guys ulalaaa~~~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Aldi melangkah kan kaki masuk kedalam rumah sambil menenteng tas yang kian hari makin bertambah berat seiring kenaikan kelas.
Pria itu berjalan lesu ke arah kamarnya, huft hari yang melelahkan pikir aldi. Bagaimana tidak melelahkan ia harus kembali memasang topeng di hadapan pacar (terpaksanya), memasang senyum palsu yang bahkan tak ingin ia kasih ke sembarang gadis meskipun hanya fake smile!.

"ah anjing!"

Aldi mengernyitkan dahinya bingung mendengar teriakan adiknya dari dalam kamar, ya kamar mereka hanya bersebelahan. Karena penasaran aldi mendatangi adiknya.

"lo kenapa jul?"

"AHH ini, masa calon gebetan gue udah punya pacar, nih adiknya udah ngasih tau gue"

Aldi memasang wajah malasnya ke arah juliand, ia kira ada masalah apa, toh ternyata tentang cewek, ah dasar bocah juga!

"lo sendiri kenapa lesu gitu?" tanya juliand

"ada masalah yang kritis tis tis"

"alah lebay"

"bodo"

Aldi pun akhirnya keluar dari kamar juliand dan masuk ke kamarnya untuk mengganti baju.

****

Di lain tempat~

"abanggg" teriak rara dari luar rumah, seraya berlari memasuki rumahnya.

Gadis itu celingak celinguk mencari keberadaan abang nya, ia ingin menceritakan semua kebahagiaan nya hari ini. Tentang pujaan hatinya yang mulai peka dan lain lain.

"kenapa sih kak?" tanya refan

"gue lagi seneng dek pake banget"

"se senang apa sih sampai lo teriak dari luar manggil bang ardhan? Masuk dulu lah ganti baju sana" refan mendorong rara memasuki kamar gadis itu

"pake banget, gue jadian sama kak aldi haaaaa"
rara mengguncang bahu refan dengan ritme yang lumayan kuat, membuat adiknya itu sedikit risih.

"eh? Yang temen basket bang ardhan?"

"iya" rara menjawabnya dengan antusias

"nasib juki gimana?"

"lah kok juki sih gue gak ada rasa buat dia, i'm sorry bilangin dia, gue udah punya pacar hahaha"

"heh songong songong"

"biarin wle" rara menjulurkan lidahnya tepat di depan wajah refan dan dengan cepat ia menutup pintu nya sebelum refan ikut masuk kedalan kamar.

***
Malam hari

Rara keluar dari kamarnya dengan ekspresi kesakitan sambil memegang perutnya dan jalan terbungkuk bungkuk menuju dapur.
Ketika sesampai nya di dapur ia menemukan abang dan adiknya sedang bermain handpone mereka masing masing, seakan dunia mereka terpisah.

Ardhan yang melihat siluet rara mendekatinya langsung menekan tanda rumah di handphone nya dan menoleh ke arah rara.

"napa lo ra?"

"bunda mana?" rara masih saja memegangi perutnya

" ke rumah tante ai lagi arisan, lo sakit perut?"

"hm"

"datang bulan?"

Rara kembali berdehem mengiyakan pertanyaan abangnya.

"udah makan obat?"

Just YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang