16 : ingatan yang hilang

10 1 1
                                    

Ku buka mataku yang sedari tadi aku pejamkan. Terlihat seseorang yang berdiri di dekatku, ku sadar orang itu adalah Bi Shi. Wajahnya tak begitu jelas karena dia berdiri di hadapanku yang tengah terduduk di bawah lampu jalan untuk menghalau cahaya yang mengenai wajahku, dengan topi hitamnya, wajahnya agak terngiang dalam benakku, jika aku pernah melihatnya dalam ingatanku, matanya yang tajam, bibirnya yang tipis, bentuk pipi dan hidung hampir sama dengan anak yang tadi berada dalam ingatan masa kecilku. Alam seakan mendukung ingatan masa kecilku, angin bertiup sehingga membuat topi yang dipakai Bi shi terbang, membuat rambutnya terbang, sama persis dengan anak yang aku lihat dalam ingatanku. Bayanganku pun buyar saat dia membungkuk untuk mengambil topinya, sehingga cahaya dapat bebas menyilaukan mataku. Aku meredupkan kelopak mataku untuk menghalangi cahaya matahari ke mataku. Bayangan Bi shi pun dapat membebaskan mataku dari silaunya sinar Mentari, aku melebarkan kembali pandanganku.

"Apa kah kau sudah enakan? " ucapnya sambil membersihkan topinya.

Aku hanya terus menatapnya penasaran.

"Kau kenapa? " ucapnya tanpa memandang wajahku.

Aku pun langsung membuang wajahku dan tertunduk mematung.

Terdengar suaranya yang tertawa kecil "hhehmmm....kalau kau sudah baik. Kau boleh beritahu aku kapan pun kau mau. Aku akan menunggu.. " sambil dia berjalan menuju motor sportnya.

Karena penasaran, aku terus memandangi wajahnya dengan penuh selidik.

Sepertinya dia sadar apa yang tengah aku lakukan, dia pun berjalan mondar-mandir di dekat motornya.

Aku terus saja memandangi wajahnya, menerawang jauh kedalam ingatanku, menggambarkan berapa miripnya kedua orang yang ada di pikiranku.

Kemudian dia menghampiriku dan duduk di hadapanku.

Aku memandangi wajahnya yang jelas aku pandang.

Perlahan dia menggerakan tangannya dengan senyum yang mengembang di wajahnya, dia terus mendekatkan tangannya ke arah kakiku, tepatnya pahaku.

Merasa Agak aneh, aku mencoba menjauhkan kakiku yang tertutup dengan jaket hitam miliknya.

Mulai dekat tangannya, aku terus menghindar. Terus sampai dia berhasil menyentuh jaketnya. Dengan perasaan Yang campur aduk,

"YA!! " aku berteriak sambil bangkit menjauhinya.

Sembari tersenyum, dia mengambil sesuatu dari saku jaketnya, dan menghampiriku lalu memasangkan jaketnya ketubuhku.

Aku agak aneh dengan apa yang dia lakukan, bercampur malu, aku meliriknya yang tengah berada di belakangku, terlihat dia mengeluarkan sebatang rokok dari kotak yang tadi ia ambil.

Tak pikir panjang, aku pun langsung menghampirinya untuk mencegahnya, aku mengambil korek yang sedang ia sulut ke mulutnya. Dengan wajahnya yang terlihat kaget, aneh, heran dan sedikit malu, aku mengacungkan korek itu dan langsung ku buang, terlihat wajah Bi shi yang melotot mengikuti arah korek itu terjatuh, dengan rokok di mulutnya dia terpatung tak berkedip, aku pun tersenyum dan menghampirinya. Ku taruh lollipop di tangannya yang tengah berada di hadapan dadanya yang bidang, dia hanya memandang aneh pada tangannya yang tengah memegang lollipop, aku pun menepuk pelan lengannya yang berotot, kemudian berjalan menuju motor sportnya. Saat ku membalikkan badan terlihat Bi shi yang tengah tersenyum sedikit lebih lebar dari yang tadi sambil memandangi permennya.

"Permisi! Apa kita bisa lanjutkan perjalanannya? " teriakku

Bi shi hanya melirikku dengan senyuman coolnya yang mengembang. Aku hanya menaikan kedua alis dan bahuku.



Hoping For More Good DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang