chapter 16

24 12 3
                                    

Maafkeun typo
..

.

.

.
.

.

Rara berlari sepanjang koridor, sesekali ia melihat kanan kiri bahwa tidak ada guru yang sedang lewat. Gadis itu berlari bukan karena terlambat masuk, tapikarena ia ingin meminta pendapat pada teman laki-lakinya.

Sesampainya di kelas rara buru-buru meletakkan tasnya dengan sembarangan. Disini bukan hanya rara yang datang lebih awal hampir sebagian dari anak kelas XI ips2 sudah datang dan mereka saling berkutat pada buku mereka.

"woi pinjem tip-x"

Wush tip-x itu melayang tepat di depan rara.

"anjir hampir kena gue nih" teriak rara

"slow ra,  gak kena juga" ucap laki-laki yang melempar tip-x itu

"fik lo ngerjain apa sih?"

"pr mtk woi"

Rara menepuk jidatnya pelan, ah matematika lagi, kenapa harus mata pelajaran yang tidak ia sukai harus pelajaran pertama?! Dan sekarang ada pr lagi, mati!

Dengan cepat rara membuka tasnya,  mengambil buku dan pulpennya dan menyalin pekerjaan temannya dengan secepat kilat.

Pertanyaan yang tadi ingin ia tanyakan nanti saja. Ini urusan hidup dan mati, ia tidak mau di hukum hanya karena tidak mengerjakan pr.
Hanya beberapa menit pr itu selesai ia salin, meskipun dengan tulisan yang hampir seperti cacing kepanasan. Ah ia benar-benar lupa bahwa ada pr matematika.

"anjir gue gak inget sama sekali"  ucap rara.

"gue sih ingat, cuma ya gitu, gak tau cara ngerjainnya"    ucap fika seraya terkekeh

"ah gue juga gak bisa ngerjain fik"  rara menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.

"senasib"

Tak lama lonceng berbunyi, dengan langkah cepat guru memasuki kelas.

*****

"al kok kamu jahat banget sih"
Aldi menelungkupkan wajahnya, ia tidak mendengar apa yang perempuan itu katakan.  Pagi pagi saja sudah membuat kelasnya rusuh.

"al"    gadis itu mengguncang pelan tubuh aldi

"gak usah ganggu gue!" aldi menepis tangan perempuan menyebalkan itu.

"al kenapa kamu pacaran sama dia sih"
Gadis itu merengek ke arah aldi.

Deg...

Aldi mulai was-was, dia bukan membicarakan rara kan? Batin aldi.

Para anak kelas aldi mulai memasang telinga mereka,  mendengarkan dengan seksama apa yang akan dikatakan oleh primadona sekolah, salsa.

Aldi mencongakan kepalanya menghadap salsa.

"gue gak pacaran sama siapa siapa"

"tapi aku lihat sendiri, kamu nembak dia di belakang sekolah"

Sialan rutuk aldi
Bisa bisanya mantan gilanya ini mengetahui itu semua

Aldi bangkit dari duduknya, menarik tangan salsa menuju keluar kelas.

"gue sebenernya gak mau kasarin cewek tapi lo itu udah keterlaluan banget, ikut campur semua urusan gue, gue bilang dari sekarang lo berhenti gangguin hidup gue atau lo bakal tau akibatnya, gue udah gak peduli kalo lu itu cewek sekalipun!"

Just YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang