19. -said, sad-

9.9K 1.6K 205
                                    

'Cinta itu tidak nyata, tidak ada kata Cinta untuk seorang Kim Hana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Cinta itu tidak nyata, tidak ada kata Cinta untuk seorang Kim Hana. Semuanya hanya semu, seperti halnya kebahagiaan yang mati-matian ia raih hingga saat ini.'

...

Suara bising yang sepertinya berasal dari arah dapur dan dua orang yang tengah berbincang terdengar oleh Sehun saat ia beranjak dari tempat tidur.

Dengan wajah setengah mengantuk dan rambut acak-acakan, Sehun berjalan keluar dari kamarnya dengan gontai. Tujuannya adalah dapur, asal dari suara-suara yang ia dengar di pagi hari.

Ah, pagi harinya kali ini terasa lebih hidup. Ada bau masakan yang menggugah selera dan ditambah dua makhluk yang kini tengah berbincang di sana. Junmyeon yang duduk di salah satu kursi meja makan, juga Hana yang tengah menata sarapan di atas meja.

"Kau akan keluar hari ini?"

"Bersama siapa?"

"Teman."

Samar-samar Sehun mendengar obrolan antara Hana dan Junmyeon saat ia berjalan mendekat.

Junmyeon yang menyadari kedatangan Sehun pun menoleh pada pria yang masih dengan penampilan bangun tidurnya.

"Kau belum bersiap?" tanyanya dengan nada jengkel.

Sehun hanya menguap malas dan menggaruk kepalanya, semakin membuatnya berantakan. "Aku masih mengantuk Hyung," gumamnya, ikut duduk di sebelah Junmyeon.

"Memangnya semalaman kau tidak tidur?"

Junmyeon meneliti wajah Sehun, yang memang teramat kusut seperti orang yang tidak tidur satu minggu, membuatnya mengernyit heran.

Sehun tidak menjawab, melirik pada Hana yang tengah sibuk di wastafel dapur, menatap punggungnya. Sebelum kemudian menempelkan kepalanya di atas meja dengan tangan bersedekap.

"Aku hanya tidur tiga jam," gumam Sehun.

"Apa?!"

Junmyeon berteriak, oh tidak, sepertinya pria itu mendengar gumaman Sehun. Jangan lupakan tangannya yang ikut andil memukul belakang kepala Sehun, membuat pria itu berjengit kesakitan.

"Hyung!!"

Sehun ikut berteriak, bangun dari acara tidur sejenak nya, sambil memegangi belakang kepalanya yang terasa berdenyut nyeri. Tidak terima atas penganiyaan yang di lakukan Junmyeon padanya.

"Lihatlah wajahmu yang jadi seperti dengkul kuda itu! Sudah kukatakan kemarin kalau besok ada pemotretan  Louis Vuitton dan jangan membuat ulah bocah!" oh tidak, jiwa macan betina yang bersemayam di tubuh Junmyeon mulai keluar, dan itu tanda bahaya untuk Sehun.

Sehun bangkit dari duduknya, masih dengan memegangi belakang kepalanya, pukulan Junmyeon tidak main-main. Ia hendak bermaksud menjelaskan kenapa ia bisa jadi seperti sekarang.

Hatred [ two ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang