Part 2

881 72 4
                                    

"Jarak benci dan cinta itu, hanya berbatas kertas tisu yang tipis dan mudah koyak"

-Greenut's Taste-

♡♡♡

Libra berjalan menelusuri koridor kelas dengan langkah gontai. Ia merasa sangat lelah hari ini.

Libra duduk halte bus depan sekolah sambil menunggu Ayahnya menjemput.

"Lama banget sih Ayah, katanya jam makan siang," kesal Libra, yang sudah satu jam menunggu.

TIN... TIN... TIN...!

Terdengar suara klason mobil yang membuat Libra yang awalnya mengantuk jadi tersentak kaget. Libra berpikir mobil siapa yang berhenti di depannya ini.

"Tunggu... tunggu... ini bukan mobil Ayah...," batin Libra .

"Bang Danieeel! pekik Libra "Suka banget bikin orang kaget!" lanjut Libra.

"Aelah! ngebacot ae si bocil! Ayo buru naik!" ujar Daniel sambil menahan tawanya.

Libra berjalan memasuki mobil, dan duduk di bangku penumpang "Kok jadi Bang Daniel sih yang jemput, bukannya Ayah, ya?" tanya Libra dengan nada kecewa.

"Kenapa? Lo gak suka kalo Gue yang jemput? Lo malu kalo Gue yang jemput lo gitu? Ya udah naik angkot sana!" ujar Daniel menggoda adiknya itu.

"Ya bukan gitu Bang. Herman aja! Kan tadi pagi, Ayah bilang mau jemput Aku," jawab Libra.

"Tadi Ayah yang nyuruh Gue jemput Lo, karna ada meeting mendadak di kantor," jelas Daniel.

"Owh!" balas libra.

"Itu doang tanggapan lo?" tanya Daniel jengkel.

Libra menatap heran "Lah? Terus apa lagi? Atau aku respon gini aja Oh gitu ya Bang Daniel ganteng, yang gantengnya kaya Shawn mendes. Tapi masih jomblo karna belum move on dari mantannya yang cantik, tapi masih cantikan aku sih udah tuh, panjang kan. Kek tali iketan topeng monyet."

"Ishh, ngeselin banget sih lo! Pake bawa-bawa mantan lagi! Kalo mantan Gue keselek ban motor gimana? Lo mau tanggung jawab? Itu lagi, pede banget bilang diri sendiri cantik, udah jelas-jelas jelek!"Apa lagi sekarang, tambah dekil, ewwhh! Kamseupay!" cela Daniel yang ingin memancing kemarahan Libra.

"Dekil, gigi Abang tu dekil! Aku lagi bete ya Bang ya!, jangan ganggu Aku! Lagi auto gak mood," ucap Libra lagi saat ini, sudah duduk manis di bangku penumpang dan Daniel telah menjalankan mobilnya membelah jalanan ibu kota.

"Idih sok-sok-an kagak Mood. Dikasi kayu selai stroberry juga balik mood Lu, lagian gak cocok ngambek! Lo gak ngambek aja jelek, apa lagi ngambek, ye kan. HAHAHA," Daniel tertawa iblis dan semakin membuat Libra semangkin kesal.

"Nyebelin banget sih!" suara Libra terdengar bergetar karena menahan tangisnya, lalu menunduk.

Daniel mendengar suara Libra yang serak "Eh! Abang gak sengaja Dek, gak serius itu, cuma becanda aja Ah! Kata siapa Adek Abang satu-satunya ini jelek? Biar abang tampol orangnya. Cantik kaya Selena Gemes gini dibilang jelek! Butek mata tuh orang!" Daniel mengeluarkan berbagai macan jurus rayuan gembelnya.

Bukan yang tenang, justru Libra sudah terisak di sampingnya "Jangan nangis dong, plisss! Abang kagak sengaja. Tadi itu lagi kangen aja denger Adek Abang yang manis kek gula aren ini ngoceh. Kan udah 8 jam kita pisah, wajar dong Abang kangen," ucap Daniel terus membujuk.

"Hikss... Hikss...!" Libra menangis, sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Abang jahat! Candaan Bang Daniel kasar! Menghina ciptaan Tuhan! ntar aku bilangin Bundo, biar Bang Daniel dimutilasi!" ucap Libra disela-sela tangisnya Libra dalam tangisnya.

 LibraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang