Part 4

20.2K 2.2K 93
                                    


Pagi itu Lathan terbangun dari tidurnya ketika mendengar ke gaduhan yang terjadi di dapur.

Pria itu melihat Rery yang sibuk memasak di sana.
Berlari kesana kemari dengan membawa spatula.

Pria itu hanya memperhatikan tingkah pemuda 22 tahun itu dari sofa tempatnya tidur semalam.

Perlahan Lathan beranjak dari duduknya, dia berjalan menuju ke dapur.
Pria itu berdiri sembari melipat kedua tangannya di dada sembari bersandar di kusen pintu.
"Apa yang sedang kau lakukan...?"

Pertanyaan itu membuat Rery kaget, dia menoleh kearah Lathan yang terlihat mempesona meskipun dia baru saja bangun tidur.

Mata biru cerahnya tetap menakutkan meski tidak terlihat seperti sebelumnya.
Mata itu agak redup pengaruh si empunya baru saja membukanya.

"Aku membuatkanmu sarapan..."
Ucap Rery sembari mematikan Stove,
Pemuda itu segera meletakkan telur dadar yang baru saja dia goreng ke atas roti bakar yang ada di piring.

Diapun mengangkat kedua piring di depannya dan meletakkannya ke atas meja.

"Ayo sarapan...maaf aku tidak bisa memasak masakan yang lebih enak di pagi hari karena aku harus buru-buru berangkat bekerja..."
Ucapnya pada Lathan yang berjalan mendekati meja makan.

Dia segera duduk bersama dengan Rery di sana.

Senyum kecil tersungging di sudut bibir Lathan.
"Setiap hari kau makan seperti ini...?"
Tanyanya sembari melihat  menu sarapan di atas piringnya.

Rery menggeleng
"Aku tidak pernah sarapan di rumah, aku biasanya membeli di luar saat perjalannan ke kantor.
Itupun jika masih sempat, jika tidak aku tidak sarapan..."

"Kau harus memperbaiki cara hidupmu..."
Ucap Lathan sembari memotong telur goreng di atas piringnya dan memakannya.

Dia memperhatikan Rery yang sudah rapi memakai kemeja warna putih di padu dasi warna biru tua.
Rambut coklat gelapnya di sisir dengan gaya side part.
Membuatnya terlihat agak tua dari usianya.

"Jangan cemas aku baik-baik saja dengan cara hidup yang seperti ini..."

Lathan tampak tersenyum.
"Tunggu saja sampai usiamu sama dengan usia ku, dampaknya akan mulai terasa..."

"Aku harap hal seperti itu tidak akan terjadi...
Aku selalu makan di siang dan malam hari.
Kalau waktu makan itu aku tidak pernah ketinggalan"

Lathan kembali tersenyum menanggapi ucapan Rery barusan.

Tidak butuh waktu lama Rery menghabiskan sarapannya, pemuda itu segera pergi bekerja,
Meninggalkan rumahnya.

Sedangkan Lathan setelah selesai sarapan, berdiri di dekat jendela dan memperhatikan Rery yang berjalan di jalan menuju ke seberang jalan.
Ternyata pemuda itu naik bus umum untuk pergi bekerja.

Lathan segera mengeluarkan ponselnya dan menelfon seseorang...
"Kau boleh kemari...sepertinya orang-orang yang memburuku sudah mulai berkurang.
Tapi kau harus tetap hati-hati jangan sampai ada yang tau kau menemui ku...
Bawa juga beberapa kebutuhkanku yang kemarin sudah ku sampaikan pada mu..."
Perintah Lathan yang di iyakan oleh orang yang ada di ujung telfon.

Di sisi lain, Rery yang sudah sampai di kantornya mulai mengerjakan laporan yang kemarin sempat di berikan atasannya untuk di perbaiki.
Karena semalam tiba-tiba terjadi hal yang tidak terduga.
Hingga membuatnya melupakan tugasnya itu...

Pria setengah baya yang kira-kira berusia 40 tahun tampak menghampiri Rery.
Orang itu melihat Rery sibuk mengetik laporannya di komputer,
Saat pria itu menegurnya.

Secret Base (Selesai) BOOK 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang