"Karna pada dasarnya. wanita itu harus diperlakukan dengan Istimewa"
-Greenut's Taste-
♡♡♡
Leo merasa aneh saat duduk bersebelahan dengan Libra, karena kejadian kemarin. Dia ingin minta maaf namun gengsi.
"Awas lo lirik-lirik gue terus, ntar lo naksir!" ketus Libra dengan mata melotot.
"Dih!"
"Apa dah dih dah dih? Inget ya, Lo gak bokeh lewatin batas ini! gue lagi murka! Ngerti?!"
Leo melihat ke arah meja yang telah dicoret Libra membentuk garis horizontal.
Leo terkekeh geli melihat wajah cemberut Libra. Lelaki itu memilih diam, karena tidak ingin masalahnya dengan Libra semakin runyam.
***
"Nyum... Nyum... Nyum...,""Enak gak?"
"Enyak!" jawab Libra sambil memakan batagornya dengan dengan wajah berseri.
Rio menatap Libra dengan wajah masam "Ya iya lah enak, orang itu gratis."
Libra berhenti mengunyah dan menatap Rio. "Jadi lo gak ikhlas jajanin gue? Dahal gue lagi sedih abis was sama Leo kemarin," ucap Rio dengan suara yang dibuat semenyedihkan mungkin.
"Bukan gitu. Tapi..-"
Drrtt... Drrtt... Drrtt...
"Bentar dulu, fans fanatik gue nelpon nih?" ucap Linra meletakan tangannya di wajah Rio.
"Bueeeh! Tangan lo anyep rasa tai!"
"Kaya pernah aja makan tai!"
"Suek bener!"
"Halo fans? Kangen Yaaa?" ucap Libra sambil tertawa cengengesan.
"Fans, fans, pala lu silindris! Gue di gerbang, keluar buru!" ucap Daniel di seberang sana.
"Ngapain bang Daniel di luar? Mau cari pacar biar gak jomlo lagi ya?"
"Jangan becanda sekarang Libra, Bundo masuk rumah sakit!"
"APA...? Bundo kenapa bang?" tanya Libra panik.
Rio yang lagi asik-asik makan batagor bekas Libra, langsung tersedak saus kacang.
"Bundo tiba-tiba pingsan di kamar mandi, sekarang lagi di rumah sakit sama ayah."
"Duh kenapa bisa gitu sih bang?"
Aduh dek! Lo kebanyakan bacot! Ayo buruan keluar!"
"Iya iya bang!"
Libra langsung berdiri dan menarik tangan Rio hingga lelaki itu tergopoh-gopoh mengiringi Libra.
"Woi! kamprett kira-kira dong kalo mau narik, kalau gue nyungsep gimana? Kegantengan gue yang haqiqi bisa hilang karna lo!" kesal Rio.
Libra tidak peduli dengan ocehan Rio, dia terus saja menarik tangan Rio, entah akan di ajak kemana. Rio menjitak pelan kepala Libra "Kita mau kemana peak?" tanya Rio.
Libra berhenti, mengacak rambutnya "Temenin gue ke meja piket Yo! Udah jangan banyak protes! ini Emergency banget. Jan bacot lagi pliss!" ucap Libra, lalu memarik lagi tangan Rio.
Namun Rio memberatkan badannya ke kelakang, sehingga Libra kesulitan menariknya. "Yo, bundo masuk rumah sakit Yo! gue mau minta ijin ke piket sekarang," ucap Libra lelah.
Mata Rio terbelalak mendengar ucapan Libra, ia tekejut bukan main, ia cukup dekat dengan Natasya, Bundo Libra "Kenapa lo gak bilang ke gue dari tadi ogeb!" bentak Rio.
Kini bergantian bukan Libra lagi yang menarik Rio, melainkan Rio lah yang menarik Libra. Bahkan Libra sampai kewalahan mengiringi langkan Rio yang besar dan cepat. Mereka terlihat seperti tuan yang sedang menarik sapi nya.
Rio juga cemas, ia sangat dekat dengan keluarga Libra. karena keluarga mereka bersahabat.
Bundo Libra telah menganggap Rio seperti Putranya sendiri. Begitupun sebaliknya dengan Mami Rio, ia sudah menganggap Libra sebagai putrinya sendiri. Kedua orang tua Rio sangat menyangi Libra, karna mereka tidak memiliki anak perempuan.
Rio memiliki seorang kakak yang sedan kuliah di Mexico, dan belum pulang hingga sekarang dan dulu seorang adik yang masih duduk di bangku SD, dan semuanya Laki-laki. hanya maminya yang paling cantik dirumah. Namun adik Rio sudah meninggal 2 tahun yang lalu karna penyakit Leukemia.
Dulu saat mereka kecil, Maminya selalu memarahi Rio, karna tidak mau bermain dengan Libra. Terkadang dia merasa Maminya lebih sayang dengan Libra dari pada dirinya.
Tapi itu dulu, sekarang tidak lagi. Karena dia juga menyayangi Libra, sama seperti Mami dan Papinya "Lo mau gue anter aja apa gimana?" tawar Rio.
"Gak usah deh, katanya bang Daniel mau jemput kesini." tolak Libra.
"Yaudah, kalo gitu, gue ikut!" pinta Rio.
Libra menahan Rio "Gak usah Yo. lo masuk aja, lo gak boleh Bolos Yo." larang Libra.
Rio mengerinyit kesal "Kenapa? Orang gue mau tengokin bundo gua, masalah buat lo?" ujar Rio jengkel.
Libra menghela napas "Buka gitu Mario! Tengokinnya kan bisa besok, lagian lo ada remedial bahasa Jerman kan hari ini, nanti buk Tuti marah Lho, emang lo mau ujian sendirian di kantor?" bujuk Libra.
"Kan ada Lo? Emang lo gak ikut Remedi juga?" tanya Rio heran.
Libra mengangkat dagunya ke atas "Lo kaya gak kenal gue aja. Lo liat dong siapa yang di depan lo ini," ucap Libra dengan pongah.
Rio memutar jengah matanya "Lubang idung biasa aja dah, upil lo nongol tuh!" ledek Rio. Libra hanya terkekeh.
"Tenang aja, nanti gue bilangi ke bundo kalo lo kangen, Ok? kalau gitu gue ke gerbang sekarang, bang Daniel udah nunggu" bujuk Libra.
Rio tersenyum tipis, "Terserah lo deh, tapi gue anter sampe gerbang ya," tawar Rio, yang di balas anggukan antusian dari Libra.
Rio mengantar Libra sampai gerbang.
Rio menyapa Daniel. Daniel juga temasuk teman kecilnya. Dulu ia hanya ingin bermain dengan Daniel, dan mengacuhkan Libra, Libra sampai menangis, dan mengadu pada Maminya.
"Gue jalan dulu ya, Yo." teriak Libra. Ia melupakan sesuatu. tidak mungkin berbalik lagi untuk mengambilnya, ia sangat terburu-buru. Rio!
"Yo, tas gue ketinggalan di kelas yo. Tolong bawain ya Mario yang tampan, plisss" Mohon Libra.
Rio memutar jengah bola matanya "Nyusahin aja sih lo!" kata Rio sewot.
"Makasih sahabat aku tersayang. You are my angel," ucap Libra, lalu melemparkan ciuman jarak jauh.
"And your my enemy! Dasar Alay, udah sana!" usir Rio.
"Shit!" umpat seseorang yang sedang memperhatikan mereka dari lantai atas. Dia melemparkan kaleng bekas minumannya dengan kasar, sebelum itu dia juga meremukan benda itu.
***
TBC
TOLONG KALIAN PENCET TOMBOL BINTANG DIBAWAH. KARNA MENCET TOMBOL ITU KALIAN ENGGAK PERLU BAYAR. DENGAN ITU KALIAN TETAP SUPORT CERITA INI. WKWKW
BERASA JADI ATTA HALILINTAR. WKWKW. DISINI SIAPA YANG A-TEAM? AYO ANGKAT KAKINYA.
KAMU SEDANG MEMBACA
Libra
Teen Fiction-UNPUBLISH DARI PART 3 - EPILOG. KARENA TAHAP REVISI- [SEBAGIAN PART DI PRIVATE. FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Libra adalah seorang gadis yang tidak meyakini akan adanya cinta sejati. Karena bagi Libra tidak ada manusia yang benar-benar tulus mencintai t...