kecewa

42 6 0
                                    

Pembacaku... Aku tak akan bosan mengingatkanmu untuk membaca wattpad aku yang dua lagi "tolong sembuhkan aku", sama "IS HE AN ANGLE? ". Dan pelajaran buat hari ini adalah:
*ige *=ini
*arasseo*= kamu mengeti
*boanya*= apa
*nde*= iya, baiklah, dan bahasa formal lainnya.

Halmonie menghampiriku, "Soo ya! Kamu disini?" ucap halmonie,

ku hapus air mata terakhirku ini, "mmm... Halmonie.. "Jawabku sambil berbalik

"apa kau sudah menemui dokter?". Tanyanya,

"aAh.... Tadi aku sudah melakukan pelatihan dan kata dokter, aku sudah mulai bisa memakai tongkat... ". Jawabku sembari tersenyum menutupi air mata ini,

"Syukurlah  Soo ya..., Ommamu juga sekarang keadaannya sudah semakin baik, kata dokter dia bisa langsung di pindahkan ke ruang perawatan biasa mulai besok.... ". Jelas halmeoni

"Kendee, halmonie? Belakangan ini kok halmonie tak pernah masuk ke kamarku lagi? Apa halmonie marah padaku? ". Tanyaku menghibur diri

"ahh...  Tidaak Soo ya.. Hanya saja... ". Jawab halmeoni singkat

.......terjadi keheningan.....

"Ah ye! Halmonie selama aku dan ibuku disini, siapa yang akan membayar semua biayanya? ". Aku memulai pembicaraan

"ah... Soo ya.. Kau tak perlu khawatir dengan semua itu ya... Kau hanya harus sembuh, ok!". Sambil halmeoni mengelus punggungku

"Ah ye... Halmonie ". jawabku ragu.

"Soo ya, sebenarnya, halmonie, tidak ingin menanyakan hal ini padamu, tapi..  Apa Kau tak menjenguk Oppamu? ( Raut wajahku berubah penuh kekecewaan ) apa kau tak menghawatirkan Oppamu? (Aku hanya tertunduk diam), Soo ya, cobalah mengerti dengan keadaan ini. Kau harus bisa bersikap dewasa... Mmm? ". Nasehat halmeoni

"Halmonie! aku lapar, sejak tadi pagi aku belum memakan apapun aku pergi dulu mencari makanan... " ucapku mengalihan pembicaraan.

Aku mengayuh kursiku menjauh dari pandangan halmonie, aku terus melaju menelusuri lorong rumah sakit dengan pandangan kosong, dan dalam keadaan seperti ini lagi-lagi aku merasakan sakit di kepalaku, suara dengung di telingaku dan lemas di sekujur tubuhku. Kursiku terhenti, aku memejamkan mataku, saat itu terdengar suara di benakku, suara anak kecil yang sedang menangis, aku juga mendengar teriakan seorang pria yang sedang marah... Aku tak tahu apa yang terjadi, namun seketika itu bayangan itu hilang ketika aku membuka mataku dengan nafas yang sesak. Aku terus mengelus dadaku yang sesak saat itu aku meihat seseorang yang menghampiriku, nampanya orang itu seperti sedang marah padaku dan ingin melakukan sesuatu padaku, namun aku tak bisa meihat wajahnya, aku terkejut saat ia mengangkat tanganya, refleks aku langsung memasang posisi melindungi tubuh, aku tersadar karena seseorang memegang bahuku.

" ya!Gwaenchanha? Kau kenapa? Ya! Kim Hae Soo! Ini aku Song Ji Dwi, kenapa kau begitu takut padaku? ", ucapnya sambil menggoyahkan tubuhku,

aku tersadar dan hanya bernafas dengan sesak.

......Aku duduk di kursi .....

"Minumlah.... " Sahut Ji Dwi sambi dia memberiku sebotol air dan duduk di sampingku,

aku meminum air itu dan menenangkan diri.

"Ya! Apa kau tak apa-apa? Kenapa kau melihatku seperti itu tadi? " Tanya Ji Dwi,

aku hanya menggelengkan kepala dan kebingungan.

"Tadi dokter memberitahuku kalau kau sudah bisa pakai tongkat, aku mencarimu kemana-mana dan aku menemukanmu di sini lalu aku berlari menghampirimu, tapi sikapmu seperti itu.... ". Jelasnya singkat

Hoping For More Good DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang