"Ada kalanya, sesuatu yang telah kita buang akan terlihat lebih menarik saat sudah dimiliki oleh orang lain"
-Greenut's Taste-
♡♡♡
Daniel keluar dari ruangan Dosen, dengan perasaan Lega. Ia memilih duduk sejenak di sebuah bangku yang ada di pinggir jalan sambil menyesap air mineralnya.
Mata Daniel terkunci pada satu obyek yang berdiri di seberang jalan, seseorang yang pernah Daniel hancurkan.
"Dia-" lirih Daniel
***
Libra menggeleng bingung "Gue gak tau," ucapnya Libra dengan tatapan oon.
Tyas berdecak sebal "Ck! Masa lo kagak tau sih? Secara gitu lo kan sering keliling komplek ngeronda siang-siang, Libra si anak liar" celetuk Tyas.
Leo mengernyit menatap Tyas dengan tatapan bertanya "Liar?" tanyanya membeo.
Libra gelagapan. "Bu... bukan, bukan gitu," ujar Libra, sambil menatap horor pada Tyas.
"Hehe, woles gais, bukan gitu maksudnya. Libra ini udah sama kayak hansip komplek. Suka keliling, ngeronda," ucap Tyas, lalu tertawa.
Libra yang tidak terima dikatai hansip, melotot tajam pada Tyas "Eh monyong! mulut Lo asal ngejeblak aja ya, fitnah Lo. Inget! Fintah itu lebih kejam dari pada enggak ngefitnah," sanggah Libra.
"Lah? Emang bener kan?
Rio langsung mengiring dua temannnya itu keluar dari pintu rumah "Pritttt! stop, pelanggarang!" Rio bergaya seperti wasit sepak bola. Rio memegang, kepala Libra dan Tyas, dan sedikit mendorongnya.
Tyas menepis tangan Rio "Apaan sih lo! jangan sampe kekesalan gua beralih sama lo!" Ancam Tias.
Sedangka Leo menyalakan mesin motornya. memundurkan motor sport itu ke arah pagar. Rio pun tidak tinggal diam, dia langsung memanfaatkan keadaan itu, agar terhindar dari serangan Tyas.
"Eh Lib, Leo udah mau jalan tu" ucap Rio, Libra menengok ke arah Leo. "Naik gih! entar ditinggal, jalan kaki lo pulang!" tambah Rio mengingatkan.
Tiba-tiba saja perasaan Libra jadi aneh, antara gugup dan bingung "I... iya Rio, Yas gue pulang dulu ya."
Tyas menghampiri Libra "Hati-hati ya, kalau Dia ngebut, peluk aja@" bisik Tias ke telinga Libra.
Libra menatap Tyas horor "Apaan sih lo! Jan ngaco deh!" ucap Libra, berjalan ke arah Leo. Tyas tertawa terbahak-bahak melihat tingkah temannya itu.
Saat sampai di depan motor Leo, Libra ragu untuk naik, tapi dia menepis keraguan itu, Libra tidak mau menjadi bulan-bulanan Rio dan Tyas, si duo rusuh.
Libra memasang helm yang diberikan Leo, segera menaiki motor sport itu. Libra memegang bahu Leo, dan duduk manis di belakangnya. Leo memakai helm full face miliknya, membunyikan klason, lalu menggas motor sport itu.
Leo mempercepat laju kendaraannnya, ia merasakan bahunya seperti diremas. Ternyata memang benar Libra mencengkram kuat bahu Leo, sambil menutup mata rapat-rapat, Libra berharap ini bukan akhir dari hidupnya.
"Kenapa? lo takut?" tanya Leo memecah keheningan, saat ini mereka tengah berhenti karena lampu merah.
Libra menggeleng guugp "Ng... nggak, enggak takut! Buat apa takut! Cuma naik motor kok! Biasa aja," jawab Libra berusaha untuk tetap bersikap santai.
Leo tersenyum meremehkan "Kalo lo gak takut, kenapa Lo remas bahu gue? Atau lo mau gantian, modus ke gue?" tanya Leo.
Libra melihat tangannya ada di bahu Leo, dan langsung menarik tangan itu "Mana? gak ada! Lagian ngapain Gue modus ke lo, gak ada untungnya juga!" kilah Libra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Libra
Teen Fiction-UNPUBLISH DARI PART 3 - EPILOG. KARENA TAHAP REVISI- [SEBAGIAN PART DI PRIVATE. FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Libra adalah seorang gadis yang tidak meyakini akan adanya cinta sejati. Karena bagi Libra tidak ada manusia yang benar-benar tulus mencintai t...