15

10 1 0
                                    

Aku berangkat dengan semangat menuju sekolah. Saat aku duduk di bangku kereta, benda pipih berwarna putih bergetar di saku seragamku.

"Mmm... Halmeoni... "

"..."

"Aku akan berangkat sekolah.. Memang ada apa? "

"...."

"Ah... Nanti aku akan menjenguk eomma sepulang sekolah... "

"..."

"Nde.... "

Aku menutup telepon dan menatap ke luar jendela..

("Apa halmeoni ingin aku tahu kalau eomma butuh banyak biaya... Apa yang selama ini aku lakukan?... Aku hanya memikirkan diriku sendiri.. Aku bahkan melupakan wanita-wanita kuat yang telah menjadikan aku seperti ini, hanya karna seorang pria... Aku menjadi melupakan hal paling penting dalan hidupku... Karena satu peristiwa itu, aku menjadi lupa akan kewajibanku... Ah... Apa yang harus aku lakukan... ") ucapku dalam hati diakhiri dengan mengacak rambut yang telah aku tata dengan rapih.

....

Sesampainya di sekolah.

Aku menyimpan tasku di atas meja diikuti daguku yang mendarat di atasnya. Beberapa detik aku menghela nafas, aku terkejut setelah aku merasakan benda dingin pada pipiku.

"A.. " aku terkejut dingin

"Kau kenapa? " kata ji Dwi sambil duduk di sampingku.

"Tidak, " sambil aku bangkit mengangkat kepala dan menggeserkan kaleng dingin yang bertuliskan yogurt.

"Oh ya, ini tertukar... " sambil ji Dwi menukarkan kalengnya yang bertuliskan strawbery dengan kalengku.

Aku agak terheran "sss... Ji Dwi ya! Sebenarnya aku penasaran dengan hal ini sejak lama, kenapa kau selalu menjauhkan aku dari hal yang berhubungan dengan sapi? Seakan kamu tahu kalau aku punya alergi sejak lama... Padahal hanya aku dan keluargaku yang tahu tentang hal ini.. "

"Mmm... Anu... Aku... "

"Aku apa? "

"Aku takut.. Takut... Kalau... Kalau... Kalau kamu gendutan... Yah aku takut kalau kamu gendutan.. Kan segala hal yang berkaitan dengan sapi itu kan lemak.. Jadi aku takut kamu gendutan.. Hehehehe.. " katanya diakhiri senyuman aneh

"Hmmm... " aku mengernyit penuh curiga.

"Oh ya, ngomong-ngomong kamu kenapa datang pagi sekali? " ucapnya gugup mengalihkan pembicaraan.

"Sss..?? "Hembusan nafasku berubah menjadi desisan ular, sambil aku mendekatkan wajahku padanya.

"Ooooh... Wae? "

"Ada yang aneh... "

"Apanya... " sambil ji Dwi membuang mukanya.

Aku menjaukan wajahku dan melipat kedua tanganku.

"Memang ada yang salah, jika seorang pria ingin menjaga wanitanya... "

"Hmmm... "

"Oh, ngomong-ngomong, kenapa ya rasanya hari ini kau begitu menawan? Apa ini hanya halusinasiku saja? Atau memang kau mempersiapkannya? "

Aku membuang wajahku karena malu dengan kenyataan bahwa benar apa yang dia katakan.

Pembicaraan kami pun berakhir saat seseorang membuka pintu.

"Ya! Kalian berdua, apa yang kaian lakukan kemarin? " tanya anak murid yang aku tak tahu namanya.

Kami memandang satu sama lain.

Hoping For More Good DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang