chapter 15

20 15 0
                                    

Maafkeun typo unchh~~~~~~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Rara terus saja tersenyum dari boncengan aldi. Gadis itu memperhatikan punggung aldi dengan minat, punggung aldi sangat pelukable, ia jadi kepingin memeluk punggung sexy itu.

Dengan cepat rara menggeleng gelengkan kepalanya, pikiran yang benar benar harus ia hilangkan. Emangnya aldi mau dipeluk rara? Jawabannya tidak. Bahkan ada tas sebagai pembatas mereka.

Rara menahan nafasnya sebentar, menetralkan jantungnya yang berdetak kurang normal. Bagaimana jika aldi mendengar suara jantungnya? Ia kan malu.

"ehem ra, udah nyampe"

"eh" rara tersadar dari lamunannya, gadis itu turun dari boncengan aldi.

"makasih kak, hati hati di jalan"    rara lagi lagi tersenyum lebar, siapa sangka ke inginan nya sudah terkabul. Pulang bareng aldi pernah ia pikirkan tapi ia tak pernah berpikir bahwa semua itu akan terjadi.

Aldi membalas senyuman lebar rara dengan senyum tipis andalannya dan mulai menghidupkan lagi motornya.

Deru motor perlahan makin mengecil.

"hmm siapa tuh, pacar kamu ya" 
Suara wanita paruh baya itu mengejutkan rara dari lamunan gilanya.

" ih bunda "

"pacar kamu ya kak?"

Rara memilin roknya, ah ia sedikit takut, apa bunda nya akan marah jika ia berpacaran.

"engg..."

"jujur aja kok susah banget sih kak"

"iya bund" rara tersenyum kecil ke arah bundanya.

"uhh udah gede ya anak bunda"  wanita paruh baya itu mengelus elus puncak kepala rara dengan lembut.

Diluar perkiraan gengs, ternyata bunda merestui.
Rara tersenyum sangat lebar ke arah bundanya.

" kalo ayah tau nih, pasti kena marah deh "

Baru saja merasa senang,  tapi sudah di hempaskan ke kenyataan yang pahit.

"ah bund rahasiain dari ayah dong"  rara memeluk lengan bundanya, bergelayut manja ke tangan wanita yang ia cintai itu.

"oke"  bunda mengedipkan sebelah matanya seraya terkekeh.

Mereka berdua tertawa.

******

Di lain tempat.

Aldi meletakan sepatunya di rak, dan menyusunnya dengan rapi.

Hah kapan hari yang melelahkan ini akan berakhir? Ia sudah muak bahkan hubungan mereka yang belum genap 1 minggu, ia sudah muak dengan tingkah rara yang terlalu sok di polos polos kan.

Tiba tiba saja handphone nya yang berada di saku celananya bergetar. Pria itu merogoh sakunya.

+62 8Xxxxxxxxx
Kak ini gue rara

Aldi menghela nafas jengah, ia malah memilih mematikan handphone nya dari pada membalas pesan dari orang yang tak ia sukai itu.

+62 8Xxxxxxxx
Kak bales dong :)

Aldi ingin melempar handphone nya saat itu juga, tapi karena sayang gak jadi deh lempar hp nya.

Aldi berjalan melewati kamar juki dengan santai, tumben adiknya tidak gila, biasanya bocah smp itu akan memaki maki hal yang tak jelas, yang lebih bisa di katakan unfaedah, gak bermanfaat banget. Seperti kemaren contohnya.

Just YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang