08. -you're the first-

12.7K 1.9K 142
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...


"Dimana dia?"

Kedua manik coklat Gaeun menelusuri seluruh sudut apartemen, mencari sosok yang menjadi tujuan ia datang ke apartemen milik Sehun selain menemui sang pemiliknya.

"Dia sekolah." jawab Sehun malas, sambil menyuapkan spageti yang di bawakan Gaeun beberapa saat lalu.

"Heh?"

Gaeun berbalik cepat kala ia tengah mengambil soda dari dalam kulkas, lalu berjalan mendekat pada Sehun. Ia menatap tak percaya pada Sehun sambil menyimpan soda yang tadi ia ambil di sebelah piring berisi spageti yang tinggal sedikit.

"Dia masih sekolah? Kau gila." kata Gaeun, menggeleng tidak menyangka.

Tangan Sehun mengambil soda yang tadi dibawakan Gaeun lalu meneguknya hingga habis. "Itu salahmu." ucapnya menatap Gaeun yang sudah mendudukkan diri di sebrang meja.

"Kau memaksaku untuk segera menyelesaikan masalah skandal, dan itu jalan satu-satunya." kata Sehun, ketika ia melihat raut Gaeun yang tidak terima kala ia mengatakan kalau ini salah wanita itu.

"Jangan khawatir sayang, dia hanya anak kecil." Sehun, bangun dari duduknya. Berjalan kebelakang Gaeun dan memeluknya, dagunya ia sandarkan di bahu milik Gaeun.

"Semua akan kembali seperti sebelumnya, kau juga sudah disini jadi kau harus bertanggung jawab karena sudah membiarkan aku bermain menggunakan tanganku selama beberapa hari terakhir. " ucap Sehun seduktif, mengecup pelan bahu putih Gaeun yang terpampang di depannya, Sehun benar-benar tak bisa menahannya sekarang, melihat kulit putih Gaeun yang terekspos karena mengenakan dress tanpa lengan.

"Kau yakin dia benar-benar tidak menyukaimu dan bukan berpura-pura supaya dia bisa dekat denganmu?"

"Tentu tidak, aku sudah memastikan semuanya."

"Jangan biarkan anak kecil itu menyentuhmu saat dia tinggal di sini hmm..?"

"Tentu saja, aku hanya milikmu." kata Sehun, sebelum menarik Gaeun menuju kamarnya.

...

"Jadi, kita satu kelompok lagi?"

Bibir Hana terangkat, menampilkan senyuman tipis sebagai jawaban kala mendengar ucapan Taeyong yang duduk di sebelahnya sejak Guru Hong memberikan tugas untuk kelompok yang berisikan tiga orang.

"Kalian saja yang mengerjakan, aku tidak membawa tasku." kata Ten, ia menyadarkan punggungnya pada sandaran kursi, sambil menguap malas.

Hana tidak keberatan sama sekali, bahkan ia akan lebih baik jika mengerjakan tugasnya sendirian. Lain halnya dengan Taeyong ia malah memukul belakang kepala Ten, membuat pria yang bertampang berandalan itu meringis. Ah, Ten memang berandalan sekolah.

Hatred [ two ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang