07. -unfair-

11.3K 1.9K 119
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

"Bisakah kau berhenti mengikutiku?" ucap Hana kesal.

Bagaimana ia tidak kesal, sejak beberapa hari yang lalu. Hari di mana untuk pertama kalinya Sehunㅡorang yang menabraknya. Datang ke dalam kamar di mana ia di rawat. Lalu mengatakan hal gila, dan menempel pada Hana seperti permen karet.

Hana sempat terkejut dengan kedatangan pria dewasa itu, namun Hana terlalu pandai mengontrol emosinya dan lebih terkesan bersikap biasa saja. Sudah Hana duga kalau pertemuan itu akan menuntunnya pada kesialan, dan itu terbukti sejak beberapa hari terakhir.

Dimana Sehun terus saja mendatanginya, seolah ia tidak memiliki kegiatan lain untuk dilakukan selain duduk memerhatikan Hana tanpa bosan dan tak lupa mengatakan hal-hal gila seperti yang dikatakannya beberapa hari yang lalu.

"Tolong pergi, aku tidak berminat sama sekali." usir Hana, ia sudah benar-benar jengah dengan kelakuan Sehun yang terkesan kekanak-kanakan.

Pria ini gila! Tidak waras. Hana yakin itu, seribu persen yakin. Beberapa hari yang lalu Sehun mengatakan hal gila, tentu saja itu gila. Bagaimana bisa ia mengatakan bahwa Hana harus menjadi kekasihnya. Oh sial.

Pasalnya Sehun mengatakan itu seperti Tenㅡteman sebangku Hana di sekolah. Yang meminjam pensil karena lupa tak membawa miliknya, sangat terkesan asal-asalan dan tidak berminat sama sekali. Oh maaf, Hana tidak tersentuh sama sekali dengan ucapan yang keluar dari bibir manis milik pria putih itu, Hana bahkan merasa muak.

Hana kira orang yang mengatakan hal gila itu bukanlah Oh Sehun, melainkan seorang pasien Rumah sakit jiwa yang tersesat. Namun sayang dia benar-benar Oh Sehun, dia datang bersama manajernya Junmyeon.

"Aku tidak akan pergi sampai kau menyetujui menjadi kekasihku." ucap Sehun enteng, seolah yang ia katakan bukanlah masalah besar.

"Ahh, tapi seperti aku tidak membutuhkan persetujuanmu. Kau sudah menjadi kekasihku sekarang."

"Kau gila ya?"

"Terima Kasih." kata Sehun, tersenyum tipis, yang lebih terkesan di paksakan. Seolah itu adalah pujian yang sangat mengangumkan.

Mengabaikan pria gila di sebelahnya, Hana berjalan menuju pintu keluar dengan ransel juga kardus yang masih Setia Hana bawa. Tapi langkah kaki Hana terhenti kala melihat pemandangan yang tersaji di depan matanya.

"Aku sudah mengatakan pada media, kalau aku sedang menemani kekasihku di rawat."

Hana menatap Sehun tajam, tidak percaya pria jangkung itu akan berbuat sampai sejauh ini. Sedangkan Sehun yang mendapat tatapan tajam dari Hana, hanya mengangkat bahu acuh.

"Kau bercanda?"

"Tentu saja. Tidak." jawab Sehun cepat, ia berjalan mendekat pada Hana dan berdiri di depannya.

Hatred [ two ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang