ayolah... (chapter 2)

11 1 0
                                    

Terlihat Kang Min Hyuk yang sedang melihat kami dari kejauhan dengan wajah yang merah menyala dan mata yang menyeramkan, dia menghampiri kami.

"Ya! " teriaknya menggelegar dari kejauhan

"Soo ya... Apa kau siap? " tanya ji Dwi sambil berdiri membelakangiku.

"Apa? Siap untuk apa? " tanyaku kebingungan.

Tanpa kata-kata lagi dia langsung berbalik dan memelukku. Aku kaget dengan apa yang dia lakukan. Namun aku mendengar suara orang yang berkelahi di belakang sana.

"Ji Dwi ya! Apa yang terjadi? " tanyaku dalam pelukannya.

Ji Dwi membalikkan tubuhku kemudian memegang tanganku dan mengajakku berlari pergi dari tempat itu.

Ingin rasanya aku berbalik namun ji Dwi tak membiarkannya.

...

Kami pun berada di kantin sekolah.

"Ya! Song jidwi, kau katakan dengan jujur kepadaku apa yang barusan terjadi! " perintahku.

"Mmm.. Soo ya.. Sebenarnya ini... " ucapnya gugup.

Aku mengernyit penasaran

"Mmm... Maaf... "

"Maaf untuk apa? " ucapku heran

"Mmm.. Sebenarnya ini berbahaya, untuk kita berdua, mm.. "

"Berbahaya apa maksudmu? " ucapku makin memojokkan

"Kita akan mendapatkan masalah..." ucapnya serius sambil menatapku.

Terjadi keheningan...

"Maaf sebelumnya, nanti kau akan tahu.. "

"Apa kau... " ucapku menggantung

"Apa kau. Menyuruh seseorang untuk memukuli min hyuk? " sambungku bertanya.

Ji Dwi tertunduk dan mengangguk sembari melipat bibir tipisnya.

"Kau ini! Kenapa kau tak membiarkanku melihatnya! Itukan momen paling aku harapkan, "ucapku bersemangat.

"Apa? " ucap ji Dwi keheranan sambil mengangkat kepalanya.

"Iya... Memang kenapa?.. "

Seakan tak percaya, ji Dwi terus memandangiku.

"Yah... Meskipun aku tahu kalau dia itu anak direktur sekolah ini, tapi kan kedudukan seseorang tak harus menjadikan orang lain menderita karena kekuasaannya!  Itukan hal yang tak adil, meskipun aku bukan seseorang yang terpandang, tapikan keadilan masih berlaku bagi setiap individu, itu namanya hak asasi manusia, tapi di dunia ini hak asasi seperti itu jarang terjadi, orang kaya semakin berkuasa dan orang tak punya makin terinjak... Aku sangat ingin merubah nasib orang-orang sepertiku ji Dwi ya... " ucapku panjang lebar.

"Oooo... Kim hae soo... Kau begitu bijaksana.. " ucap ji Dwi kagum

"Heheh" aku hanya tersenyum malu

"Tapi apa kau yakin bisa menghadapi semua hukuman yang akan kita hadapi? "

"Hhmm sebenarnya aku ragu ji Dwi ya..  "

"Kenapa kau ragu? "

"Kau tahu kan keadaan keluargaku yang seperti sekarang, ibuku masih belum bisa pulang, bahkan aku masih harus merawatnya, begitu juga nenekku dia semakin senja, ditambah dia harus bekerja untuk membayar pengobatan ibuku, apalagi kakakku, aku tak bisa lagi mengharapkannya. Kalau aku mendapat masalah di sekolah, apa yang akan terjadi pada nenek dan ibuku? " ucapku pesimis..

Hoping For More Good DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang