ayolah.....

43 4 0
                                    

"Soo ya...??? " reaksi Ji Dwi mendengar ucapanku, terlihat wajahnya yang terkejut.

"Nde! Aku selalu suka padamu, aku juga selalu merindukan tingkah anehmu itu, meskipun sebentar aku tak bertemu denganmu,.... Jadi, aku ingin kita... "

"Hentikan!.. " potong Ji Dwi tegas.

Wajahku pun menjadi takut ketika mendengar ucapan itu, aku hanya merunduk putus asa, bercampur malu dan tak karuan harus melakukan apa.

......terjadi keheningan.....

"Ji Dwi ya... " ucapku lirih,

"Aku tahu kau menyukaiku, tapi... Aku..... " jawabnya.

.....terjadi keheningan......

"Tapi.... Aku.... Aku.... Seharusnya aku soo ya... Yang mengatakannya lebih dulu... Kenapa kau mendahuluiku? Hah? " sambungnya.

Wajahku pun terangkat dengan senyuman yang mengembang,

"Ya! Kenapa kau mendahuluiku? Hah? " tanya Ji Dwi  mendekatkan wajahnya padaku

....wajahku malu menatapnya dan mencoba menghindar....

"Aku begitu kesal saat mendengarmu mengatakannya, seharusnyakan pria yang lebih dulu mengatakannya pada wanita, apa kau sebegitu cintanya padaku? " sambungnya.

......

Aku mengangguk dengan pertanyaannya, disertai senyuman yang tersipu malu.

Ji Dwi pun membuka tasnya sembari berkata, "Soo ya..! Seharusnya kau hanya perlu mengangguk dan  menerima ini tau..., aku sudah lelah membelinya di pasar yang waktu itu, ....." sambil dia mengeluarkan sebuket bunga,

Aku hanya tersenyum malu dan menyinggung tangannya.

"Wae?..... " tanyanya heran dengan tingkahku. Lalu dia tersenyum lebar, kemudian dia berlutut....

"Ekhem.... Soo ya... Apa kau ingin menjadi wanita istimewa di dalam hidupku?.... Dan pastinya kau maukan? "

Aku tak tahu wajahku ini dalam keadaan yang terkontrol atau tidak, dengan perasaan yang campur aduk aku pun memejamkan mata kegirangan, dan mengambil buketnya kemudian berlari menjauhi Ji Dwi, aku hanya tertawa kegirangan sembari berbalik melihat wajah Ji Dwi yang tersenyum keheranan.

"SONG JI DWI..... KAU BEGITU JELEK, ANEH DAN KEKANAK KANAKAN, TAPI KENAPA AKU BEGITU MENYUKAIMU!!!! " teriakku dari kejauhan,

Dia tersenyum dan berlari menuju ke arahku, aku panik dengan kejarannya, aku pun berteriak dan berlari lebih kencang, namun dia dapat mengejarku dan memelukku, aku berteriak kaget, dan akhirnya kita tertawa bersama.

Hari itu adalah hari yang paling Indah dalam hidupku, yang tak pernah aku lupakan.



......keesokan harinya......

Jam menunjukkan pukul 06:08

Aku bangun pagi-pagi sekali, untuk memasakan sarapan pagi untuk Ji Dwi, dengan giat aku memasakannya sup tahu. Setelah sekian lama aku memasak, akhirnya.....

"Ji Dwi ya!! Apa kau sudah bangun? Ayo cepetan kebawah... " teriakku dari bawah tangga.

Kemudian aku melihatnya keluar menuruni tangga dengan rambut yang acak acakan dan wajah yang masih mengantuk.

"HaAaAah" dia menguap begitu besar

"Hahemmm" aku tertawa kecil dengan wajahnya itu,

Aku pun naik menjemputnya untuk segera menyuruhnya masuk ke kamar mandi,

Hoping For More Good DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang